Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Assane Diao, Emas Temuan Manuel Pellegrini yang Masuk Radar Manchester United (Wonderkid Series)

16 Desember 2023   09:45 Diperbarui: 16 Desember 2023   11:44 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Assane Diao di pertandingan La Liga. https://www.diariodecadiz.es/

Wonderkid Series adalah kumpulan artikel berisikan pemain sepakbola muda di bawah usia 19 tahun, yang telah mendapatkan waktu bermain reguler di klubnya. Seri artikel ini akan mencoba memberikan referensi calon pemain-pemain bintang dunia di masa depan dari semua posisi bermain di lapangan.

La Liga Spanyol kerap kali berhasil lahirkan calon bintang-bintang hebat dunia. Sistem tiki-taka 4-3-3 yang berhasil buat Barcelona berjaya di era 2008-2014, dijadikan blueprint Timnas Spanyol di segala kategori umur. Dua gelar Euro dan satu gelar Piala Dunia dijadikan bukti bahwa upgrade dari total football itu cocok untuk dijadikan basis kurikulum di tingkat akademi.

Akademi La Masia, Real Madrid Castilla dan sebagainya tak pernah henti hasilkan pemain terbaik, bukan hanya yang berasal dari Spanyol, tapi juga seluruh penjuru dunia. Kini kita mengenal Takefusa Kubo sebagai andalan Real Sociedad untuk lolos 16 besar Liga Champions 23/24. Tetapi jauh ke belakang, ia merupakan produk jebolan La Masia, sebelum diikat oleh Real Madrid tahun 2020. Persaingan di antara pemain akademi juga sebegitu kerasnya sampai-sampai Take Kubo harus merelakan 2 tahunnya kembali ke Liga Jepang dahulu sebelum hijrah ke Los Blancos.

Meski begitu, tidak semua akademi hasilkan pemain yang cocok dengan patron tiki-taka. Klub-klub selain Barca, Madrid, Atletico dan Valencia juga mengembangkan pemain-pemain muda bertipikal fisik dan klinikal. Inaki Williams dan Nico Williams jadi contohnya di Athletic Bilbao, begitu juga dengan Yeremy Pino yang sedianya menjadi pemain sayap klasik di Villareal. Barcelona juga musim ini menelurkan produk "anomali" dalam diri Marc Guiu, penyerang nomor 9 murni.

Jauh dari hingar-bingar pemain klub besar tersebut, Manuel Pellegrini, pelatih senior yang kini menangani Real Betis, memberikan karpet merah bagi pemuda kelahiran Ndongane, Senegal, bernama Assane Diao. 

Aksi Assane Diao di pertandingan La Liga. https://www.diariodecadiz.es/
Aksi Assane Diao di pertandingan La Liga. https://www.diariodecadiz.es/

Profil

Assane Diao lahir pada 7 September 2005, dimana kini telah genap berusia 18 tahun. Pada usia 3 tahun, ia dan keluarganya meninggalkan tanah kelahirannya Senegal untuk tinggal di Spanyol. Ia memiliki saudara kembar, Ousseynou Diao, yang kini berada di Tim Youth Cadiz. Cadiz menjadi tempat bagi kedua bersaudara ini untuk menempa skill sepakbolanya, hingga tiba tawaran dari Real Betis bagi Assane Diao pada Juli 2021 untuk bergabung ke sesama klub Andalusia tersebut.

Hanya butuh waktu satu tahun baginya bermain di Real Betis Youth, hingga akhirnya Manuel Pellegrini mempromosikan di awal musim ini (2023/2024) saat usianya masih 17 tahun. 21 September 2023, ia mendapatkan debut bagi Los Verdiblancos saat partai perdana Europa League melawan Rangers di Glasgow, yang sayangnya berkesudahan dengan kekalahan 0-1 bagi tim hijau-putih. Pada Jumat (15/12) dinihari tadi, Assane Diao dkk kembali alami kekalahan dari wakil Skotlandia tersebut, hingga membuat mereka tersingkir dari ajang Europa League 23/24.

Debutnya di La Liga terjadi di Jornada ke-7, saat Real Betis bertandang ke Granada. Bermain 81' menit, penyerang sayap ini berhasil ciptakan gol debut di babak kedua, saat tendangan kaki kirinya menghujam deras ke kiri gawang Andre Ferreira. Sayangnya tuan rumah berhasil samakan kedudukan di akhir pertandingan.

Musim ini (23/24), hingga Jornada ke-16, ia sudah total bukukan 16 penampilan dan 4 gol dari tiga kompetisi yang diikuti Real Betis. Di La Liga, asuhan Pellegrini masih tertahan di peringkat ke-7, sementara di Copa del Rey mereka berhasil lolos ke babak ketiga. Sayangnya panggung Eropa sudah berakhir bagi Diao, karena kekalahan 2-3 atas Glasgow Rangers tempatkan Real Betis di urutan ketiga Grup C.

Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) menangkap peluang untuk memasukkan Assane Diao menjadi aset pemain Timnas Spanyol. Diao menerima panggilan untuk Timnas Spanyol kategori umur U18, U19, dan U21 dengan total 10 penampilan plus sumbangsih 2 gol. Terbaru, ia menjadi andalan Timnas Spanyol U-21 untuk arungi kualifikasi Euro U21. Di skuad asuhan Santi Denia, Diao menjadi personil termuda dan mendapatkan waktu bermain cukup banyak, meski belum hasilkan gol dalam 4 penampilannya.

Terkait kewarganegaraan, pemain bertinggi 1.85 meter itu masih mempunyai 2 pilihan antara Timnas Spanyol dan Timnas Senegal, negara asli keluarganya. Federasi Spanyol sendiri tampaknya tidak terburu-buru untuk memasukkannya ke skuad senior seperti mereka lakukan pada Lamine Yamal, karena kedua pihak sama-sama sadar bahwa persaingan untuk posisi penyerangan Timnas Spanyol sangat ketat. Perlu dipertimbangkan juga langkah yang diambil Inaki Williams dari Bilbao, yang memilih Ghana sebagai negara yang ia bela, alih-alih memilih Spanyol tempat tinggalnya.

Jika membela Senegal, ia akan mendapatkan previlege karena posisinya praktis akan langsung menggantikan legenda negeri, Sadio Mane. Banyak caps yang bisa ia dapatkan di skuad asuhan Aliou Cisse itu. Gaya bermainnya juga lebih cocok di permainan Senegal, karena untuk Timnas Spanyol banyak pemain bertipe fisikal yang gagal menyatu dengan blueprint formasi mereka. Adama Traore, Diego Costa, Mikel Oyarzbal, dan Rafa Mir selalu kesulitan dengan "pemaksaan" bermain lewat bola-bola pendek ala Spanyol. Patut ditunggu juga, apakah De La Fuente selaku pelatih Timnas Spanyol mempunyai pandangan berbeda terhadap Assane Diao.

Kemampuan

Assane Diao awalnya bermain sebagai gelandang tengah di tingkat akademi, namun berubah posisi ketika sudah membela Real Betis Youth. Meski ia bisa ditempatkan di tiga posisi paling depan, posisi favoritnya adalah sayap kiri dengan tipikal direct attack. Kaki terkuatnya adalah kaki kanan, tapi di banyak kesempatan ia terlihat fasih juga dengan kaki kirinya dalam menggiring maupun menembak bola. Pemain yang dapat dijadikan kiblat permainannya adalah Wilfried Zaha, Ivan Toney, Sadio Mane dan Inaki Williams.

Tidak perlu waktu lama baginya untuk memutuskan masuk ke kotak penalti alih-alih memikirkan visi mengalirkan bola pendek. Jadi, ia akan bisa jadi andalan di tim bertipe direct seperti Chelsea, Manchester United ataupun Liverpool, daripada tim yang suka menguasai bola seperti Manchester City atau Arsenal. Bola yang berada di kakinya beresiko besar untuk hilang, tapi sekalinya ia berhasil membawa ke depan, maka akan ada bencana untuk pertahanan lawan.

Fisiknya juga sangat prima dengan tinggi 1.85 meter plus badan berotot. Ia tak segan melakukan body charge dalam perebutan bola atas ataupun bola kedua. Tanggung jawabnya untuk bertahan juga lebih besar, mengingat usianya yang masih muda. Toney, Zaha dan Mane kerap terlihat "malas" untuk bertahan, tapi Assane Diao lebih dari mampu jika harus memerankan posisi nomor 7 ataupun nomor 11 dalam skema 4-4-2. Alasannya lebih karena, ia aslinya merupakan seorang gelandang tengah.

Hal yang masih bisa diimprove dalam kemampuannya ada dua. Pertama terkait visi bermain, dimana ia sama persis dengan kebanyakan talenta-talenta Afrika yang agak sedikit "grasak-grusuk". Perkembangan pasti ia akan dapatkan di bawah asuhan Pellegrini, salah satu pionir pembentuk permainan Manchester City. Dengan tim muda Spanyol, ia juga akan mendapatkan berbagai pengetahuan tentang game-of-play gaya Eropa yang kini cenderung lebih sedikit dalam menyentuh bola. Masih banyak waktu untuknya di usia 18 tahun bisa belajar dengan rekan-rekan seperti Isco, Guardado, dan Guido Rodriguez di Real Betis.

Hal kedua yang bisa ditingkatkan adalah insting mencetak gol-nya. Pemain bertipe direct-attacker sepertinya akan selalu dinilai dari kontribusi gol. Seiring bertambahnya laga yang dijalani, ia akan menjadi semakin klinikal di depan gawang. Ivan Toney bisa jadi tolak ukur baginya, dimana sebuah sentuhan, baik dari kaki ataupun kepala dapat memulai sebuah hal yang besar dalam serangan.

Prospek

Manchester United secara serius menaruh ketertarikan pada pemain kelahiran Ndongane ini. Market Value-nya sekarang masih cukup rendah di kisaran 136 milyar rupiah, hendak diperbaharui kontrak oleh Real Betis agar tidak kehilangan permata-nya ini dengan harga murah. Ada waktu bagi Assane Diao untuk memikirkan perpanjangan kontrak, yang pasti akan diberikan manajemen Verdiblancos sebelum musim berakhir. Ia masih terikat kontrak hingga Juni 2027. 

Karena sudah bermain di La Liga, biasanya hanya ada satu jalan untuk pindah bagi pemain terbaik, yakni Premier League. Assane Diao tampaknya akan kesulitan untuk mengembangkan karier di Real Madrid ataupun Barcelona, meski masih mungkin baginya untuk bermain di bawah asuhan Diego Simeone. Atletico Madrid kerap cocok dengan pemain menyerang bertipe petarung sepertinya, untuk menemani legenda klub, Antoine Griezmann.

Seperti penjabaran di atas, tim Premier League yang cocok memakai jasanya adalah selain City dan Arsenal. Jika jalan ke Manchester United terbuka, ia akan terlibat persaingan langsung dengan Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho. The Blues Chelsea juga sudah menumpuk Christopher Nkunku, Mudryk dan Sterling di posisi winger, meski Diao jika pindah ke sana akan mendapati rekan sesama Senegal, Nico Jackson. Liverpool juga tengah menikmati umur keemasan Luis Diaz dan Diogo Jota, jadi akan sulit dalam waktu dekat ini bagi pemain lain untuk gantikan posisi mereka. Aston Villa dan Spurs jadi yang paling masuk akal baginya sebagai batu pijakan "menjajah" kompetisi terbesar di dunia tersebut.

Bagaimanapun juga, Manuel Pellegrini pasti paling tahu apa yang terbaik baginya. Assane Diao juga akan mendengarkan pelatih sekaligus orang yang memberinya "karpet merah" dalam perjalanan karier sepakbolanya itu. La Liga tampaknya masih akan jadi tempat baginya di setengah dekade ke depan, untuk dikejutkan dengan sepak terjang pemuda asal Senegal, Assane Diao.

 

*Berikut penulis sertakan artikel Wonderkid Series yang akan selalu di update

1. Wajah Masa Depan PSG dan Timnas Prancis itu Bernama Warren Zaire-Emery

2. Roony Bardghji, Mutiara Swedia Kelahiran Kuwait Siap Taklukkan Eropa

3. Mengenal Arthur Vermeeren, Bocah Belgia Perebut Hati Barcelona

4. Siapakah Gabriel Moscardo? Salah Satu Berlian Langka dari Negeri Samba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun