Prambanan Jazz Festival merupakan konser musik berskala internasional yang diselenggarakan setiap tahunnya di pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta. Tahun ini merupakan tahun ke-8 bagi Prambanan Jazz Festival dalam meramaikan dunia musik nasional maupun internasional.
Anas Syahrul Alimi dan Bakkar Wibowo selaku founder dan co-founder Prambanan Jazz Festival berharap dengan adanya Prambanan Jazz Festival, panggung untuk musik jazz di Indonesia dapat terus berkembang dan semakin kaya.
Selain itu, pelataran Candi Prambanan yang merupakan lokasi ikonik dengan nilai kesejarahan yang tinggi dipilih sebagai lokasi berlangsungnya Prambanan Jazz Festival diharapkan dapat terus dilestarikan dengan sentuhan kreatif para musisi jazz dari Indonesia maupun luar negeri.
Sesuai namanya, fokus utama Prambanan Jazz Festival adalah musik jazz. Hal tersebut diwujudkan dari para penampil Prambanan Jazz Festival yang kebanyakan memiliki latar belakang musik jazz.
Pada tahun 2015, Prambanan Jazz Festival dibuka dengan penampilan Kenneth Bruce Gorelick atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Kenny G, seorang maestro saksofon asal Amerika Serikat.
Berbicara tentang musik jazz, sebenarnya apa itu musik jazz dan bagaimana awal mula musik jazz muncul hingga sampai di Indonesia?
Musik jazz merupakan salah satu musik khas Amerika Serikat. Awalnya, musik jazz dikembangkan oleh orang-orang Afrika-Amerika yang terkena pengaruh dari struktur harmoni Eropa dan ritme Afrika.
Sekitar tahun 1860-an, musik jazz memiliki istilah gaul Afrika-Amerika, yaitu jasm yang berarti energi. Lalu pada tahun 1916, salah satu surat kabar dari New Orleans Times menggunakan istilah jas bands untuk pertama kalinya.
Salah satu ciri khas musik jazz adalah penggunaan terompet sebagai bagian dari alat musiknya.
Sebagai salah satu budaya dari Amerika Serikat, musik jazz dianggap dapat menjadi sarana untuk menyampaikan kebebasan berekspresi khususnya bagi kaum tertindas yang mendapatkan perlakuan tidak adil.
Dalam hal itu, musik jazz sebagai bagian dari budaya barat tentu saja membawa pengaruh ketika masuk ke Indonesia yang sangat menjunjung tinggi budaya timur.
Namun, para musisi jazz justru melihat hal tersebut sebagai suatu kesempatan untuk memperkenalkan musik jazz dan budayanya ke masyarakat Indonesia. Kata lain, musik jazz menjadi media dalam komunikasi lintas budaya antara musisi dengan budaya barat dan musisi serta masyarakat budaya timur, khususnya Indonesia.
Di Indonesia, musik jazz mulai popular pada tahun 1950-an. Saat itu, para musisi asal Surabaya, Teddy Chen dan teman-teman membentuk sebuah grup jazz bernama Chen Brothers.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi di Indonesia, musik jazz juga ikut berkembang hingga pada akhirnya mendapatkan tempatnya di hati masyarakat Indonesia. Sekitar tahun 1960-an, ketika televisi sudah masuk di Indonesia, salah satu saluran televisi nasional, TVRI melakukan rekaman acara jazz dan menayangkannya kepada masyarakat Indonesia.
Tahun 1980 hingga 1990-an disebut sebagai era emas dari perkembangan musik jazz di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan mulai bermunculan musisi jazz Indonesia seperti Ireng Maulana Elfa Secoria dan Benny Likumahuwa.
Masuk ke tahun 2000-an, berbagai acara dengan mengusung konsep musik jazz mulai bermunculan. Salah satu acara musik jazz paling besar di Indonesia adalah Java Jazz. Berbagai musisi jazz yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri ikut meramaikan acara tersebut.
Para musisi jazz berhasil menggunakan musik jazz sebagai media dalam melakukan komunikasi lintas budaya untuk memperkenalkan musik dan budaya barat ke musisi dan masyarakat di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi budaya timur.
Budaya barat yang terkandung dalam musik jazz mengajarkan musisi dan masyarakat Indonesia untuk lebih bebas dalam berekspresi khususnya melalui musik jazz.
Di Yogyakarta, Prambanan Jazz Festival merupakan konser musik terbesar yang mengusung konsep musik jazz. Tahun ini, Prambanan Jazz Festival 2023 akan dilaksanakan di 2 minggu yang berbeda. Di minggu pertama, Prambanan Jazz Festival akan dilaksanakan pada tanggal 7, 8, dan 9 Juli 2023. Sedangkan, di minggu kedua, Prambanan Jazz Festival akan dilaksanakan pada tanggal 14, 15, dan 16 Juli 2023.
Tentu saja, banyak musisi dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan datang dan ikut meramaikan festival ini. Di minggu pertama, musisi ternama seperti Gipsy Kings by Andre Reyes, Kahitna, dan Dewa 19 akan menampilkan penampilan terbaiknya di panggung Prambanan Java Jazz di hari yang berbeda. Selanjutnya, di minggu kedua, Prambanan Jazz Festival akan diramaikan dengan penampilan dari Lukas Graham, Bond, Eric Benet, dan Tulus.
Tak hanya itu, Prambanan Jazz Festival juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tampil pada Prambanan Jazz Festival I'm Jazz a Kids Stage.
Hingga saat ini, pembelian tiket Prambanan Jazz Festival masih dibuka bagi masyarakat yang ingin menikmati konser musik jazz terbesar di Yogyakarta. Tentu saja, masyarakat dapat memilih hari festival yang ingin ditonton sesuai dengan musisi yang disukai atau masyarakat dapat menikmati festival secara keseluruhan selama 6 hari.
Tentunya menikmati alunan musik jazz dengan pemandangan dan suasana Candi Prambanan akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan.
Untuk informasi lebih lanjut dan terkini dapat diakses di instagram @prambananjazz dan web resmi prambananjazz.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H