Sering kali kita mendapatkan berita mengenai kasus tawuran yang terjadi di Indonesia hingga memakan korban. Seperti Kasus tawuran antar pelajar yang terjadi di wilayah Brebes, yang dimana pelaku tersebut masih dibawah umur yang seharusnya diumur tersebut digunakan untuk belajar atau mengembangkan potensi-potensinya.Bahkan tawuran antar pelajar tersebut merenggut  korban hingga tewas karena aksi saling membacok.
Pada saat ini masih banyak kalangan remaja yang ada di Indonesia belum mendapatkan pemaparan tentang pendidikan karakter dan karena kebebasan yang tidak ada batas pada seorang remaja, ketidakpedulian. orang tua dalam mendidik anaknya sehingga seorang anak bebas melakukan apa saja yang ia inginkan walaupun hal tersebut dilarang oleh pemerintah,  contohnya adalah dua orang remaja yang masih dibawah umur ditangkap oleh kepolisian karena remaja tersebut mengedar sabu dengan membawa sebanyak 75 saset plastik paket sabu dengan total berat mencapai 66,7 gram.
Dari banyaknya kasus yang terjadi diusia remaja, pendidikan karakter harus diwujudkan di lingkungan rumah dan semua Lembaga pendidikan. Jika tidak di realisasikan maka banyak  anak akan cenderung  menggunakan emosinya dibanding kecerdasan otak,  yang membuat anak tidak dapat mengontrol emosi.
Jika hal tersebut tidak ditangani dengan cepat  maka karakter tersebut akan terbawa sampai dewasa. Selain itu pendidikan karakter sangat berdampak bagi kecerdasan otak seorang anak, seperti mudah mengerti/ tidak kesulitan dalam belajar.Pada umumnya, seorang anak yang telah diajarkan tentang pendidikan karakter atau yang sudah memiliki karakter akan mudah memilah mana perbuatan yang baik dan buruk, seperti : tidak akan tawuran, tidak akan mengkonsumsi narkoba,tidak akan balap liar,  memiliki empati yang kuat terhadap sesama dan suka memberikan sumbangan kepada orang yang tidak mampu.
BAB 3
KESIMPULAN
Pendidikan karakter pada dasarnya merupakan sebuah sentral dalam kehidupan seluruh individu tanpa terkecuali. Pendidikan karakter seharusnya menjadi salah satu fondasi yang cukup kuat untuk membangun sebuah kerangka karakter yang positif bagi seluruh masyarakat, sehingga mereka mampu memberikan kontribusi terhadap kehidupan sesama. Namun sayangnya, nilai moral sekaligus penanaman nilai karakter yang berkembang dalam lingkungan sosial saat ini terus mengalami pemudaran. Hal tersebut dapat terlihat dengan jelas dari berbagai macam fenomena yang terjadi, mulai dari angka kriminalitas remaja, kenakalan remaja, dan masih banyak sejumlah permasalahan lainnya. Jika fenomena tersebut dibiarkan begitu saja, maka selanjutnya akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pembentukan karakter generasi muda yang cenderung berantakan. Oleh karena itu, pendidikan karakter bagi seorang anak seharusnya menjadi sebuah kewajiban penuh bagi seluruh elemen masyarakat.
 Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
http://bem.rema.upi.edu/fakta-dibalik-anak-indonesia-indonesia-gawat-darurat-pendidikan-karakter/