Mohon tunggu...
Gregorius SenoAji
Gregorius SenoAji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Adalah seorang yang menyukai film, buku fiksi dan biografi, serta kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Seperti Bambu: Tua-Muda Bersinergi!

15 Juni 2024   00:28 Diperbarui: 15 Juni 2024   06:19 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa rekan yang kebetulan menjadi salah satu masyarakat Gen-Z mengaku, bahwa senioritas di tempatnya bekerja cukup tinggi. Rekan daripada penulis mengaku, kerap menjadi bahan "kongkan -kongkon" dari angkatan kerja seniornya dengan alasan untuk menguji seberapa jauh rekan penulis loyal terhadap perusahaan. 

Mungkin apabila dijadikan perumpamaan, masyarakat Gen-Z seakan - akan berada di lingkungan orientasi mahasiswa angkatan lawas, yang kerap mempraktikan senioritas.

Menurut penulis salah satu faktor yang menghambat hubungan antar angkatan pekerja di sebuah organisasi pekerjaan adalah stigma negatif terhadap salah satu angkatan pekerja itu sendiri. Masyarakat angkatan kerja tertentu telah membatasi diri terlebih dahulu dalam melihat generasi yang lebih muda. 

Penulis berargumen, bahwa sebuah organisasi pekerjaan dapat bergerak secara dinamis sesuai dengan tuntutan pekerjaan adalah dengan menghadirkan masyarakat Gen-Z dan memberikannya ruang untuk berdiskusi dan mengemukakan pendapat. Tantangan terbesar Republik Indonesia dewasa ini adalah globalisasi dalam digitalisasi. 

Masyarakat Gen-Z di Indonesia memiliki kepekaan terhadap finansial, teknologi, dan mitigasi yang jauh lebih baik daripada masyarakat pekerja generasi sebelumnya (Sakitri, 2021). 

Namun sebagai angkatan kerja yang lebih senior, dalam posisi ini dapat menjadi "mentor" bagi rekan - rekan Gen-Z dalam melakukan sebuah pekerjaan. Karena tidak dapat dipungkiri, pengalaman dan keahlian daripada masyarakat generasi yang lebih senior daripada Gen-Z pastinya lebih matang dan bijaksana. 

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan betapa pentingnya kita untuk saling bersinergi lintas angkatan pada sebuah organisasi pekerjaan. Seperti halnya sebuah bambu, yang semakin muda usianya maka akan semakin fleksibel, dan bambu yang semakin tua usianya maka ia akan semakin kokoh. 

Penulis sangat senang duduk - duduk di sebuah bale bambu sambil menikmati secangkir kopi hitam panas dan segenggam tempe koro  di ruang terbuka suatu angkringan di kota asal penulis tinggal. 

Penulis takjub dengan kekuatan bale bambu tersebut, karena sudah sejak lama bale tersebut menemani penulis dalam menikmati kopi dan tempe koro yang disantap. 

Bale tersebut terdiri dari bambu muda sebagai penguat sisi dan penyambung antara bambu tua yang satu dengan lainnya. Dan penulis meyakini bahwa bale bambu merupakan buah tangan daripada leluhur kita di masa lalu. 

Dengan penuh harapan, kehadiran bale bambu bisa mempersatukan dua orang agar dapat bercengkrama satu sama lain. Betapa mulianya leluhur kita! Dewasa ini kita wujudkan harapan leluhur kita, untuk menjadi bambu muda dan bambu tua yang dapat bersinergi satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun