Mohon tunggu...
Gregorius Kaane Wintio
Gregorius Kaane Wintio Mohon Tunggu... Auditor - Pelajar

otomotif enjoyer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Melihat Seni dalam Segala Hal

22 November 2024   21:54 Diperbarui: 22 November 2024   23:17 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama saya... hidup, saya selalu jeli dengan hal-hal yang ada di sekitar saya. Di kehidupan saya, saya juga sering membuat beberapa sketsa ataupun lukisan. Salah satu hobi saya dari kecil adalah menggambar, dan saya masih terus belajar untuk menjadi lebih baik dalam bidang ini. Tetapi, selama bertahun-tahun saya menjadi semakin penasaran dalam satu pertanyaan. Apakah semua aspek atau hal dalam hidup ini bisa menjadi seni?

Kita seringkali mengaitkan seni rupa dengan karya-karya visual yang dipajang di galeri atau museum. Lukisan, patung, dan instalasi menjadi simbol dari apa yang kita sebut sebagai hasil karya "seni". Namun, jika kita perhatikan lebih seksama, seni sebenarnya melampaui batas-batas fisik tersebut. 

Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan manifestasi, bahkan dalam hal-hal yang paling sederhana sekalipun. Maksudnya adalah, walaupun dalam kehidupan kita melihat hal-hal yang abstrak, tidak teratur, dan sangat tak menentu, kita bisa melihat hal tersebut sebagai sebuah seni.

Seperti yang dikatakan Leonardo da Vinci, "Seni adalah ilmu tentang melihat." yang berarti bahwa seni tidak hanya sekadar menghasilkan sesuatu yang indah, tetapi juga merupakan hasil dari pengamatan yang mendalam dan pemahaman yang mendalam tentang dunia. 

Maka sebenarnya secara psikologis bukanlah semua hal di hidup kita bukanlah seni, namun hal-hal tersebut memiliki nilai dari latar belakangnya. Kita bisa mengambil contoh yang paling dekat dengan kita, makanan. 

Seorang koki yang menyajikan hidangan dengan penuh perhatian pada warna, tekstur, dan rasa, sejatinya sedang menciptakan sebuah karya seni kuliner. Setiap lapisan pada sebuah kue, setiap tatanan sayuran di atas piring, adalah hasil dari pemikiran kreatif dan estetika yang tinggi. 

Begitu pula dengan seorang barista yang dengan telaten menyajikan secangkir kopi latte art, atau seorang tukang roti yang membentuk adonan roti menjadi berbagai bentuk yang menarik.

Selain makanan, seni juga hadir dalam cara kita menata ruang. Pilihan warna cat dinding, jenis perabot rumah tangga, dan penempatan aksesori semuanya berkontribusi pada suasana yang ingin kita ciptakan. Tidak harus sepenuhnya memiliki barang-barang yang mewah, karena belum tentu semua itu memiliki nilai latar belakang yang kuat. 

Sebuah ruangan yang dirancang dengan baik dapat memberikan perasaan tenang, semangat, dan kenangan-kenangan yang indah. Seni tata ruang ini tidak hanya melibatkan unsur visual, tetapi juga melibatkan faktor-faktor seperti pencahayaan, suara, dan aroma.

Bahkan dalam dunia bisnis, seni memiliki peranan yang penting. Desain logo, kemasan produk, dan iklan semuanya bertujuan untuk menciptakan kesan yang unik dan membekas di benak konsumen. 

Sebuah logo yang dirancang dengan baik dapat menjadi identitas sebuah merek dan membedakannya dari para pesaing. Tidak hanya desain logo, tetapi cara kita menjalankan sebuah bisnis juga dapat dipandang sebagai sebuah bentuk seni.

Seni adalah bahasa universal yang dapat menembus batas-batas budaya, bahasa, dan waktu. Sebuah lukisan abstrak dapat menggugah emosi yang sama pada orang-orang dari berbagai latar belakang. Sebuah tarian tradisional dapat menceritakan kisah tentang sejarah dan budaya suatu bangsa. Seni juga berfungsi sebagai sarana komunikasi yang kuat. Melalui seni, kita dapat mengekspresikan perasaan, ide, dan pengalaman yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Seorang seniman dapat menggunakan karyanya untuk menyampaikan pesan sosial, politik, atau spiritual.

Selain mengambil seni dari budaya kultural dan melodi, cara penulisan maupun cara berbicara dalam sebuah bahasa juga bisa dipetik unsur seninya. Jika mengambil dari budaya Jepang, bahasa mereka sangatlah unik. 

Di dalam bahasa Jepang, karakter-karakter mereka disebut"Kanji", dimana terdapat lekukan garis yang aneh bisa menggambarkan sebuah arti kata. Tidak hanya karakter-karakter yang abstrak dengan lekukan garis yang berbeda, teks atau huruf biasa pun bisa menjadi seni juga.

Meskipun seni hadir dalam berbagai bentuk, kita mungkin seringkali kesulitan untuk melihatnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

- Standar kecantikan yang sempit, dimana kita seringkali terpaku pada definisi kecantikan yang konvensional, sehingga kesulitan untuk menghargai bentuk-bentuk keindahan yang berbeda.

- Kurangnya pendidikan seni, hal ini membuat kita kurang peka terhadap keindahan yang ada di sekitar kita.

- Teknologi yang semakin canggih, kemajuan teknologi membuat kita teralihkan dari hal-hal yang sederhana dan alami. Bahkan kecanggihan teknologi seperti AI dapat digunakan untuk menghasilkan karya seni, namun hal ini tidak mengurangi peran kreativitas kita.

Namun, di balik tantangan-tantangan tersebut, terdapat juga banyak peluang. Dengan semakin banyaknya ruang bagi kreativitas dan ekspresi diri, kita dapat menciptakan dunia yang lebih indah dan bermakna. Kita dapat mendorong diri sendiri dan orang lain untuk melihat dunia dengan cara yang baru dan segar.

Menurut saya, seni bukanlah sesuatu yang eksklusif atau elitis. Seni adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Kita dapat menemukan keindahan dalam segala hal yang kita lakukan, terlepas dari faktor baik atau buruknya hal tersebut. Sebuah emosi sedih atau senang juga merupakan ekspresi manusia yang wajar dan bisa dimasukkan ke dalam kategori seni. Bahkan, tidak semua pelukis membuat hasil karyanya dengan perasaan senang.

Pada saat kalian melihat huruf-huruf, tanda baca, dan kata-kata di dalam artikel ini, ini sebenarnya bisa menjadi seni. Seperti yang saya katakan, struktur, bahasa, cara penulisan, bentuk huruf, tanda baca, dan lain-lainnya mempengaruhi dan menguatkan pendapat nilai seni di dalam semua hal. 

Saya pun menggunakan prinsip "semua hal itu seni" untuk membuat hidup keseharian saya lebih bermakna dan senang. Saya juga menggunakan prinsip ini untuk berefleksi untuk mana yang baik dan mana yang buruk dari hal-hal yang saya lakukan hari ini, lalu berusaha untuk menjadi lebih baik di eskoan harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun