Tentu para pecinta bola masih ingat bagaimana ajaibnya Premier League musim 2015/2016 menelurkan juara baru, Leicester City. Skuad asuhan Claudio Ranieri akan diingat sepanjang masa sebagai sebuah Cinderella Story karena berhasil sisihkan klub-klub Big Six, yakni Manchester City, Manchester United, Chelsea, Liverpool, Tottenhan Hotspur dan Arsenal. Nama klub terakhir adalah runner up di musim itu, dengan selisih 10 poin di bawah The Foxes, julukan Leicester City.
Setelah mimpi indah itu, perlahan Leicester menghadapi penurunan performa yang didasari oleh banyak hal. Terutamanya adalah pemain-pemain utama mereka dipereteli klub-klub Inggris lainnya, seperti N'golo Kante, Riyad Mahrez, Danny Drinkwater dan Ben Chilwell.Â
Musim berikutnya, dimana pertamakalinya klub kebanggaan warga Leicester berlaga di Liga Champions, ternyata tidak bisa mengatasi jadwal yang padat hingga akhirnya harus puas terbenam di peringkat ke-12 Premier League. Berita terbesar musim itu, tentu saja pemecatan "tak termaafkan" yang dilakukan oleh petinggi klub kepada Claudio Ranieri. Banyak pihak mengkritiknya, terkhusus suporeter Leicester City sendiri.
Dan akhirnya musibah duka terjadi tepat di luar King Power Stadium, 27 Oktober 2018. Helikopter yang mengangkut Vichai Srivaddhanaprabha selepas laga melawan West Ham, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan orang nomor satu di klub Leicester City itu meninggal dunia. Dunia sepakbola berduka, terutama klub berlambang rubah biru ini. Presiden klub yang menjabat sejak 2011 ini tinggalkan kenangan abadi berupa juara Premier League kepada klub kesayangannya.Â
Kerja keras klub berikutnya, selepas wafatnya sang pemilik, sempat berbuah Piala FA musim 2020-2021 dengan kalahkan Chelsea 1-0 di Final. Musim itu dan musim sebelumnya (2019/2020) adalah musim terbaik sejak juara tahun 15/16, dimana asuhan Brendan Rodgers tutup kampanye Premier League dengan selalu menduduki peringkat ke-5.Â
Tahun lalu, musim 2022/2023 adalah titik baliknya. Jamie Vardy dkk tak kuasa bersaing dengan tim-tim Premier League lainnya sehingga hanya duduki peringkat ke-18 di liga, membuat mereka terdegradasi ke Divisi Championship. Banyak pemain langsung putuskan pergi, seperti Caglar Soyuncu, James Maddison, Harvey Barnes, Youri Tielemans hingga Timothy Castagne adalah pemain utama yang langsung putuskan hengkang karena ogah berlaga di kompetisi kelas 2.
Lalu Apa Kabar Leicester City Sekarang?
Rupanya mereka memang tidak berniat lama-lama tenggelam. Skuad yang kini ditukangi Enzo Maresca bisa puncaki Divisi Championship hingga pekan ke-19, dengan mengumpulkan 46 poin. Mereka akan pastikan menjadi peringkat dua tertinggi di akhir musim, sehingga dapatkan tiket promosi otomatis ke Premier League, alih-alih harus susah payah playoff di antara peringkat ke-3 hingga ke-6.
Peluang The Foxes sangat besar, mengingat pesaing terdekat mereka adalah Ipswich Town, klub tempat Elkan Baggott bermain, memiliki 45 poin di posisi ke-2. Sementara peringkat ke-3 diduduki Leeds United dengan 38 poin, terpaut 8 poin jauhnya. Fokus merekapun dapat terjaga, karena sudah tidak lolos Carabao Cup, dan kini sembari menunggu pertandingan pertama pala FA melawan Millwall 6 Januari 2024.Â
Siapakah Enzo Maresca?