Intisari dari poin ini adalah fokus pada industri yang kurang terlayani merupakan sebuah terobosan yang dapat dilakukan seorang pemilik studio.
Umumnya, banyak industri seringkali memiliki kebutuhan desain yang umum seperti pembuatan papan nama, branding visual dari sosial media, hingga dokumentasi video atau foto dari perusahaan tersebut.Â
Dalam hal ini, sebuah studio dapat mengkhususkan diri pada bidang tertentu seperti pabrik-pabrik industri yang mengutamakan kerajinan (craftmanship) atau merek fashion ramah lingkungan, yang menawarkan lebih banyak pengetahuan industri mendalam dan solusi desain yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Ini akan memberi portfolio pembeda yang cukup kuat dibanding studio lainnya.
2. Mendefinisikan Ulang Nilai Proposisi (Value Proposition) dari Studio
Pokok dari poin ini adalah bagaimana studio desain dapat melampaui hasil tradisional yang umum dimiliki studio desain lainnya.Â
Daripada hanya menawarkan logo, poster, papan nama, maupun brosur, studio dapat membuat strategi seperti layanan berlangganan yang menyediakan dukungan campaign terhadap desain berkelanjutan, pembuatan konten media sosial yang menekankan broadcasting atau pembangunan sisi komunal, atau visualisasi untuk klien berbasis data.Â
Adanya terobosan semacam ini akan tentunya membuat adanya aliran pendapatan yang berkelanjutan berdasarkan penciptaan proposisi nilai yang berbeda dibandingkan proyek yang hanya dilakukan satu kali atau proyek dari studio lain.
3. Menargetkan atau Menciptakan Target Pelanggan Baru
Sebuah studio dalam hal ini dapat memiliki tambahan fokus pada tujuan nirlaba atau sosial. Sebuah studio dapat menawarkan layanan berdiskon atau bahkan bila studio tersebut telah memiliki keuangan stabil melakukan pro-bono kepada organisasi nirlaba atau dalam rangka tujuan sosial.Â
Jikalau harus memiliki aspek niaga, itu dilakukan dengan tetap sebuah misi mulia seperti dalam kerangka concern terhadap sebuah kelompok budaya yang termarjinalkan atau bahkan pemulihan alam.Â