Mohon tunggu...
Gregoryo Sianturi
Gregoryo Sianturi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Electrical Engineering at Universitas Indonesia

Renewable Energy Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Konversi Energi Mandiri Dengan Panel Surya

10 September 2021   16:27 Diperbarui: 10 September 2021   16:41 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Inverter adalah komponen listrik yang berguna untuk mengubah listrik DC menjadi AC. Jenis inverter untuk aplikasi panel surya biasanya disesuaikan dengan rancangan PLTS yang digunakan baik standalone solar inverter, grid-tie solar inverter, dan battery backup solar inverter. Untuk masing-masing rancangan PLTS konfigurasi inverter yang digunakan juga berbeda-beda.

Charge controller adalah komponen elektronik yang berguna sebagai pengatur tegangan dan arus untuk mengatur daya dari panel surya agar optimal untuk menopang beban dan melakukan pengisian baterai. Alat ini menjaga kondisi baterai untuk menghindari kondisi yang menyebabkan penurunan umur baterai seperti pengisian daya berlebihan (overcharge) dan penggunaan daya berlebihan (deep discharge).

Enclosure box adalah kabinet untuk melindungi komponen listrik (junction atau combiner dan MCB) dari kerusakan dan gangguan seperti benturan, korosi, jamur, dan panas matahari secara langsung.

Mounting system adalah kerangka yang menopang modul surya. Mounting system memegang peranan penting untuk mengefisienkan kerja dari modul surya. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur kerangka modul surya adalah sudut kemiringannya. Sudut kemiringan yang optimal diukur menggunakan analisa data posisi dan intensitas radiasi matahari. Data-data ini bisa diakses daring secara gratis ataupun layanan berbayar. Selain sistem mounting diatas, Tesla saat ini sedang mengembangkan solar roof, yaitu modul surya yang digunakan sebagai pengganti atap rumah.

Tentunya dalam sistem kelistrikan dibutuhkan adanya kabel untuk menghubungkan satu komponen dengan komponen lainnya. Sistem panel surya membutuhkan dua jenis kebel yaitu kabel AC dan DC. Hal ini disebabkan jenis listrik yang dibangkitkan PLTS adalah tipe DC (arus searah) sementara listrik yang biasa digunakan untuk aplikasi rumah tangga adalah tipe AC (arus bolak balik). Di indonesia kabel untuk instalasi panel surya harus mengikuti standar PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).

Jasa Penyedia Layanan Komponen PLTS

Karena pemanfaatan energi surya yang terbilang baru di Indonesia, tentu masyarakat masih cukup asing dengan stakeholder yang berkaitan dengan suplai komponen panel surya. Saat ini beberapa penjual sekaligus penyedia jasa instalasi panel surya memberi kemudahan dengan sistem paket, sehingga calon pengguna tidak perlu repot atau kebingungan saat ingin memasang PLTS atap. Yang perlu dilakukan oleh calon pengguna PLTS atap adalah menghubungi badan usaha yang menjual panel surya, khusus untuk sistem PLTS on-grid maka penting untuk membuat permohonan pemasangan PLTS atap ke PLN.

Dari keuntungan ekonomis dan kemandirian energi yang bisa didapat dari penggunaan panel surya untuk PLTS atap diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi terbarukan guna mendukung Indonesia mencapai target bauran energi terbarukan sebanyak 23% pada tahun 2025.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun