Kehidupan di asrama menjadi kehidupan baru bagi Angga,setelah kedua orang tuanya sepakat untuk menempatkan dirinya di asrama Carlo.Di Asrama Carlo,Angga merasakan sensasi yang jauh berbeda dibanding rumahnya.
Angga masuk asrama bukan tanpa alasan,dirinya bersekolah jauh dari kedua orang tua dan kedua orang tuanya tidak setuju jika dia harus kos.
Baru hari pertama di asrama,Angga sudah memiliki teman baru,Aros dan Sakti namanya.
"halo nama gw Aros,nama lu siapa?"
"Nama gw Angga,lu dari mana Ros?"
"Gw dari Bandung,lu?"
"Gw dari Jakarta"
Setelah berkenalan dengan Aros,datang lah Sakti.
"hai kalian berdua,nama saya Sakti,ah kalo kamu mah aku dah tau Ros,kalo kamu siapa?"
"Oh nama aku Angga salam kenal"
"Oh Angga,salam kenal"
"Eheh kita bertiga satu kamar loh,satu kelas lagi"
Kata Sakti kepada Aros dan Sakti
"Wah bagus dong"
Setelah percakapan mereka berakhir,akhirnya tibalah saat untuk makan malam di asrama.Bersama dengan teman-teman yang lain Angga,Aros,dan Sakti menikmsti makan malam dengan tenang,sampai munculah si anak pembust onar di asrama,yaitu Yen.
"Woi anak-anak baru,lu pada harus kasih jatah makan kalian buat gw"
Merasa tidak terima,Angga akhirnya mulai bicara.
"lu siapa?,semua anak-anak asrama yang ada disini udah dapet jatah makannya masing-masing,jangan rakus deh"
"Wah berani-beraninya lu nantang senior lu"
"Gw ga takut,karena gw ga salah"
Keributan di meja makan terdengar sampsi ruangan penjaga asrama atau biasa disebut pamong.
"Hey,ada apa ini ribut-ribut,Yen,lagi-lagi kamu,sini kamu!"
Yen yang mendengar Pamong Adi berbicara dengan nada yang keras pun takut,mau tak mau ia harus mengikuti perintah nya.
"kamu,anak baru,sini ikut saya juga"
Angga yang dipanggil sama sekali tidak merasa takut,karena ia tau ia tidak salah.
Diruangan pamong,pamong Adi menanyakan apa permasalahan mereka dan berusaha untuk membuat mereka berdua saling bermaafan.
"Yen,kamu dimasukan ke asrama oleh orang tua mu supaya apa?"
tanya Pamong Adi kepada Yen
"Supaya mandiri pak,sama supaya saya bisa menjaga sopan santun saya"
Yen menjawab dengan kepala tertunduk,ia tidak berani menatap mata pamong Adi.
"kalau kamu sudah tau jawabannya,kenapa kamu masih bersikap berlawanan dengan jawaban mu?,kenapa kamu ganggu adik kelas kamu,seharus nya kamu jadi contoh buat mereka"
Yen yang diceramahi oleh pamong Adi,merasa malu,benar apa yang dikatakan pak Adi seharusnya ia tidak bersikap seperti itu kepada adik kelasnya.
"maaf pak,saya janji ga akan begitu lagi"
"kamu sudah masuk tahun kedua loh Yen,dulu waktu awal masuk kamu juga kayak gini,saya percaya kamu bisa berubah,tapi kali ini saya akan kasih kamu hukuman"
"Baik pak"
"Lalu kamu Angga,kamu bersedia memaafkan kakak kelas mu?"
"Iya pak,saya bersedia"
Setelah percakapan berakhir,akhirnya Angga bersedia memaafkan Yen meski makan malamnya terganggu.
Semenjak kejadian itu,hubungan Angga dan Yen menjadi dekat,mereka berteman dan berjanji untuk menjadi kakak kelas yang baik kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H