Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengurai Problematika MBG agar Terdistribusi hingga Daerah Terpencil di NTT

17 Januari 2025   11:18 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:46 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kick off makan bergizi gratis atau lebih populer dengan nama MBG sudah hampir berjalan 2 pekan, terhitung sejak implementasi hari pertama pada Senin, 6 Januari 2025 lalu.

Banyak kendala yang dihadapi sejak hari pertama kick off makan bergizi gratis ini. Di Provinsi NTT misalnya, ada beberapa halangan yang perlu diperbaiki.

1. Sedikitnya sasaran sekolah
Hal pertama berkaitan dengan sedikitnya sekolah yang mendapatkan kesempatan untuk menjadi 'sekolah model' dalam pelaksanaan program MBG tahap pertama.

Di  NTT misalnya, lounching MBG difokuskan di Kabupaten Kupang saja. Itu pun hanya ada 12 sekolah yang mendapatkan kesempatan tersebut. 

Ke-12 sekolah yang beruntung ini adalah:

  • TK Santa Angelika Noelbaki.
  • SD Inpres Noelbaki.
  • SD GMIT Manumuti.
  • SD Inpres Puluthie.
  • SD GMIT Tuapukan.
  • SD Kristen Rehobot.
  • SD GMIT Oebelo.
  • SDK Santo Yoseph Noelbaki.
  • SDN Takolah Indah.
  • SMP Kristen Rehobot.
  • SMA Plus Kristen Rehobot.
  • SMAN 1 Kupang Tengah.

Aroma makanan tak sedap 'hadir' dalam program MBG di Kupang, NTT (dok foto: cnnindonesia.com/Elly)
Aroma makanan tak sedap 'hadir' dalam program MBG di Kupang, NTT (dok foto: cnnindonesia.com/Elly)

2. Kesiapan SPPG
Faktor kedua, berkaitan dengan kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang dikelola oleh Bada Gizi Nasional (BGN).

Beberapa kasus, pengelola dapur MBG terlambat mengantarkan makanan ke sekolah sehingga siswa tidak makan karena agak bau dan rasanya aneh. Kasus ini terjadi di SMPN 24 Ambon, Maluku.

3. Anak tidak selera
Menu makanan yang disiapkan adalah menu yang serba umum. Sementara, selera setiap anak itu berbeda. Dan tidak mungkin juga, dapur MBG harus menyediakan menu berbeda sesuai request dari setiap siswa.

Di sinilah, peran para guru yang harusnya meyakinkan anak didik mereka untuk bisa menerima makanan yang dihidangkan sebagai ungkapan syukur atas hidangan yang telah disediakan secara gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun