Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Brand Story: Seni Berpromosi Lewat Cerita

20 April 2024   06:05 Diperbarui: 20 April 2024   18:12 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan penyusunan brand story. Sumber: forbes.com

Brand story ini bukan hanya tentang menjual produk melainkan ini tentang melukiskan gambaran pengalaman, perasaan, dan transformasi yang dapat dihasilkan oleh brand kita.

Kita dapat melihat contohnya seperti dalam kampanye Nike yang terkenal dengan “Just Do It”. Itu adalah contoh utama penyampaian cerita dari brand.

Jika kita amati, ini lebih dari sekedar menjual pakaian atletik. Ini adalah seruan pada audiens untuk bertindak, menginspirasi orang untuk melampaui batas mereka dan mencapai tujuan mereka.

Kisah mereka ini oleh karenanya sering kali menampilkan para atlet yang mengatasi tantangan, menunjukkan ketekunan dan dedikasi yang diwujudkan oleh brand tersebut.

Ilustrasi kegiatan penyusunan brand story. Sumber: forbes.com
Ilustrasi kegiatan penyusunan brand story. Sumber: forbes.com

Kita pun dapat melihat contoh lain dari bagaimana kekuatan narasi ini dari kampanye "Real Beauty" milik Dove. Ini adalah contoh kuat dari penceritaan brand yang menangani isu-isu sosial. Ini menantang standar kecantikan yang tidak realistis dan merayakan keindahan keberagaman.

Narasi semacam ini pada akhirnya diterima oleh khalayak luas dan memposisikan Dove sebagai brand yang memberdayakan perempuan untuk merasa percaya diri dengan diri mereka sendiri.

Mengingat contoh-contoh di atas yang terdiri dari perusahaan besar, tentu bagi kita terdapat satu pertanyaan menggelitik yang bisa kita tanyakan, "apakah brand story ini selalu hanya berlaku di produk-produk mahal atau brand-brand besar saja? Bagaimana dengan brand-brand kecil yang masih berjuang untuk perputaran cashflow?"

Pada dasarnya, dengan hanya berfokus pada penjualan kisah dari brand kita tentu itu bisa menjadi bumerang. Di sisi lain, kita dapat menjalin perjuangan finansial kita ke dalam narasi ketahanan dan tekad yang kita berikan. Hal ini dapat membuat cerita kita lebih relevan dan menginspirasi target audiens kita.

Ilustrasi tentang penyusunan brand. Sumber: weignitegrowth.com
Ilustrasi tentang penyusunan brand. Sumber: weignitegrowth.com

Seorang pemilik toko roti dapat berbagi kisah tentang cara mengatasi tantangan dalam mendapatkan bahan-bahan lokal atau perjalanan mereka dalam menyempurnakan resep keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun