Salah satu hal yang sering jadi tantangan dalam dunia perkuliahan adalah ketika kita dihadapkan dengan membaca karya ilmiah berupa jurnal atau skripsi.Â
Kendala mulai dari penggunaan kalimat yang terlalu tinggi untuk dipahami, bahasa jurnal yang seringkali menggunakan bahasa Inggris, hingga penjabaran metodologi maupun pembahasan yang kadang terlalu ruwet menjadi semacam pil pahit yang harus ditelan.Â
Kendati begitu, setiap bagian dalam karya ilmiah sejatinya adalah sebuah cerita saintifik yang sebenarnya menarik untuk dibahas.
1. Pendahuluan: Akad untuk Menyelesaikan Masalah
Bagian pendahuluan bagi para peneliti pada umumnya bisa dikatakan bagian yang amat sangat menentukan ke mana arah penelitian. Tanpa adanya bagian ini, upaya kita menyelesaikan masalah pada bagian-bagian selanjutnya agaknya tidak akan tersampaikan dengan baik.Â
Melalui pendahuluan, kita beranjak pada fenomena-fenomena yang terjadi, bagaimana fenomena itu akhirnya bisa menjadi sebuah masalah, dan pada akhirnya itulah yang menjadi pintu masuk kita pada apa yang kita (atau peneliti yang jurnalnya kita baca) tengah teliti.Â
Sebuah bagian pendahuluan ibarat "akad" yang kita bangun, bagaimana "akad" itu dirumuskan dalam sederhana (rumusan masalah), bagaimana kita pun mengenal batas kita yang tidak akan kita lampaui (ruang lingkup), serta juga bagaimana apa yang akan kita tuju itu diharapkan berguna bagi banyak orang ke depannya (manfaat penelitian).Â
Akad ini mendasari kita supaya tidak gampang berbelok dari tujuan awal. Meskipun pada akhirnya dalam perjalanan penelitian yang kita alami bisa saja melenceng dari apa yang kita perkirakan, melalui bagian ini kita tetap dapat menemukan jalan untuk kembali pada komitmen penelitian yang kita bangun dari awal.
2. Tinjauan Pustaka: Ruang untuk Menemukan Kejernihan Kacamata Kita
Seringkali salah satu godaan alami seseorang di dunia nyata adalah mencari-cari fakta atau argumen yang mendukung pendapatnya supaya terlihat benar.Â