Kehadiran Bagong menjadi representasi bahwa cerita wayang tidak melulu adalah sebuah cerita lurus nan serius, tetapi menjadi tanda bahwa seorang dalang pun harus bisa melawak dan memberi nuansa penyegaran dalam pertunjukkan. Adanya Bagong seakan menjadi punchline yang mengukur daya kreativitas dalang. Tanpa adanya kreativitas semacam ini, pertunjukkan wayang mungkin akan dapat kehilangan penontonnya.
5. Togog : Berprinsip dalam Setiap Perubahan
Selain punakawan pamong kesatria, terdapat pula tokoh punakawan bagi tokoh-tokoh jahat. Mereka adalah Togog dan Bilung. Kedua punakawan ini dalam lakon-lakon pewayangan memiliki majikan yang berbeda-beda dari golongan angkara murka di setiap lakonnya dimana tak jarang majikan mereka berakhir naas mati di tangan Pandawa atau Ramawijaya.
Sosok Togog sendiri seperti punakawan lainnya digambarkan memiliki kecacatan fisik, ia berbibir besar memanjang dengan mata lebar dan juga perut besar. Menurut asal-usulnya, Togog adalah kakak dari dewa Ismaya yang bernama Antaga. Ia turun ke dunia bersama adiknya itu setelah mereka kalah dalam perebutan kekuasaan sebagai pemimpin dewata yang dimenangkan oleh adik bungsu mereka yaitu Manikmaya (Batara Guru).
Sosok Togog dalam setiap jalan cerita pewayangan digambarkan selalu mengingatkan majikannya untuk tidak berbuat jahat, ia bersama rekannya, Bilung, digambarkan banyak beradu argumen yang selalu berakhir dengan kegagalan mereka untuk membujuk rencana majikannya mengenyahkan para kesatria baik. Beberapa penikmat cerita pewayangan menilai bahwa Togog dan Bilung adalah punakawan yang hanya mementingkan rasa aman diri sendiri dan merepresentasikan dewa yang gagal membimbing dengan fenomena dimana mereka selalu berubah-ubah majikan. Meskipun begitu, tokoh ini dalam beberapa lakon yang melibatkan bagaimana ia berelasi dengan adiknya, Semar dan juga anak-anaknya, ia diperlihatkan cukup hangat, terbuka, dan juga terlihat sebagai sosok yang memiliki prinsip tersendiri. Dibalik kompleksitas pembangunan karakternya, sisi membangun prinsip diri sendiri dari seorang Togog ini dapat menjadi sebuah pembelajaran menarik dalam hidup.
6. Bilung : Santai dan Ikhlas pada Perjalanan Hidup
Sosok Bilung adalah pendamping Togog yang menurut asal-usulnya berasal dari hawa nafsu Togog yang disabda untuk menjadi manusia. Seperti halnya Togog, ia juga mendampingi sebagai punakawan bagi orang-orang jahat dan angkara murka. Sosok ini dalam seni pedalangan digambarkan sebagai sosok pendek kerdil, bersuara melengking, dan berwujud menyerupai raksasa tetapi masih berkesan lucu. Ia selalu menjadi bahan bulan-bulanan Petruk maupun anak-anak Semar lainnya.
Bilung sendiri adalah tokoh komikal yang dapat dikatakan "Bagong"-nya punakawan orang-orang jahat. Dengan karakter yang terkadang suka semau sendiri namun sering menjadi bahan bully, sosok Bilung memiliki ciri khas dan penggemarnya tersendiri.