Dalam keseharian, real food dipahami sebagai berbagai makanan yang paling mendekati bentuk dan keadaan aslinya tanpa mengalami banyak perubahan karena diolah.
Dalam hal ini, real food tidak mengalami proses pengolahan berlebihan, tidak ditambahkan berbagai zat kimia, dan tetap mempertahankan nutrisi asli yang dikandung makanan tersebut.
Real food dapat ditemukan dalam aneka ragam buah, sayur, polong-polongan, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, produk susu, telur, daging, ikan dan ternak.
Para ahli gizi memberi saran untuk lebih banyak konsumsi real food ketimbang mengkonsumsi makanan yang telah diproses melalui berbagai cara.
Salah satunya datang dari dr. Merry Amalya, Sp.OG, seorang dokter spesialis obstetri dan genokologi. Dokter lulusan UI ini menyebutkan, makanan yang diolah dengan sederhana lebih memiliki nilai gizi ketimbang lainnya (dilansir oleh ANTARA, Senin, 2 September 2024).
Hindari makanan yang banyak proses pengolahan
Makanan yang dihasilkan melalui banyak proses, hanya memiliki sedikit gizi namun sangat tinggi akan kalori. Makanan yang mengalami banyak proses itu tinggi akan lemak serta banyak garam dan gula.
Selain itu, makanan yang mengalami banyak proses juga mengnadung bahan-bahan sintetis lainnya. Ada pengawet, penyedap, dan zat pewarna makanan yang ditambahkan.
Berikut ini, contoh makanan yang dihasilkan melalui banyak proses dan kurang sehat bagi tubuh manusia.
- Makanan yang dibekukan seperti pizza
- Aneka camilan, misalnya keripik kentang dan keju
- Makanan kalengan yang banyak mengandung sodium
- Makanan seperti roti putih dan pasta putih
- Aneka kue dalam berbagai adonan
- Sereal dengan rasa manis tinggi
- Minuman berkarbonasi.
Alasan perlunya konsumsi real food
Makanan yang diperoleh melalui banyak proses terlihat menarik dan mungkin terasa lebih enak. Cara penyimpanannya juga termasuk mudah.