Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kearifan Lokal Masyarakat dalam Melestarikan Hutan

23 Oktober 2024   04:12 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:05 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Unsplash/Waren Brasse


Hutan memiliki banyak fungsi yang sangat penting bagi kehidupan kita dan lingkungan di sekitar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Selain manfaat jangka pendek berupa penyediaan kayu, hutan juga memainkan peran yang sangat beragam dalam jangka panjang.

Manfaat jangka panjang dari hutan diantaranya sebagai sumber tanaman obat-obatan dan penyedia air. Termasuk sebagai penjaga keseimbangan air permukaan dan air tanah.

Hutan juga sangat bermanfaat dalam menjaga kesuburan lahan, pencegahan banjir, tanah longsor, dan menjadi habitat satwa liar .

Tak kalah pentingnya adalah sebagai penyerap karbon, pengatur iklim lokal dan global, dan menjadi sumber perekonomian masyarakat.

Namun sayangnya, hutan sering mengalami kerusakan akibat pembalakan liar, perambahan lahan, pembakaran secara sengaja, dan aktivitas manusia lainnya.

Untuk menjaga kelestarian hutan, masyarakat dapat berperan sebagai agen perubahan dengan menerapkan kearifan lokal yang telah ada sejak nenek moyang.

Berikut beberapa upaya masyarakat sebagai kearifan lokal dalam menjaga kelestarian hutan yang masih dijumpai di kampung atau pedesaan, termasuk usaha menyadarkan masyarakat lain yang belum sadar.

Hutan mamar di Timor Barat NTT, salah satu praktik pertanian yang masih tetap dilestarikan hingga kini (dok foto: journal.unhas.ac.id)
Hutan mamar di Timor Barat NTT, salah satu praktik pertanian yang masih tetap dilestarikan hingga kini (dok foto: journal.unhas.ac.id)

1. Praktik Pertanian Berkelanjutan

Masyarakat dapat menerapkan sistem pertanian berkelanjutan seperti agroforestri atau polikultur, yang memadukan tanaman budidaya dengan pepohonan dan tumbuhan lainnya.

Praktik pertanian berkelanjutan model begini, dapat membantu mempertahankan keanekaragaman hayati dan kualitas tanah di sekitar hutan.

Di Timor, masyarakat di desa-desa umumnya menerapkan model pertanian agroforestri (hutan mamar) atau polikultur yang pengalamannya diperoleh secara turun-temurun.

Salah satu sisi area Cagar Alam Mutis di Timor Barat, tetap lestari karena partisipasi masyarakat untuk menjaganya (dok foto: tripadvisor.co.id)
Salah satu sisi area Cagar Alam Mutis di Timor Barat, tetap lestari karena partisipasi masyarakat untuk menjaganya (dok foto: tripadvisor.co.id)

2. Pengelolaan SDA Secara Bijaksana

Masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA) hutan secara bijaksana dengan prinsip pengelolaan yang berkelanjutan. 

Beberapa tindakan masyarakat dalam rangka melestarikan Sumber daya alam yang sering dilakukan di kampung-kampung di antaranya seperti:

  • menanam kembali pohon yang ditebang atau melakukan kegiatan penanaman hutan.
  • tidak melakukan praktik bertani (membuka lahan) di hulu mata air atau sungai.
  • hanya memanfaatkan hasil kayu yang sudah mengering.
  • selektif dalam menebang pohon dan tetap menjaga pohon di sekitar tidak ikut rusak.

3. Konservasi Tanaman Obat Tradisional

Masyarakat dapat membantu melestarikan keanekaragaman hayati hutan dengan menjaga tanaman obat tradisional yang tumbuh di hutan.

Upaya ini bisa dilakukan dengan cara menanam kembali tanaman obat yang langka atau terancam punah di kawasan-kawasan hutan atau di kebun-kebun petani.

4. Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal bisa diberdayakan melalui pelatihan dan pendidikan tentang pentingnya menjaga hutan, pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan pembuatan produk-produk hutan yang bernilai ekonomis tinggi.

5. Partisipasi dalam Pengawasan Hutan

Masyarakat dapat turut serta dalam pengawasan hutan untuk mengantisipasi dan melaporkan aktifitas ilegal seperti illegal logging, perambahan hutan, dan perburuan liar.

Masyarakat dapat mengawasi dan melaporkan illegal logging yang merusak hutan (dok foto: nkripost.co)
Masyarakat dapat mengawasi dan melaporkan illegal logging yang merusak hutan (dok foto: nkripost.co)

Melalui pelibatan masyarakat sebagai pelaku utama dalam menjaga kelestarian hutan berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki, diharapkan hutan-hutan kita dapat tetap lestari untuk generasi mendatang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun