Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Blaming Culture di Tempat Kerja, Bisakah Diatasi?

7 Oktober 2023   06:30 Diperbarui: 7 Oktober 2023   06:40 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Belajar Pendekatan Pemecahan Masalah dan Keterampilan Resolusi Konflik:

Seringkali kita perlu mempelajari dan terapkan keterampilan resolusi konflik yang efektif untuk mengatasi perselisihan dengan cara yang konstruktif. Di titik ini kita juga tak perlu ragu untuk mencari mediasi atau melibatkan supervisor jika konflik terus berlanjut. Pola pikir pemecahan masalah dalam tim dan organisasi ini dapat kita promosikan pula untuk mendorong rekan kerja  agar dapat mengidentifikasi akar permasalahan dan mengembangkan solusi secara kolaboratif. 

Ilustrasi konflik dalam kantor. Sumber: Canva.com
Ilustrasi konflik dalam kantor. Sumber: Canva.com

Konkulsi :

Kita mungkin tidak menyebabkan semua masalah kita sendiri, namun tindakan atau kelambanan kita di masa lalu juga sering kali berkontribusi terhadap masalah yang ada di masa depan, masalah yang kemungkinan besar akan kita salahkan pada orang lain. Setiap kali kita menghadapi suatu masalah - bahkan masalah yang kita yakini disebabkan oleh orang lain - adalah hal yang perlu untuk bertanya pada diri kita pertanyaan: "Bagaimana saya dapat berkontribusi terhadap pemecahan masalah ini? Bagaimana saya bisa menghadapi situasi ini, orang ini, dan diri saya sendiri, dengan pola pikir yang lebih bermurah hati?" Dengan belajar mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini kita dapat membiasakan diri kita dengan gagasan tentang bagaimana mencegah masalah ini terulang kembali, dan bagaimana mendiskusikannya dengan cara yang meningkatkan kepercayaan dan bukan rasa takut atau penghinaan pada orang lain.

Pada akhirnya, kita perlu mengingat bahwa mengubah budaya perusahaan sering kali merupakan proses bertahap, dan budaya menyalahkan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya sendirian. Namun, dengan mengambil langkah-langkah di atas dan berkolaborasi dengan rekan kerja yang berpikiran sama, kita dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih positif dan akuntabel.

Ilustrasi konflik dalam kantor. Sumber: Canva.com
Ilustrasi konflik dalam kantor. Sumber: Canva.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun