Mohon tunggu...
gregorius winarno
gregorius winarno Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Suka jalan-jalan, menggeluti pendidikan, dan pemerhati humaniora

Selanjutnya

Tutup

Trip

Liburan Tanpa Batas: Kaum Difabel Menikmati Keindahan Singapura (Bagian III-Terakhir)

9 Januari 2025   17:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   10:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadwal pesawat kami pagi. Semalam sebelumnya kita sudah pastikan apa saja yang wajib disiapkan buat kepulangan ke Jakarta: Aplikasi Bea Cukai dan Satu Sehat sudah diunduh dan dilengkapi. Walker dibungkus plastik  di Terminal 4 Changi.

Kami bangun pagi-pagi. Adik ipar bantu sewa mobil, Tribecar. Kami diantar kembali ke Bandara Changi.  Bawaan kembali ke Jakarta tak kalah banyak. 

Tiba di terminal 4 bandara Changi kami langsung cari tempat wrapping. Langsung ketemu. Namun harga 5 kali lipat dari harga di Jakarta. Mungkin ke depan perlu dipikirkan cara lain yang bisa lebih menghemat.

Begitu proses membungkus walker  usai, kami segera menuju konter baggage drop. Namun karena semua belum  check in sebelumnya, petugas persilakan  kami ke konter manual. Di sana sudah ada antrean. Para  staf konter cekatan. Proses check in ini tanpa hambatan. Semua koper masuk bagasi. Walker yang sudah dibungkus  plastik ditempatkan di area  yang nantinya petugas Air Asia  akan membawanya ke bagasi. Di situ ternyata sudah ada kursi roda. Dalam penerbangan ini setidaknya ada 3 penumpang memakai kursi roda.

Urusan check in beres. Kami menuju imigrasi. Masuk melalui akses khusus difabel. Lancar saja. Kami pun menuju ruang tunggu. Sebelum masuk pesawat, kami ke toilet difabel untuk memastikan kenyamanan selama perjalanan Singapura ke Jakarta. Di ruang tunggu, sembari menantikan saat boarding, kami sempatkan sarapan roti. Untuk air hangat kami tak khawatir karena bandara Changi menyediakan fasilitas air panas atau air dingin untuk penumpang yang membutuhkan.

Tak lama kemudian kami dihampiri  seorang uncle petugas yang dengan ramah memperkenalkan diri dan  siap membantu mengantar Mama masuk ke pesawat. Saat boarding kami pun dipersilakan  masuk  terlebih dahulu. Dapat tempat duduk baris kedua sesuai pesanan kami. Kursi roda kami serahkan ke petugas, Mama duduk di pesawat. Perjalanan sangat lancar. Bahkan sudah mendarat di bandara Soekarno Hatta (CGK) Jakarta 30 menit sebelum jadwal. Sebelum pukul 11.00 WIB, kami sudah mendarat di Terminal 2F.

Setelah semua penumpang turun, petugas bandara mengampiri kami pastikan Mama keluar pesawat dengan aman. Kami diberi akses khusus lewat satu lift dan tiba di area imigrasi. Prosesnya cukup singkat. Kami serahkan paspor dan boarding pass. Menjelang ambil bagasi, petugas yang menemani kami pamit. Kami ganti yang mendorong kursi roda. Sejenak kami mampir di toilet difabel. Lega, bersih dan nyaman. Itu yang juga dirasakan Mama dan istri yang selalu menemani Mama selama di toilet difabel.

Proses klaim bagasi juga tidak lama. Semua koper dan barang bawaan lengkap. Trolley kami sampai penuh barang bawaan.  Nah, di titik terakhir pengecekan bea cukai. Lancar saja. Petugas minta kami tunjukkan barcode dari aplikasi yang sudah kami lengkapi. Proses scan barcode selesai. Kami pun  keluar terminal 2F. 

Perjalanan ke Singapura berakhir sudah. Puji Tuhan. Semua lancar sejak keberangkatan hingga kembali ke Jakarta. Fasilitas untuk difabel baik di Jakarta ke Singapura maupun sebaliknya bagus. Layanan staf bandara dan petugas maskapai juga cepat serta sigap. Liburan ke Singapura bagi kaum difabel?  Bisa dan nyaman!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun