Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Susu Sapi Impor untuk Kepentingan Siapa?

13 November 2024   04:16 Diperbarui: 13 November 2024   07:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dataran yang jauh di perkebunan hijau
Angin menerpa lembut membelai rumput nan subur
Di sana ada sapi-sapi yang ikhlas
Menghasilkan susu segar untuk berbagai kebutuhan.

Namun dari ujung sana datanglah sang kapal
Membawa susu impor dengan label yang mahal
Dengan janji manis kualitas yang lebih tinggi
Namun apa yang terjadi pada sapi-sapi kami?

Peternak kecil bekerja keras dengan cinta
Menyayangi sapi-sapi memberi makan dan kasih
Tapi bagaimana mereka bersaing dengan impor
Yang mengancam keberlangsungan usaha mereka?

Susu sapi impor untuk kepentingan siapa?
Mungkin untuk pasar yang rakus akan keuntungan tanpa rasa
Namun apakah kita lupa akan nilai lokal
Yang seharusnya dijaga demi keberlanjutan alam?

Maka marilah kita berpikir sebelum memutuskan
Apakah susu sapi impor benar-benar diperlukan?
Ataukah lebih baik mendukung peternak lokal
Guna menjaga keberlangsungan dan nilai kesetaraan sosial.

Susu sapi impor suatu pertanyaan berat
Dibalik manisnya tersembunyi kepedihan hati
Mari  jaga keadilan dan dukung peternak lokal
Agar susu sapi impor tak merenggut keberkahan dari tanah ini.

Ilustrasi susu sapi impor yang bebas pajak (dok foto: Pixabay/Couleur via kompas.com)
Ilustrasi susu sapi impor yang bebas pajak (dok foto: Pixabay/Couleur via kompas.com)

Kupang si Kota Karang
12 November 2024
Puisi untuk sahabat peternak lokal
G.N.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun