Kau datang bagai sinar di tengah gelap,
Membawa hangat yang tak pernah kuduga,
Namun di antara kita terbentang jurang,
Keyakinan kita, tembok yang tak tergoyahkan.
Kita bertemu dalam takdir yang rumit,
Di antara doa-doa yang tak sama arah,
Meski cinta ini tulus dan murni,
Keyakinan memisahkan kita, memahat jarak.
Hatiku merindumu di setiap senja,
Meski aku tahu, mungkin ini hanya angan,
Kita belajar mencinta dalam sunyi,
Menjalani cinta tanpa harus memiliki.
Kau di sisiku seperti doa yang tertahan,
Kucintai dirimu dalam batas yang tak terucap,
Karena cinta ini tak mengenal tembok agama,
Ia hanya ingin ada, walau tak dapat bersatu.
Dalam pelukan angin aku titipkan cinta,
Di setiap doa, namamu tak pernah kulupa,
Semoga kau bahagia di jalanmu, aku di jalanku,
Meski kisah kita hanya tertulis di hati yang tak bertemu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H