Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Madilog Ditulis Sambil Menyamar Jadi Tukang Jahit, Patut Dibaca Pemikir Muda

2 Februari 2025   11:02 Diperbarui: 2 Februari 2025   11:22 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Madilog, salah satu karya besar Tan Malaka yang patut dibaca pemikir dan pemimpin muda kita (dok foto: gramedia.com)

Pemikir progresif ini meninggal dalam usia 51 tahun. Tepatnya pada tanggal 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur. 

Tan Malaka mendapatkan anugerah Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno pada tanggal 28 Maret 1963. Akan tetapi, gelar tersebut dicabut pada masa Orde Baru karena alasan politik.

Pemikir progresif ini juga memiliki konsep dan kepedulian terhadap sekolah di Indonesia yang mana tidak sembarangan sekolah, tetapi membangun sekolah progresif.

Sekolah yang dimaksud Tan Malaka adalah membangun siswa bukan hanya untuk pintar. Namun  lebih dari itu, yakni bangunkan hati merdeka sebagai manusia.

Intisari Madilog bagi pemikir muda

Buku Madilog karya Tan Malaka adalah sebuah karya filosofis yang memuat pemikiran-pemikiran tentang materialisme, dialektika, dan logika. 

Madilog ditulis oleh Iljas Hussein yang tidak lain adalah nama pena dari Tan Malaka sendiri. 

Pertama kali diterbitkan pada tahun 1943, namun edisi resmi perdananya baru muncul di tahun 1951, enam tahun setelah Indonesia merdeka. 

Dalam perjuangan Tan Malaka, ia menggunakan 23 nama samaran sehingga tidak terdeteksi oleh penjajah. Salah satunya, Iljas Hussein.

Buku Madilog edisi resmi perdana yang diterbitkan di tahun 1951 itu setebal 568 halaman dengan mencantumkan nama Tan Malaka.

Sementara yang diterbitkan tahun 1943 merupakan terbitan penulis sendiri dengan nama samaran Iljas Hussein.

Menariknya, buku setebal 568 halaman tersebut ditulis oleh Tan Malaka di Batavia (Jakarta) di masa pendudukan Jepang. Selama masa itu, pemikir besar ini memilih untuk menyamar sebagai tukang jahit.

Buku ini memiliki pengaruh yang besar dalam dunia pemikiran Indonesia dan menjadi bahan bacaan penting bagi para pemikir muda. Terutama mereka yang terlibat dalam pergerakan progresif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun