Mohon tunggu...
Gregorius Adeodatus Limansyah
Gregorius Adeodatus Limansyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius

Hobi memanjat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Toleransi dan Kesejahteraan dalam Perbedaan, Ekskursi Kolese Kanisius

19 November 2024   20:03 Diperbarui: 19 November 2024   21:02 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari pertama, kami diberikan kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mempelajari tentang kehidupan sehari-hari di pesantren. Kami diberi sambutan yang hangat oleh kepala sekolah SMA Darul Falah Cihampelas dan beberapa ketua lainnya. 

Namun cukup menakjubkan bagi kami karena pada hari pertama kami mengikuti kegiatan sehari hari mereka dengan "ngaji". Kami belajar tentang agama Islam dan persamaannya antara setiap agama diantara kami. 

Pada hari kedua pagi dimulai dengan sesi salat dan dzikir yang dipimpin oleh para santri. Bagi kami, peserta Katolik, pengalaman mengikuti ibadah dengan menggunakan bahasa Arab ini adalah hal yang baru, namun sangat mengesankan. Meskipun kata-katanya asing, suasana yang penuh ketenangan dan kesungguhan terasa begitu mendalam. Ini adalah pengalaman pertama kami yang membukakan mata kami tentang kedalaman spiritualitas yang dapat ditemukan dalam praktik agama Islam.

Setelah sesi ibadah, kami diajak untuk bertemu dengan para guru Darul Falah. Sebagai tanda penghormatan, setiap siswa, baik kami maupun para santri, melakukan salam dengan gerakan tradisional, yaitu meletakkan tangan di dahi. 

Ini adalah cara yang digunakan oleh umat Muslim untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua dan guru mereka. Hal ini memberikan kami pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya rasa hormat dan pengakuan terhadap orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Para guru kemudian membagi kami ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengikuti berbagai kelas sepanjang hari. Kami berkesempatan untuk benar-benar terlibat dalam rutinitas sehari-hari para santri. Setiap kelas dimulai dengan doa untuk memohon bimbingan dan kebijaksanaan. 

Meskipun doa ini mungkin berbeda dengan doa yang biasa kami lakukan, atmosfernya yang penuh makna memberi kami rasa kebersamaan dalam tujuan yang lebih besar: belajar dan berkembang.

Di sore hari, kami mengikuti sesi Ngaji, sebuah kegiatan yang sangat menginspirasi bagi kami. Dalam sesi ini, kami membahas moralitas dari berbagai pandangan agama, termasuk agama Islam dan Katolik. 

Diskusi ini mengajarkan kami tentang nilai-nilai yang sama yang ada di setiap agama, dan bagaimana pandangan tersebut dapat membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik. Pembelajaran tentang moralitas dalam berbagai agama memperkaya perspektif kami, menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan, ada banyak kesamaan dalam tujuan kita sebagai manusia.

Malam hari di Darul Falah juga merupakan waktu yang sangat istimewa. Setiap minggu, para santri berkumpul untuk berdoa bersama, menyanyi, dan membaca Al-Qur'an. Pada malam itu, kami ikut merasakan kebersamaan dan keharmonisan dalam ritual ibadah yang dilakukan bersama-sama. 

Salah satu santri yang memenangkan kompetisi membaca Al-Qur'an juga memimpin bacaan tersebut, yang memberikan kami pengalaman spiritual yang mendalam. Momen ini menyentuh hati kami dan memperdalam pemahaman kami tentang bagaimana keimanan dapat menyatukan orang dari berbagai latar belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun