Musim hujan adalah waktu yang ideal bagi pertumbuhan jamur. Faktor penyebabnya adalah karena kondisi lingkungan yang lembab dan cukup hangat.Â
Ada beberapa  faktor penyebab mengapa banyak jamur tumbuh di musim hujan, terutama jamur liar yang tumbuh di mana saja cocok.
1. Kelembaban tinggi
Jamur membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk berkembang dengan baik.Â
Musim hujan menyediakan kondisi yang ideal dengan adanya curah hujan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kelembaban jamur.
2. Suhu yang cocok
Suhu yang cenderung hangat selama musim hujan juga mendukung pertumbuhan jamur.Â
Suhu yang stabil dan tidak terlalu panas maupun terlalu dingin memacu pertumbuhan jamur.
3. Nutrisi yang tersedia
Tanah yang basah akibat hujan menyediakan nutrisi yang cukup bagi jamur untuk tumbuh dengan subur.
Jenis jamur bisa dimakan dan beracun
Dari aspek manfaatnya, jamur dibedakan atas dua kelompok besar.Â
Jamur kelompok pertama adalah jenis yang dapat dimakan. Sedangkan kelompok kedua, tidak bisa dimakan karena beracun.
Beberapa jenis jamur yang bisa dikonsumsi, diantaranya ada jamur shiitake, jamur kancing, jamur tiram, jamur porcini, jamur maitake, jamur enoki, dan jamur portobello.
Jamur yang dijual di supermarket sebaiknya dipilih yang masih segar, dari produsen terpercaya, dan tanggal kedaluwarsa masih lama.Â
Sebelum dimasak, jamur perlu dibersihkan dengan saksama dan dimasak hingga matang sempurna sehingga jamur aman dikonsumsi.
Jamur yang bisa dimakan memiliki beberapa manfaat. Diantaranya adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena mengandung vitamin B6, selenium, dan vitamin D.
Jamur juga berfungsi dalam menjaga kesehatan jantung karena mengandung antioksidan dan beta glucan.Â
Mampu menurunkan kadar kolesterol karena mengandung beta glucan, yaitu serat larut yang baik.
Beberapa jenis jamur dapat membantu menjaga kesehatan tulang karena mengandung vitamin D. Juga mampu menurunkan risiko diabetes karena mengandung serat yang tinggi.
Manfaat lainnya, menjaga kesehatan kulit (kaya vitamin B), memproduksi sel darah merah karena mengandung tembaga, memmbatu menjaga kesehatan otak.
Sementara jamur beracun tidak bisa dimakan karena mengadung racun yang  dapat merusak sel-sel tubuh.Â
Beberapa contoh jamur beracun di antaranya: Amanita phalloides (Death Cap), Gyromitra (False Morel),Galerina marginata (Autumn Skullcap), Amanita muscaria (Fly Agaric), dan  Cortinarius orellanus (Fool's Webcap).
Ciri jamur yang bisa dimakan versus beracun
Perbedaan ciri antara jamur yang bisa dimakan dan jamur beracun dapat dikenali dari beberapa hal.Â
Perlu dikenal terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil dan mengolahnya jadi makanan.
1. Warna dan bentuk
Jamur yang biasa dikonsumsi umumnya memiliki warna dan bentuk yang khas dan mudah dikenali.
 Sebaliknya, jamur beracun seringkali memiliki warna dan bentuk yang mencolok atau aneh.
2. Bau
Jamur yang aman untuk dikonsumsi biasanya memiliki aroma yang khas dan enak.
Sementara jamur beracun seringkali memiliki bau yang tidak sedap atau amis.
3. Tempat hidup
Jamur beracun seringkali hidup di tempat-tempat kotor seperti kotoran sapi, kotoran kerbau, atau kotoran kuda.
4. Tekstur
Tekstur pada jamur beracun terlihat aneh. Ada yang bergelembung atau berkerut.
5. Cincin atau jaring
Jamur beracun biasanya memiliki semacam cincin atau bentuk seperti jaring pada gagangnya.
 Contoh jamur ini adalah Armillaria dan  Cortinarius.
6. Spora
Jamur beracun memiliki warna spora yang mencolok. Ada yang berwarna hijau, hitam, bahkan berwarna gelap.
7. Ketersediaan informasi
Sebelum mengonsumsi jamur, pastikan untuk memeriksanya terlebih dahulu dengan referensi yang akurat atau orang yang berpengalaman dalam bidang ini.
Tanda keracunan jamur
Tanda-tanda keracunan jamur bisa bermacam-macam dan bervariasa, tergantung pada jenis jamurnya.Â
Akan tetapi  ada beberapa gejala umum yang mungkin timbul pada seseorang yang keracunan jamur.
1. Mual dan muntah
Salah satu gejala keracunan jamur yang paling umum adalah mual dan muntah.
2. Diare
Penderitanya mungkin mengalami diare yang parah.
3. Sakit perut
Rasa sakit atau kram perut juga bisa menjadi tanda keracunan jamur.
4. Pusing
Gejala lainnya meliputi pusing, pingsan, atau kebingungan.
Jika seseorang diduga keracunan jamur, segera cari pertolongan medis dan bawa contoh jamur yang dikonsumsi untuk membantu proses pengobatan dan diagnosis lebih lanjut.
Referensi:
https://www.kompas.com/sains/read/2022/09/03/110200923/perbedaan-jamur-beracun-dan-tidak-beracun
https://www.rri.co.id/kuliner/827897/mengenal-jenis-jamur-yang-aman-untuk-dikonsumsi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI