Mohon tunggu...
Gregorius Davin
Gregorius Davin Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Suka membaca buku, berolahraga, dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Batas yang Tak Terbatas

5 November 2024   13:42 Diperbarui: 5 November 2024   14:06 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau datang bagai sinar di tengah gelap,
Membawa hangat yang tak pernah kuduga,
Namun di antara kita terbentang jurang,
Keyakinan kita, tembok yang tak tergoyahkan.

Kita bertemu dalam takdir yang rumit,
Di antara doa-doa yang tak sama arah,
Meski cinta ini tulus dan murni,
Keyakinan memisahkan kita, memahat jarak.

Hatiku merindumu di setiap senja,
Meski aku tahu, mungkin ini hanya angan,
Kita belajar mencinta dalam sunyi,
Menjalani cinta tanpa harus memiliki.

Kau di sisiku seperti doa yang tertahan,
Kucintai dirimu dalam batas yang tak terucap,
Karena cinta ini tak mengenal tembok agama,
Ia hanya ingin ada, walau tak dapat bersatu.

Dalam pelukan angin aku titipkan cinta,
Di setiap doa, namamu tak pernah kulupa,
Semoga kau bahagia di jalanmu, aku di jalanku,
Meski kisah kita hanya tertulis di hati yang tak bertemu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun