Seperti analogi yang sering diberikan banyak pengamat bola, bahwa Timnas Jerman layaknya Panzer yang akan semakin panas mesinnya seiring bertambahnya waktu. Panzer Muda, Timnas Jerman U17, kini di penghujung jalan untuk bisa mengawinkan Piala Dunia U17 dengan gelar Euro U17 yang sudah diraihnya 3 Juni lalu lewat adu penalti, menghadapi lawan yang sama, Prancis.
Laga akan berlangsung di Stadion Manahan Solo, Sabtu (2/12) jam 19.00 WIB.
Preview Jerman U17 vs Prancis U17
Laga dramatis tersaji saat semifinal, selasa (28/11) lalu dimana Jerman berbagi skor 3-3 dengan Argentina dalam dua babak, hingga mewajibkan mereka menjalani adu penalti. Hanya tendangan Finn Jeltsch dari kubu Jerman yang gagal masuk, sementara Claudio Echeverri dan Franco Mastantuono gagal menunaikan tugasnya setelah digagalkan kiper Konstantin Heide.
Sementara Prancis relatif mudah mengalahkan Mali di laga setelahnya. Sempat ketinggalan 0-1 lewat gol Ibrahim Diarra, kartu merah Souleymane Sanogo merubah sisa laga. Asuhan Jean-Luc Vannuchi langsung bisa cetak dua gol via Titi dan Bouneb untuk pungkasi laga dengan kemenangan 2-1.
Tersajilah laga final Piala Dunia U17 yang merupakan ulangan final Euro U17 2023 di Budapest. Laga tersebut berakhir imbang tanpa gol 0-0 selama 90" menit. Drama adu penalti akhirnya dimenangkan oleh Paris Brunner dkk. Pertandingan berjalan sangat alot, kedua tim saling mengenal karena sebelumnya bertemu di grup yang sama. Matchday ke-2 Grup C, dimenangkan Jerman dengan skor 3-1 melengkapi 9 poin sempurnanya di grup. Jadi, Jerman sangat superior dimana mereka selalu memperoleh kemenangan dalam semua laga, baik di Euro U17 Hongaria, maupun Piala Dunia U17 di Indonesia ini.
Pelatih Jerman, Christian Wck, tidak akan merubah skuad utamanya sama seperti laga semifinal. Mungkin pertimbangan hanya untuk menentukan siapa yang dipasang di pos penjaga gawang. Konstantin Heide tampil sangat prima di laga semifinal meski kebobolan 3 gol, tetapi statusnya sebenarnya adalah cadangan dari Max-Joseph Schmitt. Siapapun yang diturunkan tidak akan terlalu mempengaruhi permainan Junger Panzer.Â
Sementara Prancis berharap Paul Argney tidak membuat blunder di laga final ini. Ia membuang bola ke arah yang salah ketika gol pertama Diarra di semifinal, namun itu hanyalah gol satu-satunya yang bisa masuk ke gawangnya sepanjang turnamen. Kapten Joachim Kayi Sanda akan memimpin lini belakang dan akan terlibat pertarungan fisik hebat dengan Max Moerstedt. Kondisi Titi akan dicek setelah cedera di laga semifinal, namun Zague tersedia untuk menggantikannya. Lini serang Ayam Jantan akan memanfaatkan kelincahan Gomis dan Lambourde.
Ada dua pemain yang mempunyai peran sentral di masing-masing tim, keduanya bernomor punggung 10. Bouneb di kubu Prancis, dan Darvich di kubu Jerman, akan beradu visi mengatur permainan dari timnya masing-masing. Bola mati juga diserahkan ke kaki kanan mereka bisa menjadi penentu di laga ini. Terutama Bouneb, yang lewat dua freekicknya ciptakan dua gol melawan Mali.
Berbicara mental, Timnas Jerman saat ini tengah dalam puncak permainan dan kekompakan. Mereka mengalami cyber-bullying bernada rasis saat semifinal kemarin, namun federasi dan manajer tim menyatakan bahwa seluruh anggota tim dan negara Jerman solid ditengah perbedaan yang ada di Timnas Jerman U17. Mereka hanya ingin kawinkan dua gelar paling bergengsi di kategori umur di bawah-17 tahun. Paris Brunner, striker Borussia Dortmund, bisa jadi protagonis laga final ini.