Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memahami Disparitas, Fluktuasi Harga Bahan Pokok, dan Strategi Penanganannya

20 September 2024   07:50 Diperbarui: 20 September 2024   08:01 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telur ayam ras, salah satu komoditas pokok yang mengalami disparitas harga antardaerah (dok foto:law-justice.co) 

Di Indonesia, fenomena kesenjangan atau perbedaan harga antardaerah untuk suatu komoditas yang sama sudah dianggap sebagai hal yang lumrah.

Di dalam dunia ekonomi, perbedaan harga komoditas yang sama antardaerah sering dinamakan sebagai disparitas harga. Beras pandan wangi atau telur ayam ras misalnya, memiliki varian harga di setiap daerah apalagi antarpulau seperti di Pulau Jawa dan Papua.

Selain disparitas harga,  fluktuasi harga dan kelangkaan bahan pokok sehari-hari  juga sering membuat harga barang melonjak tinggi, jauh di atas harga normal.

Memang, perbedaan ini bisa dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Akan tetapi ketika perbedaan tersebut sangat jomplang, maka keadilan dan kemakmuran antardaerah juga dipertanyakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemerintah, sebagai organisasi yang diberikan wewenang atau kekuasaan untuk mengatur urusan kenegaraan patut bertindak melalui pembuatan produk peraturan.

Tak hanya itu, perlu membuat perencanaan dan pelaksanaan program secara nyata, termasuk mematau dan mengevaluasi produk peraturan dan program yang telah direncakan dan dilaksanakan.

Disparitas Harga

Disparitas harga merupakan  pengaruh dari jarak. Setiap penambahan jarak akan menyebabkan perbedaan harga di setiap daerah. 

Dalam berbagai kasus tingginya disparitas harga di suatu daerah, tidak hanya murni dipengaruhi oleh jarak. 

Faktor lain seperti permintaan yang jauh melebihi penawaran, buruknya manajemen logistik di daerah, kegagalan produksi atau panen untuk komdoitas tertentu, dan motif spekulasi dari pedagang yang suka menimbun barang.

Tampilan harian disparitas harga komoditas seluruh provinsi (dok foto: panelharga.badanpangan.go.id)
Tampilan harian disparitas harga komoditas seluruh provinsi (dok foto: panelharga.badanpangan.go.id)

Disparitas harga berbagai komoditas berbasis pada setiap provinsi dibandingkan dengan harga rata-rata nasional untuk komoditas dapat dilihat up-date per harinya di https://panelharga.badanpangan.go.id.

Kita ambil contoh disparitas harga untuk komoditas telur ayam ras. Harga rata-rata nasional telur ayam ras per kilogram pada hari Kamis, 19 September 2024 adalah Rp28.430,00/kg.

Harga terendah telur ayam ras adalah di Surabaya, yaitu Rp25.270,00/kg. Disparitas harganya di bawah harga rata-rata nasional, yaitu -11,12%.

Sementara, harga tertinggi untuk komoditas yang sama ada di Papua Selatan yang mana harga per kilogram telur ayam ras adalah Rp56.570,00. Disparitasnya sangat tinggi, mencapai 98,98% atau hampir dua kali lipat harga rata-rata nasional.

Fluktuasi Harga

Umumnya fluktuasi dimengerti sebagai suatu perubahan naik turun atau ketidaktetapan pada variabel tertentu yang terjadi karena suatu mekanisme. 

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengartikan fluktuasi sebagai gejala yang menunjukkan turun-naiknya harga atau perubahan harga karena pengaruh permintaan dan penawaran.

Aneka komoditas pertanian di pasar, sering mengalami fluktuasi dan disparitas harga (dok foto: okezone.com)
Aneka komoditas pertanian di pasar, sering mengalami fluktuasi dan disparitas harga (dok foto: okezone.com)

Dalam urusan ekonomi, fluktuasi menimbulkan sederetan dampak dalam kehidupan sehari-hari. Dampak tersebut menimbulkan beberapa persoalan. 

1. Bisnis menjadi tidak pasti

Fluktuasi  ini biasanya membuat pelaku usaha sulit memprediksi permintaan dan harga di masa depan. Akibatnya,  menimbulkan ketidakpastian dalam dunia usaha atau bisnis.

2. Sulit menyusun anggaran

Selain ketidakpastian bisnis, fluktuasi juga menyebabkan pemerintah dan perusahaan mengalami kesulitan untuk menyusun anggaran. Ini disebabkan akibat pemasukan dan pengeluaran yang unpredcitable.  

3. Berpengaruh terhadap daya beli

Salah satu dampak dari fluktuasi harga adalah terkait dengan daya beli masyarakat. Ketika harga naik terus maka daya beli masyarakat semakin melemah, cenderung menurun jika tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan. 

Sementara itu, pendapatan masyarakat seringkali tidak naik seiring kenaikan harga barang-barang, utamanya bahan pokok sehari-hari.

Strategi Mengatasi Disparitas dan Fluktuasi Harga

Pemerintah dapat mengambil berbagai strategi untuk mengatasi disparitas dan fluktuasi harga bahan pokok. 

Akan tetapi strategi yang harus dilakukan Pemerintah  adalah benar-benar dilakukan secara serius. Bukan sekedar menghasilkan peraturan di atas kertas dan memanfaatkannya untuk menaikkan citra diri dalam hubungan dengan politik semata.

Berikut adalah beberapa strategi yang biasanya dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi disparitas dan fluktuasi harga bahan pokok.

1. Stabilisasi pasar
Pemerintah dapat melakukan intervensi pasar seperti mengatur harga, stok pangan strategis, dan intervensi kebijakan perdagangan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.

2. Subsidi
Memberikan subsidi kepada petani atau produsen untuk menekan biaya produksi sehingga harga bahan pokok tidak terlalu tinggi bagi konsumen.

3. Diversifikasi produksi
Mendorong diversifikasi produksi pertanian dan pengembangan komoditas lain agar tidak terlalu tergantung pada satu jenis bahan pokok tertentu.

4. Infrastruktur
Meningkatkan infrastruktur transportasi dan distribusi untuk mempermudah aksesibilitas bahan pokok dari daerah produsen ke daerah konsumen.

Jembatan udara, salah satu program pemerintah untuk mengurangi disparitas harga di daerah trepencil Papua (dok foto: Antara via beritasatu.com)
Jembatan udara, salah satu program pemerintah untuk mengurangi disparitas harga di daerah trepencil Papua (dok foto: Antara via beritasatu.com)

5. Regulasi impor dan ekspor
Mengatur impor dan ekspor bahan pokok untuk menjaga ketersediaan dan harga stabil di pasar lokal.

6. Penguatan ketahanan pangan
Memperkuat ketahanan pangan dengan mendukung produksi lokal, peningkatan produktivitas pertanian, serta pengelolaan stok pangan nasional.

7. Penyuluhan dan pendidikan
Memberikan informasi dan pendidikan kepada petani dan konsumen mengenai praktik pertanian yang baik, manajemen risiko harga, dan cara berbelanja cerdas.

8. Kerjasama internasional
Melakukan kerjasama dengan negara lain dalam hal kebijakan harga, perdagangan, dan distribusi bahan pokok untuk mengurangi fluktuasi harga global yang berdampak pada harga lokal.

9. Monitoring dan pengawasan
Memantau dan mengawasi pasar secara rutin untuk mendeteksi potensi fluktuasi harga serta memastikan tidak terjadi praktik kartel atau monopoli yang merugikan konsumen. 

Melalui penerapan strategi-strategi tersebut, diharapkan pemerintah dapat menjaga stabilitas harga bahan pokok dan mengurangi disparitas harga antardaerah.

Dengan menjaga stabilitas harga bahan pokok, maka masyarakat dapat mengakses bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Ketidakadilan di setiap daerah dapat dikurangi.

Referensi:
https://anjirmuara.baritokualakab.go.id/fluktuasi-adalah-pengertian-penyebab
https://supplychainindonesia.com/kelangkaan-barang-dan-disparitas-harga
https://panelharga.badanpangan.go.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun