Mohon tunggu...
GREGORIO MANOEROE
GREGORIO MANOEROE Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Brawijaya.

"Change is inevitable, for the good or bad, the time has the answer."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Peningkatan Penggunaan Bahasa Indonesia Guna Memudahkan Komunikasi Antardaerah

14 Desember 2021   19:10 Diperbarui: 14 Desember 2021   20:42 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan bahasa Indonesia sekarang sudah semakin terpuruk, semakin banyak orang yang lebih suka menggunakan bahasa asing dari berbagai negara dibandingkan menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini didukung dengan kebiasaan menyisipkan istilah-istilah asing saat berbicara maupun menulis menggunakan bahasa Indonesia, penggunaan istilah asing tersebut dinilai dapat menghambat dan memperlebar kesenjangan dalam berkomunikasi antar suku daerah di Indonesia.

UNESCO (2016) mencatat bahwa kurang lebih 71% penulisan karya tulis ilmiah dilakukan atau ditulis dalam bahasa Perancis, Jerman, dan Inggris dengan bahasa Inggris menduduki 62% dari data tersebut. Menurut Agustin (2011), Pemerintah Indonesia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama di Indonesia dengan cara memasukkan mata pelajaran bahasa Inggris ke dalam kurikulum dan menjadi mata pelajaran yang penting saat menduduki bangku SD - SLTA.

Perkembangan zaman akan memberikan beberapa pengaruh baik positif maupun negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan bahasa sebagai sarana memperjuangkan dan mendukung perkembangan budaya atau dalam ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Dikutip dari detikNews, penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari - hari semakin berkurang dengan adanya papan - papan nama gedung atau bangunan, papan petunjuk, iklan, dan juga di dalam administrasi pemerintahan, contohnya pada surat - surat dinas dan juga laporan. Kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan masih belum bisa diimplementasikan atau diterapkan dengan baik dan benar, sehingga simbol kedaulatan dan jati diri bangsa yang berupa bahasa Indonesia kita belum sepenuhnya dijalankan secara penuh di negeri sendiri.

Sebagai identitas dari bangsa Indonesia, seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia bangga saat menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah. Terutama untuk generasi muda yang akan meneruskan perjuangan orang-orang terdahulu dalam menjaga kebudayaan Indonesia. 

Namun, kenyataan yang terjadi disekitar kita malahan sebaliknya, semakin hari semakin banyak orang yang melupakan penggunaan kaidah bahasa Indonesia, mereka lebih senang menggunakan istilah-istilah gaul dan modern, serta menyisipkan istilah-istilah asing saat berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia karena mereka berpikir bahwa dengan menggunakan istilah asing akan membuat mereka terlihat lebih keren dibandingkan orang yang menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang benar.

Istilah-istilah asing yang sebagian besar digunakan oleh remaja di sekitar kita dinilai dapat menurunkan esensi serta eksistensi bahasa Indonesia untuk kedepannya, sebab terdapat kemungkinan bahwa bahasa Indonesia akan terpinggirkan dan akan semakin menanggung beban yang berat sebagai bahasa persatuan antar suku dan daerah serta sebagai identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, penggunaan atau pemupukan kembali bahasa Indonesia secara masif merupakan salah satu upaya agar penggunaan bahasa Indonesia bisa bertahan hingga generasi ke depannya dan tidak akan terlengser oleh bahasa-bahasa asing.

Contoh nyata terkait penggunaan istilah-istilah asing yang kita dengar sehari-hari adalah adanya bahasa gaul yang sebagian besar digunakan oleh anak-anak muda khususnya di daerah Jakarta yang sering disebut sebagai “anak jaksel”. Mereka biasanya menggunakan kata-kata seperti "Which is", "Literally", "Like", "Fine", "On the way", dsb. Dengan penggunaan istilah-istilah asing tersebut, hanya kalangan tertentu yang bisa mengerti arti dari bahasa tersebut, dan hal ini akan membuat bahasa Indonesia dianggap kuno di kalangan generasi muda.

Stereotipe Bahasa yang Digunakan oleh Remaja Saat Ini. Foto: Twitter
Stereotipe Bahasa yang Digunakan oleh Remaja Saat Ini. Foto: Twitter
Selain sebagai upaya untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan kaidahnya diharapkan juga untuk membentuk rasa nasionalisme yang tinggi kepada para anak-anak muda dan juga generasi berikutnya. Awal dari kegiatan ini bisa kita mulai dari keluarga masing - masing, kegiatan belajar mengajar, pekerjaan, maupun di dalam masyarakat umum.

Dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, perlu dilakukan penegasan bahasa yang didasari sesuai dengan kaidah yang terdapat pada Ejaan Bahasa Indonesia. Tujuan dari pemberlakuan hal tersebut adalah supaya kegiatan tersebut tidak menyimpang dari tujuan aslinya, yaitu mempertahankan serta melestarikan derajat bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai kaidahnya tidak dianggap kuno melainkan semakin diminati oleh masyarakat.

Berdasarkan pandangan saya, peningkatan penggunaan bahasa Indonesia ini sangat penting karena memiliki tujuan yang jelas dan sekaligus bisa memajukan eksistensi bahasa Indonesia. Beberapa hal yang saya tangkap mengenai tujuan dari kegiatan ini antara lain adalah untuk mempertahankan atau melestarikan penggunaan bahasa Indonesia di tengah keberagaman suku dan budaya seperti saat ini dengan menggunakan tata bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidahnya. 

Kedua, untuk menjelaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat umum dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan dapat meningkatkan komunikasi antar masyarakat di Indonesia. Dan yang terakhir adalah untuk mendeskripsikan apa saja hal–hal yang diperlukan untuk meningkatkan komunikasi antar suku dan daerah yang beraneka ragam di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman serta diselingi dengan masuknya berbagai budaya asing ke Indonesia, bahasa Indonesia banyak ditinggalkan oleh masyarakat umum terutama generasi milenial. Ditambah dengan beragamnya suku serta budaya di Indonesia yang hampir menyebabkan setiap suku tersebut memiliki bahasa daerah mereka masing-masing, bahkan tidak sedikit suku yang memiliki lebih dari satu bahasa daerah. Hal tersebut menyebabkan anak-anak serta para pemuda di daerah tersebut kebanyakan mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua setelah bahasa daerah mereka masing-masing yang akhirnya akan mengakibatkan keberadaan atau eksistensi bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa semakin terancam.

Selain fungsinya sebagai identitas bangsa dan juga sebagai bahasa nasional, fungsi lain dari bahasa Indonesia sendiri merupakan sebagai lambang kebangsaan dan pemersatu berbagai masyarakat dengan suku dan budaya yang memiliki latar belakang yang berbeda. Walaupun seiring perkembangan zaman bahasa Indonesia juga banyak berkembang ke arah yang positif, tentunya akan ada banyak juga dampak negatif yang disebabkan oleh perkembangan zaman. Nyatanya, saat ini bahasa Indonesia mulai digantikan atau tergeser oleh bahasa dan juga perilaku-perilaku yang di dalamnya menyelipkan istilah-istilah asing. Penyebab dari hal-hal tersebut adalah pernyataan yang meyakini bahwa akan terlihat modern dan lebih terpelajar jika kita menggunakan istilah-istilah asing tersebut.

Bahasa Indonesia yang merupakan bagian dari budaya bangsa merupakan salah satu aspek yang sangat rentan terpengaruh oleh perkembangan zaman, karena salah satu efek dari perkembangan zaman merupakan semakin mudahnya pembelajaran dan penggunaan berbagai bahasa. Akibat adanya kerja sama antara negara satu dengan negara yang lain, maka diperlukan satu bahasa yang perlu digunakan untuk memudahkan komunikasi. Bahasa yang sangat paling mudah mempengaruhi penggunaan bahasa-bahasa lain yang ada di dunia adalah bahasa Inggris, karena hampir setiap negara di dunia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.

Peluang yang dimiliki bahasa Indonesia di dalam perkembangan zaman ini dapat berupa dukungan dari masyarakat luas dan juga khususnya dari peran media massa untuk memajukkan serta membudidayakan bahasa Indonesia (Murti, 2015). Sedangkan tantangan yang dihadapi bahasa Indonesia ada dua, yaitu tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal yang dihadapi oleh bahasa Indonesia berupa pengaruh bahasa daerah yang berupa kosakata, pembentukan kata, dan juga struktur kalimat terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada umumnya. Tantangan eksternal merupakan pengaruh negatif dari bahasa-bahasa asing yang berupa masuknya kosakata tanpa adanya proses pembentukkan struktur kalimat dalam bahasa asing itu sendiri.

Berdasarkan peluang dan berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia di tengah perkembangan zaman ini, kita sebagai rakyat dan penerus bangsa Indonesia wajib untuk menjaga serta melestarikan bahasa kita yang satu yaitu bahasa Indonesia. Berbagai persiapan harus kita perhitungkan dengan baik dan juga kita harus mengingat kembali jati diri bangsa, yakni menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan pikiran kita dalam ilmu pengetahuan yang jelas, teratur, dan juga tepat. Hal tersebut seharusnya membuat kami bangga dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia yang merupakan ciri khas budaya dari bangsa Indonesia di tengah-tengah era globalisasi ini.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga serta melestarikan bahasa Indonesia yang bisa kita lakukan adalah dengan menumbuhkan rasa bangga ketika kita menggunakan bahasa Indonesia baik dalam lisan maupun tulisan serta mengurangi penggunaan bahasa asing yang tidak terlalu diperlukan, seperti penggunaan bahasa gaul dalam berkomunikasi dan juga istilah-istilah asing lainnya. Yang paling penting adalah kita sebagai penduduk bangsa Indonesia sekaligus generasi milenial harus membiasakan diri untuk melakukan apapun menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pelestarian eksistensi bahasa Indonesia pada saat ini juga bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pendidikan akademik para pengajar bahasa Indonesia di sekolah-sekolah karena pembelajaran bahasa Indonesia ini sendiri berguna untuk meningkatkan keterampilan dalam berbahasa. Kegiatan peningkatan mutu pengajaran tersebut harus terus dilakukan guna melestarikan dan menjadi sebuah kebanggaan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sesungguhnya, kesadaran diri dari kita sebagai masyarakat Indonesia merupakan faktor utama pendorong pelestarian bahasa Indonesia. Kebijakan masing-masing penduduk Indonesia dalam memilih bahasa yang baik dan buruk yang dipelajari dari internet maupun media massa merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan terjadinya hal tersebut karena dengan ini mereka dapat mengatasi penggunaan bahasa atau istilah asing yang berlebihan. Dengan ini, media massa juga harus ikut serta dalam mewujudkannya, agar di era globalisasi ini bahasa Indonesia bisa mendunia dan menjadi bagian dari perkembangan bahasa di negara lain juga.

Para tokoh terdahulu pasti memiliki alasan yang kuat mengapa menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di negara Indonesia karena tidak mungkin bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi negara jika bahasa Indonesia tidak memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan bahasa dari berbagai daerah yang ribuan jumlahnya. Bahasa Indonesia saat itu digunakan sebagai bahasa pemersatu, penghubung, dan mempererat hubungan orang-orang dari berbagai suku, daerah, dan budaya. Besarnya peran bahasa Indonesia saat itu sebagai bahasa pemersatu bangsa, bahasa Indonesia dijadikan salah satu dasar dari konsep “Bhineka Tunggal Ika”. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi negara Indonesia, yang menjadi lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa. Menggunakan bahasa Indonesia berarti memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi kepada NKRI melalui bahasa Indonesia (Muhammad Rohmadi, 2015). Sudah kita ketahui bersama bahwa sikap nasionalisme diartikan sebagai sikap yang harus dimiliki setiap warga Negara Indonesia dalam mempertahankan Indonesia, dan sudah kita ketahui pula bahwa bahasa Indonesia erat kaitannya dengan identitas dan jati diri bansa Indonesia. Artinya dengan mempertahankan bahasa Indonesia berarti sama dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.

Negara kita ini merupakan negara yang multilingual dan multikultural, berarti orang menggunakan bahasa daerah secara lokal dan secara bersamaan menggunakan bahasa Indonesia secara nasional, tidak dibenarkan untuk memposisikan dan mempromosikan bahasa-bahasa daerah dengan cara yang sama seperti memperlakukan bahasa Indonesia. Memang benar bahwa bahasa daerah harus dilestarikan untuk mempertahankan kebudayaan lokal, namun dengan penggunaan bahasa daerah dapat menyebabkan miskomunikasi atau perbedaan pemahaman antara kita dengan lawan bicara karena besar kemungkinan lawan bicara kita berasal dari daerah yang berbeda dengan kita. Dalam kondisi seperti ini maka penggunaan bahasa Indonesia sangat dianjurkan untuk mempermudah komunikasi,  terutama saat berada dalam forum, kegiatan, ataupun perkumpulan yang dihadiri orang-orang dari beberapa daerah dan suku.

Penggunaan bahasa yang baik artinya sesuai dengan kaidah EYD dan tata bahasa baku yang diberlakukan oleh bangsa Indonesia melalui Badan Bahasa RI (Muhammad Rohmadi, 2015). Karena saat ini banyak orang menggunakan bahasa Indonesia namun tidak sesuai dengan kaidah, dengan menyelipkan istilah-istilah asing saat mereka menggunakan bahasa Indonesia. Jika masih banyak dari kita yang melakukan kebiasaan buruk tersebut, maka penggunaan bahasa Indonesia bukannya mempermudah komunikasi antar bangsa dan suku, namun malah akan semakin mempersulit.

Melihat kondisi seperti saat ini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin menurun. Kita harus ikut ambil bagian dalam menjaga dan melestarikan bahasa kita. Dapat kita lihat pula, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan mendatangkan banyak manfaat, baik manfaat bagi diri kita sebagai bangsa Indonesia maupun manfaat untuk negara yang kita cintai ini.

Setelah mengetahui manfaat-manfaat yang didapatkan dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, diharapkan kita semua dapat mengimplementasikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam keseharian kita. Terutama jika kita sedang berada dalam forum dan kegiatan formal yang dihadiri oleh banyak orang dari seluruh penjuru Indonesia, maka diharuskan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk mempermudah penyampaian informasi dan meminimalisir adanya miskomunikasi.

Sumber:

Putri, N.P. (2017). Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Generasi Millenial.

Wiratno, T. (2017). Memposisikan Kembali Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Bahasa Asing di Indonesia. (Online) Retrieved from
https://docplayer.info/38499232-Memposisikan-kembali-bahasa-indonesia-bahasa-daerah-dan-bahasa-asing-di-indonesia-tri-wiratno-fakultas-sastra-universitas-sebelas-maret-surakarta.html


Rohmadi, M. (2015). Cinta dan Bangga Menggunakan Bahasa Indonesia: Wujud Nasionalisme Kita. (Online) Retrieved from
https://uns.ac.id/id/uns-berkarya/cinta-dan-bangga-menggunakan-bahasa-indonesia-wujud-nasionalisme-kita.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun