Para peternak sapi perah asal Boyolali, Provinsi Jawa Tengah melakukan aksi membuang, mandi susu dan juga membagikan susu sapi gratis kepada masyarakat.Â
Aksi tersebut dilakukan di Tugu Patung Susu Tumpah pada hari Sabtu (9 November 2024).
Protes ini berkaitan dengan kebijakan impor susu sapi dan susu lokal yang tak terserap kuota industri susu yang merugikan peternak lokal seperti yang diberitakan dalam kanal YT KompasTV.Â
Peternak Buang 50 Ribu L Susu
Tindakan peternak Boyolali membuang dan membagikan 50.000 liter susu yang diliput oleh berbagai media merupakan aksi solidaritas para peternak dan pengepul susu sapi lantaran serapan susu dari pabrik semakin menurun.Â
Aksi peternak Boyolali membuang susu sapi bukanlah yang pertama. Sebelumnya, di Pasuruan Jawa Timur juga terjadi aksi pembuangan susu sapi pada bulan November 2024.
Baik aksi peternak sapi dari Pasuruan maupun Boyolali menyoroti tentang kebijakan pemerintah yang membuka keran lebar-lebar bagi industri susu sapi dalam negeri untuk melakukan impor susu dari luar negeri.
Adanya kemudahan impor susu sapi seperti tidak ada pajak untuk impor susu tersebut menyebabkan industri susu sapi dalam negeri bebas impor.Â
Sementara itu, produk susu sapi peternak dari dalam negeri tetap dibatasi kuotanya. Demikian benang merah yang disampaikan oleh perwakilan peternak dari Pasuruan dan Boyolali yang dirilis oleh cnnindonesia.com.
Pemerintah Impor Susu dan 1 Juta Sapi Perah
Menurut Menteri Koperasi Kabinet Merah Putih (Budi Arie Setiadi), pemerintah memang masih harus melakukan impor susu sapi seperti yang disampaikan pada Senin (11 November 2024) seperti dirilis dalam id.investing.com.
Alasan Menkop Budi, konsumsi susu dalam negeri mencapai 4,4 juta ton/tahun di tahun 2022-2023. Sementara, industri susu sapi dalam negeri hanya mampu menyediakan 837.223 ton.Â
Karena industri susu dalam negeri hanya mampu memenuhi 20 persen kebutuhan, maka Pemerintah perlu impor 80 persen lagi terutama dari Australia dan Selandia Baru untuk menutupi kekurangan tersebut.
Di lain pihak, pemerintah telah berencana untuk mengimpor 1.000.000 sapi perah yang sudah diwacanakan oleh Presiden Prabowo Subianto di masa kampanye Pilpres 2024.Â
Tujuan impor sapi perah tersebut adalah guna memenuhi produk susu sapi dalam negeri sendiri sehingga Indonesia tidak tergantung pada impor susu sapi dari negara lain.
Rencana tersebut kembali disampaikan oleh Amran Sulaiman, Menteri Pertanian Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 saat rapat kerja (raker) dengan Komisi IV DPR pada hari Selasa (5 November 2024).
Mencari Jalan Tengah: Adakah?
Pemerintah tentunya ingin agar program nasionalnya, terutama mega program "Makan Bergizi dan Minum Susu Gratis" bagi anak-anak usia sekolah, balita, ibu menyusui dan ibu hamil terpenuhi.
Sementara, pemerintah menyatakan jika produk susu sapi dalam negeri selama ini tidak mencukupi. Hal inilah yang melatarbelakangi impor susu sapi jalan terus.
Di lain pihak, pada masa kampanye Pilpres 2024 lalu muncul gagasan dari Capres Prabowo Subianto (kini Presiden RI ke-8) untuk mengatasi impor susu sapi.
Agar susu sapi di dalam negeri dapat terpenuhi, maka setidaknya harus mengimpor 1 juta ternak sapi perah secara bertahap dari tahun 2025 hingga tahun 2029.
Lantas, jalan kompromi apa yang selayaknya perlu dilakukan sehingga impor sapi perah dapat dilaksanakan dengan baik hingga kahirnya menutup kran impor susu sapi, sambil memastikan susu peternak lokal diserap habis oleh industri susu?
Setidaknya ada 5 jalan tengah yang dapat dilakukan oleh pemerintah selaku pengatur tatanan kehidupan negara, termasuk mengatur kehidupan ekonomi.Â
1. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Memberdayakan peternak sapi perah lokal dengan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sapi mereka.Â
Dengan melakukan edukasi secara kontinu dan konsisten, susu sapi yang dihasilkan para peternak lokal dapat memenuhi standar yang diperlukan oleh industri susu.
2. Kolaborasi dengan Industri Susu
Pemerintah dapat memfasilitasi kerja sama antara peternak sapi perah lokal dan industri susu dalam hal penetapan harga yang adil dan pembelian susu secara langsung dari peternak.
3. Promosi Produk Susu Lokal
Melalui kampanye promosi dan edukasi kepada masyarakat, pemerintah dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendukung produk susu lokal.Â
Dengan adanya kesadaran dari masyarakat, dapat mendorong konsumen untuk lebih memilih susu lokal daripada mendukung impor.
4. Penguatan Rantai Pasok
Membangun rantai pasok susu yang kuat dan efisien antara peternak, pengumpul susu, industri pengolahan, hingga distribusi ke pasar.Â
Dengan demikian, susu dari peternak lokal bisa terserap habis oleh industri susu dalam negeri.
5. Regulasi Tarif Impor
Pemerintah dapat mengatur tarif impor susu sapi dan ternak sapi perah sehingga tidak mengganggu produksi susu lokal.Â
Pengaturan tersebut tak hanya berlaku di atas kertas, tetapi betul-betul memperhatikan implementasinya agar berjalan dengan bai dan tidan menyimpang.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara persediaan susu lokal dan susu impor dengan tetap memberikan prioritas bagi peternak lokal.
Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat menciptakan situasi di mana susu peternak sapi perah lokal tetap memiliki pangsa pasar yang cukup besar.
Kebutuhan susu yang tidak dapat dipenuhi oleh peternak lokal dapat dipenuhi dari susu impor sambil menjalankan kebijakan impor sapi perah secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri.
Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=6f27i88M3eo
https://id.investing.com/news/economy-news/menkop-ingin-koordinasi-lanjutan-terkait-kebijakan-bea-masuk-impor-susu-sapi-2659528
https://cnnindonesia.com/ekonomi/20241108120737-92-1164384/peternak-di-jatim-buang-susu-sapi-imbas-industri-pilih-impor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H