Kaum DIfabel Menikmati Keindahan SingapuraÂ
Menurut Singapura Tourism Board, Â jumlah turis Indonesia ke Singapura selama Januari-September 2024 Â mencapai 1.85 juta. Tentu bukan jumlah yang sedikit. Salah satu alasannya selain dekat dari Indonesia dan nyaman, bisa jadi fasilitas negeri Singapura sangat maju. Termasuk infrastruktur buat kaum difabel.
Dan itu terasakan selama kami di Singapura, fasilitas buat kaum difabel sangat memadai. Setiba kami di Bandara Changi Terminal 4, kami dijemput adik ipar bersama keponakan kami. Â Sengaja tidak menggunakan taksi, adik ipar menyewa mobil, Tribecar, yang bisa disewa per jam dengan harga terjangkau. Dan alhamdulilah, mobil cukup buat kami berlima beserta barang-barang bawaan kami dari Jakarta. Termasuk tentu saja kursi roda.Â
Dari Changi kami menuju Jurong West. Ujung Barat Pulau Singapura, tempat adik ipar kami tinggal.
Perjalanan dengan mobil ditempuh kurang lebih 40 menit melewati jalan tol, express way. Mungkin karena sudah pukul 22.00, lalu lintas  lancar. Tiba di apartemen Jurong West, dari drop off point kami menuju lift. Bukan hal yang sulit dari tempat parkir menuju unit adik ipar yang ada di lantai 9.
Apartemen ini sering disebut HDB (Housing and Development Board) tempat adik ipar ini dibangun pemerintah. Lokasinya dekat dengan pusat perbelanjaan. Akses transportasi umum juga gampang termasuk halte bus maupun stasiun MRT. Jadi, mudah ke mana-mana. Sekolahan, pusat kesehatan, dan perpustakaan umum juga ada di kawasan ini. Kesemuanya bisa diakses siapa saja. Termasuk turis. Dan yang paling penting ramah bagi difabel.Â
Sebelumnya kami sudah menyiapkan destinasi  mana saja yang akan kami kunjungi selama di Singapura ini. Beruntung kami dibantu adik ipar dan keluarganya yang sudah puluhan tahun tinggal di negeri ini. Semua informasi sudah komplit.  Yang paling pokok destinasi dipastikan menarik sekaligus nyaman  dan aman buat Mama.  Pilihan pertama kami adalah Garden by the Bay, salah satu ikon destinasi negara ini.
Kami berangkat pagian. Untuk kemudahan dan fleksibilitas, adik ipar menyewa Tribecar. Beda dengan taksi, Tribecar selain tersedia dekat area tempat tinggal, harganya pun terjangkau. Plus jauh lebih fleksibel sesuai kebutuhan kita. Jalanan lancar. Di Garden by The Bay kami parkir kendaraan di basement. Tersedia fasilitas bagi tempat parkir bagi yang membawa  keluarga dan bagi difabel. Stasiun pengisian baterai mobil listrik pun ada.
Dari Basement  kami naik lift ke lt 1. Garden by the Bay menawarkan banyak tempat spektakuler. Yang kami pilih Flower Dome dan Dome of Cloud  Forest. Akses kursi roda dari lt 1 menuju area Flower Dome mudah. Kebetulan di area ini ada Impressions of Monet, pameran lukisan karya Claude Monet.
Di dome ini, kami berlima sangat menikmati keelokan bunga-bunga, pohon-pohon dan  tanaman dari berbagai penjuru dunia: Afrika, Australia, Amerika Selatan, sekadar menyebut beberapa contoh tanaman berasal. Tak ketinggalan aneka bunga anggrek yang memukau keelokannya.  Bahkan pohon-pohon besar Afrika yang sangat unik bisa kita lihat di sini.  Terbayang betapa luar biasa pengelolaan taman ini.
Puas melihat-lihat aneka bunga dan pohon, kami juga menikmati pameran miniatur kereta lawas. Dikemas dengan sangat atraktif dan edukatif bertajuk  Christmas Train Show. Tak heran banyak keluarga dengan anak-anak berkunjung ke tempat ini.  Soal akses di berbagai penjuru taman ini kami tak khawatir. Sangat mudah buat kursi roda.