Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gelar MBA vs MM, Enaknya Ambil yang Mana Ya?

19 Januari 2024   13:35 Diperbarui: 20 Januari 2024   17:15 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja profesional. Sumber: online.umaine.edu

Program ini umumnya jauh lebih selektif yang mana akan membutuhkan bukti profesional seorang calon siswa di dunia kerja dan juga umumnya lebih mahal daripada MM, karena faktor-faktor seperti durasi program yang intensif hingga reputasi institusi. 

MBA sering menggandeng pengajar-pengajar yang adalah sekaligus praktisi senior yang mumpuni dalam pekerjaan dan output pembelajarannya diharapkan membuka mahasiswanya pada pintu ke peran manajemen senior, posisi kepemimpinan, dan peluang kemajuan karir.

Ilustrasi pekerja profesional. Sumber: liberty.edu
Ilustrasi pekerja profesional. Sumber: liberty.edu
Dalam tingkat yang lebih tinggi, perbedaan studi ilmu Manajemen secara umum dan dari pendekatan praktisi profesional lebih terasa dalam perbedaan antara gelar Doktor Filosofi (PhD) Studi Manajemen dan Doktor Administrasi Bisnis (DBA). 

PhD dalam Studi Manajemen berfokus pada pengembangan penelitian yang kuat dan keterampilan analitis untuk berkontribusi pada bidang akademik manajemen serta memiliki kurikulum melibatkan pembelajaran lanjutan dalam metode penelitian, statistik, dan kerangka teoritis. 

Sementara itu, Doktor Administrasi Bisnis (DBA) dirancang untuk para profesional berpengalaman yang ingin menerapkan keterampilan penelitian mereka untuk memecahkan masalah bisnis praktis dimana kurikulumnya menekankan metode penelitian terapan, studi kasus praktis, dan pemecahan masalah dunia nyata.

Pada akhirnya, pilihan program terbaik untuk kita bergantung pada kebutuhan dan tujuan karier kita. 

Ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan seperti: Jika kita memiliki sedikit atau tanpa pengalaman kerja, MM mungkin merupakan titik awal yang baik. 

Ilustrasi mahasiswa pendidikan tinggi. Sumber: constructor.university
Ilustrasi mahasiswa pendidikan tinggi. Sumber: constructor.university

Jika kita telah memiliki pengalaman beberapa tahun, gelar MBA bisa menjadi investasi yang lebih baik. Di sisi lain, jika kita baru ingin memulai karir di bidang manajemen, MM dapat memberikan landasan yang diperlukan, sementara jika kita ingin maju kepada peran kepemimpinan yang lebih mendalam, gelar MBA adalah jalur yang lebih tradisional. 

Selain itu, faktor yang perlu dipertimbangkan tentunya pada akhirnya adalah kemampuan finansial kita. Semua pertimbangan ini tentunya jangan lupa diiringi oleh niat untuk studi lanjut yang ingin kita bangun bagi pengembangan karier kita ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun