Kemampuan
Pemain yang ayahnya juga seorang pemain sepakbola ini, memiliki posisi asli Gelandang Tengah nomor 8. Tapi di PSG ia bisa dimainkan berbarengan dengan pemain nomor 8 lainnya, Vitinha, dalam formasi 3-4-2-1. Fleksibilitasnya dalam bertahan dan menyerang sangatlah eksepsional. Peran yang ia jalani mengingatkan pada N'golo Kante saat Chelsea juarai Liga Champions musim 2020/2021, ia berada dimana-mana.
Gestur permainannya strict atau tidak banyak "goreng". Dalam menyerang ia bisa memainkan kombinasi umpan serta berikan umpan lambung terobosan seperti Cesc Fabregas. Assist yang akan diingatnya musim ini adalah ketika memberikan umpan pada Lucas Hernandez saat PSG cukur AC Milan 3-0 di Paris.
Dalam bertahan, ia gemar melakukan body-ball sekalipun tinggunya hanya 1.78 meter. Fisiknya cukup kuat untuk "mengambil" tubuh lawan saat posisi mengontrol bola. Rerata tacking-nya pun cukup tinggi dengan 1.5 kali per laga merujuk data dari whoscored.
Satu lagi yang patut dicatat adalah ia sudah mencetak 3 gol di musim ini, menunjukkan bakatnya melakukan finishing juga. Cara nya menendang bola dalam beberapa kesempatan menunjukkan dia memiliki trademark khusus, yakni "mencocor". Tembakan ini menggunakan ujung sepatu dengan sapuan yang keras, membuat bola akan bergerak spin dengan kencang. Umumnya pemain-pemain futsal menggunakan teknik ini karena cocok dengan alas kaki datarnya.
Hal yang masih bisa dikembangkan lagi oleh Zaire-Emery adalah duel bola atasnya. Untuk posisi double-pivot sepertinya sekarang akan sangat rentan menghadapi duel udara, terutama melawan tim dengan low-block. Strategi cover bola kedua seperti yang dilakukan oleh N'golo Kante bisa dicontoh oleh sang junior, yang tinggi badannya tidak terlalu menjulang.
Prospek
Sebagai produk asli akademi PSG, bisa diyakini bahwa ia akan bertahan setidaknya 5 tahun ke depan. Itu semua tergantung konsistensi Zaire-Emery di lapangan, sambil berharap dijauhkan dari cedera berat. Ban kapten mungkin pula melingkar di lengannya jika Kylian Mbappe jadi cabut dalam waktu dekat ini, mengingat Marquinhos sudah tidak muda lagi sebagai vice-captain. Ia punya pengalaman menjadi pemimpin di tim usia muda Prancis.
Jikalau berandai-andai ia harus pindah, sepertinya Real Madrid dan Barcelona sudah kebanyakan stok pemain muda untuk posisi yang sama dengannya. Ia akan lebih cocok langsung hijrah ke Premier League, tempat para gelandang sejati saling bertarung. Manchester City dan Arsenal dapat menjadi destinasi berikutnya karena gaya main taktisnya.