Contoh herbisida antara lain diuron, bromacil, oksadiazon, oksifluorfen, ametrin, butaklor dan metil metsulfuron. Biasanya diaplikasikan saat gulma sudah tumbuh.Â
Insektisida
Insektisida telah lama dan sering digunakan untuk mengendalikan serangga seperti nyamuk, kecoak, kutu busuk, rayap, semut, belalang, wereng, dan ulat. Karenanya, sering diaplikasikan di rumah-rumah dan  di lahan pertanian.
Cara kerja insektisida adalah mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, kembang biak, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lain dari serangga yang disasar.
Moluskida
Siput termasuk hewan yang suka memakan tanaman. Karena itu dianggap sebagai hama yang merugikan. Pengendalian siput biasa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia Moluskida.
Nematisida
Nematisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membasmi nematoda, yaitu mikroorganisme berbentuk cacing yang bersifat parasit. Nematoda ini dapat merusak akar atau umbi tanaman hingga hampir 100 persen.
Rodentisida
Rodentisida dapat berupa umpan beracun atau rodentisida fumigan. Jenis rodentisida yang digunakan tergantung pada bahan aktif yang digunakan.
Pestisida jenis ini adalah bahan kimia beracun yang digunakan untuk membunuh binatang pengerat seperti tikus yang merugikan, baik di rumah, gudang, Â maupun di lahan pertanian.
Dampak Negatif Pestisida
Pestisida kimia dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Dampak negatif penggunaan pestisida bagi lingkungan di antaranya sebagai berikut.
1. Mengganggu keanekaragaman hayati
Pestisida dapat mencemari tanah, air tanah, dan sumber air permukaan. Senyawa kimia dalam pestisida dapat merusak ekosistem air dan organisme yang hidup di dalamnya, seperti ikan, amfibi, dan plankton.
Pestisida dapat beracun bagi cacing tanah, yang berperan penting dalam ekosistem tanah. Cacing tanah dapat terpapar pestisida melalui pori-pori tanah yang terkontaminasi.