Saat saya mencari artikel-artikel mengenai sumber yang dapat menunjang asumsi masalah berdasarkan kesimpulan kami di atas, saya menemukan beberapa poin-poin menarik mulai dari studi yang dilakukan Adobe, Marketing Interactive Singapura, PBB hingga beberapa jurnal lain tentang industri kreatif mengapa manajemen dan sistemnya bisa dikatakan tidak saling terhubung (disconnected) dan malah dapat dikatakan outdated.Â
Adapun ringkasan singkat dari beberapa faktor masalah yang ditemukan adalah:
1. Sifat dari "Kreativitas" Itu Sendiri
Karya kreatif sering kali tidak dapat diprediksi dan subjektif, sehingga menyulitkan pengembangan proses dan prosedur standar. Hal ini dapat menyebabkan silos atau elemen yang saling tidak terhubung dalam organisasi, di mana berbagai departemen atau tim mempunyai cara masing-masing dalam melakukan sesuatu.Â
Valuasi dari kreativitas itu sendiri sampai saat ini menjadi topik riset yang masih terus dikembangkan maupun topik diskusi yang terus berjalan.Â
Dari aspek finansial sendiri, kreativitas ini merupakan aset tak berwujud yang sulit untuk diterjemahkan dalam mata uang kecuali jika terdapat konversi menuju hal-hal seperti perlindungan paten, dan hal semacam ini berpeluang untuk pihak-pihak lain memandang rendah proses kreativitas sebagai hal yang murah maupun tak bernilai sama sekali.
2. Laju Perubahan yang Semakin Cepat
Industri kreatif terus berkembang, dengan teknologi, platform, dan tren baru yang bermunculan setiap saat. Hal ini dapat mempersulit sistem manajemen untuk mengikuti perkembangannya, sehingga menyebabkan proses dan alat yang ketinggalan Zaman menjadi tidak efektif lagi.Â
Ini akhirnya sering kali membuat fokus manajemen perusahaan kreatif sering kali lebih kepada bagaimana penyesuaian diri kepada teknologi baru ketimbang kepada strategi pengembangan kapabilitas perusahaan termasuk dalam analisis maupun R&D mendalam atas strategi perusahaan, desain produk dan realisasi teknologi.