Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Potret Tangguh Penjual Makanan Pinggir Jalan

18 November 2024   03:51 Diperbarui: 18 November 2024   04:41 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang yang memilih untuk membeli makanan pinggir jalan atau sering disebut dengan nama street food. Tentu saja dengan alasannya masing-masing. 

Sebagian orang memutuskan untuk membeli makanan pinggir jalan atau street food lantaran harganya yang murah, sesuai dengan isi kantong pembeli. 

Selain itu, street food pun tidak kalah enak. Bahkan beberapa penjual kewalahan melayani pembeli pada waktu-waktu tertentu.

Lokasi penjual makanan pinggiran yang strategis juga memiliki daya tarik tersendiri untuk para pembeli. Di samping itu, suasana non formal juga menarik pembeli yang tidak begitu suka akan suasana formal seperti di restoran.

Ketertarikan para pembeli makanan pinggir jalan, membuat banyak penjual ingin mencari peruntungan dengan menjual makanan di pinggir jalan.

Mulai dari menggunakan gerobak makanan, mendirikan tenda di sore hingga malam hari, atau membuat warung mini di pinggir jalan.

Beberapa contoh street food diantaranya adalah siomay, batagor, pempek, bubur ayam, bubur kacang, nasi uduk, sekoteng, kue serabi, seblak, cireng, cilok, es doger, es campur, gado-gado, jagung bakar, corndog, kerak telor, dan pisgor. 

Di sore hari, sering pula bermunculan kafe tenda seperti soto lamongan, sate madura, pecel ayam, pecel lele atau gerobak jagung bakar dan pisang bakar yang mangkal di pinggir jalan dan ramai dikunjungi pembeli.

Lantas, apa saja keuntungan dan kerugian dari berjualan makanan di pinggir jalan? Berikut beberapa hal yang sering dialami oleh para penjual, baik dari aspek kelebihan maupun kekurangannya.

Keuntungan

Beberapa keuntungan dari menjual makanan di pinggir jalan atau street food diantaranya sebagai berikut ini.

1. Biaya operasional rendah
Penjualan makanan di pinggir jalan biasanya membutuhkan biaya operasional yang relatif rendah dibandingkan dengan membuka restoran atau kedai.

2. Fleksibilitas
Penjual makanan pinggir jalan memiliki fleksibilitas untuk menentukan lokasi penjualan, waktu operasional, dan jenis makanan yang ditawarkan.

3. Interaksi langsung dengan pelanggan
Penjual dapat berinteraksi langsung dengan pelanggan. Membangun hubungan lebih dekat dan mendapatkan umpan balik secara langsung.

Interaksi langsung penjual street food dengan pelanggannya (dok foto: jatim.viva.co.id)
Interaksi langsung penjual street food dengan pelanggannya (dok foto: jatim.viva.co.id)

Kerugian

Selain leuntungan, ada pula beberapa kerugian atau kelemahan dari penjualan makanan pinggir jalan.

1. Kondisi lingkungan yang tidak menentu
Risiko cuaca buruk, kemacetan, atau gangguan dari lingkungan sekitar merupakan kerugian yang sering dihadapi penjual makanan di pinggir jalan.

2. Persaingan yang ketat
Persaingan bisnis di jalanan bisa sangat ketat, sehingga sulit untuk menonjol di tengah persaingan yang sengit.

3. Regulasi dan perijinan
Mengurus izin usaha, pemenuhan standar kesehatan, dan peraturan lainnya dapat menjadi tantangan tersendiri.

4. Pungli
Pungli atau pungutan liar merupakan salah satu momok menakutkan yang sering dihadapi oleh para penjual makanan pinggir jalan. Sebab, seringkali disertai dengan pemaksaan dan intimidasi.

Solusi

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan dalam menjalankan usaha berupa jualan makanan di pinggir jalan bisa melalui cara berikut ini.

1. Memilih lokasi yang strategis
Memilih lokasi dengan volume lalu lintas yang tinggi dan potensi pelanggan yang besar merupakan strategi yang perlu diterapkan sehingga tidak sepi akan pembeli.

2. Menjaga kualitas dan kebersihan
Pembeli selalu mengutamakan kualitas dan kebersihan makanan dan lingkungan.

Karena itu perlu dipastikan kualitas makanan dan kebersihan tempat usaha selalu terjaga untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan.

3. Inovasi dalam produk dan pemasaran
Penjual makanan pinggir jalan perlu menciptakan menu yang unik, menawarkan promo menarik, dan memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan eksposur usaha.

4. Mengelola keuangan dengan bijak
Pengelolaan keuangan menjadi tantangan tersendiri. Penjual hendaknya mencatat semua biaya dan pendapatan dengan cermat.

Termasuk mengatur stok dan pengeluaran secara efisien untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan keuntungan.

Corndog, salah satu inovasi produk makanan kekinian yang bisa dijual sebagai street food (dok foto: cdn.popbela.com)
Corndog, salah satu inovasi produk makanan kekinian yang bisa dijual sebagai street food (dok foto: cdn.popbela.com)

Ketangguhan penjual street food

Terdapat beberapa potret tangguh dari penjual makanan pinggir jalan atau street food yang dapat dijadikan sebagai teladan.

1. Keramahan dan kehangatan
Penjual makanan pinggir jalan seringkali memiliki sikap ramah dan hangat terhadap pelanggan. 

Mereka melayani dengan senyuman dan keramahan, menciptakan hubungan yang baik dengan pembeli.

2. Keuletan dan ketabahan
Meskipun berhadapan dengan cuaca ekstrem, persaingan bisnis yang ketat, atau kondisi lingkungan yang tidak selalu nyaman, penjual makanan pinggir jalan tetap gigih dan tabah menjalankan usahanya.

3. Kreativitas dalam pemasaran
Banyak penjual makanan di pinggir jalan mengandalkan kreativitas mereka dalam hal pemasaran. 

Mulai dari desain gerobak hingga strategi promosi, mereka terus mencari cara untuk menarik perhatian pelanggan potensial.

4. Kualitas produk yang konsisten
Penjual makanan pinggir jalan yang tangguh selalu menjaga kualitas produknya. 

Mereka menggunakan bahan-bahan segar, memasak dengan hati-hati, dan selalu memberikan rasa yang konsisten kepada pelanggan.

5. Komitmen terhadap pelanggan
Penjual street food yang berhasil di pinggir jalan selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. 

Mereka mendengarkan masukan, menghargai setiap pembeli, dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen. 

Penjual street food di Jalan Eltari Kota Kupang memanfaatkan car free day setiap Sabtu pagi untuk berjualan (dok foto: Pos-kupang.com/Ferry Ndoen)
Penjual street food di Jalan Eltari Kota Kupang memanfaatkan car free day setiap Sabtu pagi untuk berjualan (dok foto: Pos-kupang.com/Ferry Ndoen)

Dari potret tangguh penjual street food, kita dapat belajar untuk menjadi lebih gigih, kreatif, serta peduli terhadap pelanggan dalam menjalankan usaha makanan pinggir jalan.

Referensi:
www.p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Jajanan_jalanan_di_Indonesia
www.youtube.com/watch?v=SbL9zAZB6hU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun