Seminar-seminar motivasi bisnis sangat umum untuk mengeluarkan jargon-jargon semacam "keluar dari zona nyaman", "berani mengambil risiko", "jangan takut untuk gagal".Â
Dalam penanaman ilmu kepada peserta, umumnya banyak sekali gambaran manis tentang usaha yang jatuh bangun tetapi kemudian berhasil dengan gemilang. Hal-hal semacam itu dapat memicu semangat peserta meskipun ketika dijalani dalam praktiknya tentunya tidak semudah cerita yang disampaikan.Â
Adanya suatu risiko yang terlihat di depan mata dapat menjadi suatu momok tersendiri yang butuh disikapi dengan tepat.
Dalam dunia bisnis yang penuh perjuangan, suatu pengambilan risiko yang penuh perhitungan (calculated risk) sering kali dianggap sebagai kunci inovasi dan pertumbuhan. Meskipun begitu, nekat keluar dari zona aman tanpa adanya sebuah "jaring pengaman" tentu dapat menyebabkan keruntuhan yang fatal.Â
Mencapai keseimbangan yang tepat antara keberanian dan kehati-hatian merupakan sebentuk tantangan terus-menerus yang menjadi latihan bagi para entrepreneur dan pemimpin bisnis.Â
Meskipun risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya dapat mendorong suatu perusahaan untuk dapat maju, sebuah kecerobohan tentu akan dapat membuatnya berada di ambang kehancuran.
Salah satu batasan terbesar dari adanya pengambilan risiko yang tidak terkendali serta cenderung nekat adalah meningkatnya peluang kegagalan secara signifikan.Â
Keputusan yang diambil secara tiba-tiba, tanpa penelitian yang mendalam dan perencanaan yang tepat, serta umumnya didasarkan pada asumsi-asumsi yang salah atau memaksa memasuki kondisi pasar yang sudah jenuh dapat berakibat sumber daya yang kita bangun dapat terbuang, hilangnya peluang, dan potensi mimpi buruk finansial.
Selain itu, serangkaian keputusan yang buruk dapat menimbulkan kerusakan serius pada reputasi kita. Pelanggan atau klien yang menganggap perusahaan kita tidak bertanggung jawab terhadap risiko cenderung tidak mempercayai bisnis mereka kepada kita.Â
Membangun kepercayaan tentunya membutuhkan waktu dan usaha, sementara kehilangan kepercayaan bisa terjadi dalam sekejap hanya dengan satu tindakan sembrono.
Dalam kondisi perusahaan, secara dampak internalnya juga bisa sama merugikannya. Budaya pengambilan risiko yang terus-menerus tentu dapat menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian di kalangan karyawan.Â
Mereka mungkin dapat merasa tertekan untuk mengambil jalan pintas atau menghindari untuk menyuarakan keprihatinan karena ketakutan membahayakan proyek. Hal ini menghambat kreativitas dan inovasi, yang pada akhirnya menghambat kemajuan perusahaan.
Sebaliknya, secara paradoks, sikap terlalu berhati-hati juga bisa menjadi sebuah keterbatasan dalam arus bisnis. Meskipun menghindari keputusan yang buruk itu penting, penghindaran risiko yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan kita kehilangan peluang yang baik.Â
Dalam lanskap persaingan saat ini, mereka yang bersedia mengambil risiko yang telah diperhitungkan dapat mengambil keuntungan pada saat usaha kita masih stagnan.
Dengan kedua ekstrem tersebut, bagaimana semestinya seorang entrepreneur menyikapi pengambilan keputusan yang bijak? Adakah batasan nekat mengambil risiko dalam bisnis?
Secara mendasar, kunci pemecahan kedua pertanyaan tersebut sebenarnya terletak sama-sama pada pengambilan risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya. Ini berarti seorang pebisnis perlu berfokus pada usaha yang potensi imbalannya lebih besar daripada potensi biaya pengeluarannya.Â
Adanya riset yang ekstensif, analisis pasar secara menyeluruh, dan rencana darurat yang didefinisikan dengan baik merupakan langkah-langkah yang sangat penting sebelum mengambil risiko. Ini tentunya membuat "nekat" dalam sebuah bisnis tidak sepenuhnya tanpa perhitungan maupun spontan.
Risiko yang besar dan menakutkan sebenarnya dapat dipecah menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Pendekatan bertahap ini memungkinkan kita menguji suatu keadaan, mengumpulkan data-data real-time, dan menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.
Selain itu, belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain adalah suatu media alat berharga lainnya. Dengan mempelajari cara bisnis yang telah mapan akan dapat menavigasi pengambilan risiko dapat memberikan wawasan berharga dan mencegah kita mengulangi kesalahan mereka.
Terakhir, perencanaan manajemen risiko yang dikembangkan dengan baik sangatlah penting. Rencana ini harus mengidentifikasi potensi risiko, menilai kemungkinan dan dampaknya, serta menguraikan strategi mitigasi yang jelas. Dengan memiliki "peta perjalanan" ini, kita dapat mengantisipasi tantangan dan meminimalkan potensi kerusakan yang fatal pada bisnis kita.Â
Contoh dari "peta perjalanan" ini dapat kita lakukan dalam bentuk matriks identifikasi risiko yang akhirnya memberi gambaran bagi kita mengenai besarnya risiko yang dapat kita tanggung dan konsekuensinya.Â
Bentuk lain dari metode yang bisa kita ambil juga dapat kita breakdown dalam action priority matrix yang pada akhirnya meninjau apakah risiko yang kita ambil tersebut sesuai dengan effort yang kita keluarkan atau tidak.
Mengambil risiko yang telah diperhitungkan tentu adalah sumber kehidupan dari setiap bisnis yang sukses. Namun, untuk mendapatkan gambarannya, ini bak sebuah "perjalanan di atas tali" yang membutuhkan perencanaan yang matang, langkah-langkah yang terukur, dan kehati-hatian yang baik.Â
Tidak dapat kita hindari akan ada hal-hal yang tidak terduga yang dapat terjadi di luar prediksi. Namun dengan memahami batasan kecerobohan atau kenekatan kita dan menerapkan pendekatan yang penuh perhitungan dari diri kita sendiri, kita dapat mendorong bisnis kita untuk lebih maju dengan percaya diri serta meminimalkan risiko kegagalan yang lebih parah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H