Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Melihat Lebih Dekat, Sopir Bus AKDP Daratan Timor Lebih Suka Bikin Terminal Bayangan

24 Januari 2025   10:36 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:36 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sopir bus trayek Kefamenanu-Kupang harus berjam-jam menunggu penumpang di terminal bayangan karena sepi (dok foto: Pos Kupang/Thomas Mbenu Nulangi)

Transportasi publik angkutan kota dalam provinsi (AKDP) di daratan Timor, Provinsi NTT masih mengandalkan bus umum sebagai angkutan. Tak hanya mengangkut penumpang, tetapi sering juga mengangkut hasil bumi dan ternak.

Sekalipun saat ini semakin banyak pilihan kendaraan seperti menggunakan kendaraan pribadi atau rentcar yang semakin banyak dan harga terjangkau, bus umum tetaplah beroperasi.

Bus umum ini, melayani rute jalan Timor Raya. Jalur jalan ini, seringpula dinamakan sebagai Trans Timor karena menghubungkan dua kota Utama, Kupang-NTT dan Dili, Negara Timor Leste.

Untuk jalur Timor Barat (NTT) sendiri, menghubungkan Kota Soe (ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan/TTS), Kota Kefamenanu (ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara/TTU), Kota Atambua (ibukota Kabupaten Belu), dan Kota Betun (ibukota Kabupaten Malaka).

Setiap Kota Kabupaten, memiliki terminal bus kota yang mana semua bus harus masuk dan mangkal di situ sesuai dengan peraturan.

Penumpang yang naik atau turun untuk melanjutkan perjalanan, biasanya diturunkan di terminal bus yang sudah dibangun oleh Pemda setempat, lengkap dengan petugasnya.

Akan tetapi, tujuan pembangunan terminal bus atau sering disebut sebagai terminal luar kota sudah tak difungsikan secara maksimal.

Bus-bus AKDP ini sudah jarang masuk ke terminal, tetapi hanya mengambil retribusi dari petugas di pinggir jalan. Mereka lebih suka membuat terminal bayangan sendiri.

Di Kupang misalnya, bus AKDP lebih banyak mangkal di terminal bayangan di Oesapa dan jalur lain sepanjang jalan Timor Raya. Terminal bus Oebobo terlihat sepi-sepi saja.

Pangkalan terminal bus Kabupaten Kupang di Noelbaki pun demkian. Bus-bus AKDP hanya memberikan sejumlah uang pungutan kepada petugas yang ada di pinggir jalan, lalu melanjutkan perjalanan.

Hal yang sama juga terjadi di terminal bus Haumeni-Soe yang walaupun lokasinya persis di pinggir jalan sebelum masuk Kota Soe, bus AKDP ogah masuk.

Bus-bus AKDP jurusan Kefamenanu-Kupang pun demikian. Mereka lebih suka mangkal dan menunggu penumpang di km 3 atau km 5 jurusan Kupang.

Sopir bus trayek Kefamenanu-Kupang harus berjam-jam menunggu penumpang di terminal bayangan karena sepi (dok foto: Pos Kupang/Thomas Mbenu Nulangi)
Sopir bus trayek Kefamenanu-Kupang harus berjam-jam menunggu penumpang di terminal bayangan karena sepi (dok foto: Pos Kupang/Thomas Mbenu Nulangi)

Alasan mangkal di terminal bayangan

Ada beberapa alasan mengapa sopir bus umum lebih suka parkir di luar terminal bus yang telah ditentukan dan membuat terminal bayangan sendiri.

1. Kemudahan Akses
Beberapa sopir merasa lebih mudah dan nyaman untuk parkir di lokasi yang mereka tentukan sendiri.

Mereka lebih suka dengan terminal bayangan daripada harus mengikuti aturan dan prosedur yang berlaku di terminal bus resmi.

Salah seorang sopir bus umum yang mangkal di daerah Oesapa, Kota Kupang mengaku bahwa mangkal di terminal bayangan sendiri itu dapat memberikan mereka fleksibilitas dan kemudahan akses.

2. Alasan ekonomi
Sopir bus ingin menghindari biaya tambahan atau retribusi yang harus mereka bayar jika masuk ke terminal bus resmi.

Dengan membuat terminal bayangan sendiri, mereka bisa menghemat biaya operasional meskipun seringkali memberikan uang rokok bagi calo penumpang.

Terminal Haumeni di Kota Soe, kadang kenek memberi pungutan retribusi tanpa meminta karcis (dok foto: tribunnflores.com/HO-OMBUDSMAN NTT)
Terminal Haumeni di Kota Soe, kadang kenek memberi pungutan retribusi tanpa meminta karcis (dok foto: tribunnflores.com/HO-OMBUDSMAN NTT)

3. Waktu tunggu
Masuk ke terminal bus resmi mungkin berarti harus menunggu giliran untuk berangkat sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Sementara, di terrminal bayangan sendiri, sopir bisa memilih untuk berangkat lebih cepat tanpa harus menunggu atau menunggu hingga bus penuh dengan penumpang.

4. Kenyamanan dan pengaturan sendiri
Dengan membuat terminal bayangan sendiri, sopir memiliki kontrol penuh terhadap kenyamanan dan pengaturan tempat parkir mereka.

Para sopir yang mangkal di terminal bayangan ini dapat memilih lokasi yang lebih strategis atau ramai untuk menarik penumpang lebih banyak.

Perlu Kerjasama yang baik

Guna mengatasi terminal bayangan maka seharusnya Pemda menghidupkan dan merawat kembali terminal dengan baik. Mencitpakan kreatifitas yang membuat pengguna merasa nyaman di terminal.

Meskipun ada beberapa sopir bus umum yang memilih untuk membuat terminal bayangan sendiri, penting untuk diingat perlu adanya kepatuhan.

Kepatuhan terhadap aturan dan regulasi yang berlaku merupakan kunci untuk menjaga keselamatan dan ketertiban transportasi umum.

Masyarakat juga sebaiknya mendukung sistem transportasi publik yang sudah diatur dengan baik untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan teratur bagi semua orang.

Sementara, pihak Pemda setempat hendaknya tak hanya melakukan penertiban secara sporadik. Atau hanya memungut retribusi. Mendorong krisis transportasi publik di daerah. Padahal, masih tetap dibutuhkan oleh masyarakat. 

Fasilitas terminal bus, seharusnya dibuat dan dirawat dengan baik sehingga nyaman bagi calon penumpang dan sopir-sopir bus yang sedang mangkal menunggu penumpang.

Satlantas Belu tertibkan terminal bayangan di Atambua, Kab Belu namun setelah itu terminal bayangan muncul lagi (dok foto: nttonlinenow.com)
Satlantas Belu tertibkan terminal bayangan di Atambua, Kab Belu namun setelah itu terminal bayangan muncul lagi (dok foto: nttonlinenow.com)

Kolaborasi yang baik antara pemda, pemilik bus, para sopir, dan calon penumpang dapat menjaga kelancaran transportasi publik.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun