Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Modus Penipuan Lewat Loker dan Tips Menghindari Jebakan Penipu

13 September 2024   12:41 Diperbarui: 13 September 2024   12:45 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modus penipuan menggunakan BUMN, semoga tidak ada pembaca yang pernah mengalami modus penipuan ini (dok foto: youtube.com/@Athreevi)

Pencari kerja mana sih yang tidak senang ketika dipanggil untuk wawancara atau mengikuti proses seleksi lanjutan untuk mengisi lowongan kerja yang ada?

Kadang, saking senangnya maka pencari kerja kemudian kurang teliti terkait kebenaran informasi yang disampaikan. Tidak lagi melihat secara detail sumber informasinya darimana dan tidak melakukan cross check lagi. 

Nah, kurang hati-hatinya pencari kerja ini menjadi 'pintu masuk' penipu pembuatan lowongan kerja (loker) untuk mendapatkan keuntungan dari sasaran yang diincarnya.

Ada yang tanpa sadar masuk dalam jebakan spider atau batman. Kalau sudah demikian, si penipu tinggal mengolah yang bersangkutan. 

Korban penipuan biasanya baru sadar setelah menderita kerugian, misalnya mentransfer sejumlah uang tertentu kepada rekening penipu.

Modus Penipuan

Merujuk laman kompas.com, modus penipuan lowongan kerja semakin marak terjadi di era digital ini. Beberapa modus penipuan yang sering terjadi melalui lowongan kerja adalah:

1. Pembayaran fee atau biaya tersembunyi

Permintaan untuk membayar biaya administrasi atau biaya untuk mengikuti training yang diadakan oleh perekrut. 

Modus lainnya, memanggil calon pekerja untuk diwawancarai di tempat yang jauh. Penipu yang sudah terbiasa ini seringkali meminta agar calon pekerja mengirimkan sejumlah uang tertentu untuk diurus perjalanannya.

Contoh form reservasi dari penipu yang perlu diwaspadai (dok foto: medcom.id)
Contoh form reservasi dari penipu yang perlu diwaspadai (dok foto: medcom.id)

Penipu akan menentukan lokasi wawancara atau pertemuan. Mereka berusaha meyakinkan calon korban untuk mengirimkan sejumlah uang terlebih dahulu dan nantinya akan diganti oleh 'perusahaan' penipu.

Biaya tersebut akan digunakan untuk urusan tiket pesawat, transportasi lokal, dan penginapan.  Padahal,  perusahaan yang bukan penipu biasanya mengirimkan tiket untuk calon pekerjanya.

2. Penawaran gaji tinggi dan tidak masuk akal

Pencari kerja harusnya sadar  apabila mendapatkan penawaran gaji yang tidak sesuai dengan standar pasar atau pengalaman yang dimiliki.

3. Informasi palsu

Penawaran kerja dengan deskripsi peran yang menyesatkan atau informasi perusahaan yang palsu. Beberapa perusahaan yang seringkali dicatut oleh penipu adalah Pertamina, Angkasapura, Thiess Indonesia. 

Seringkali penipu mencoba mempengaruhi calon korban dengan mengirimkan SMS, WA dan informasi pendek lain melalui media sosial.

4. Interview palsu

Panggilan wawancara palsu atau proses seleksi yang tidak transparan. Modus penipuan cara ini mirip seperti pengiriman SMS dan WA. Hanya saja menggunakan surat udangan wawancara.

Supaya keliahtan meyakinkan calon korban, maka surat undangan tersebut diberi kop, lengkap dengan nama pengundang, perusaah besar,  dan tanda tangan di meterai.

Tips menghindari jebakan penipu

Sebagai pencari kerja, jangan sampai tertipu oleh orang yang memanfaatkan perusahaan palsu untuk mengeruk keuntungan.

Beberapa tips dari glints.com berikut bisa dipakai sebagai tips untuk menghindari jebakan modus penipuan lowongan kerja.

1. Riset Perusahaan

Teliti informasi perusahaan melalui website resmi, media sosial, dan platform review untuk memastikan keaslian perusahaan tersebut.

2. Waspadai tawaran kerja dengan gaji fantastis

Jika penawaran gaji terlalu tinggi atau tidak masuk akal, waspadailah karena bisa jadi penipuan. Karenanya, perlu mencari informasi mengenai range gaji untuk posisi yang dilamar.

3. Tidak memberikan informasi pribadi penting

Hindari memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening, KTP, NPWP, akta kelahiran, kartu kelaurga, atau data sensitif lainnya sebelum meyakini keaslian perusahaan.

Data pribadi yang wajar dan tidak boleh dibagikan secara sembarangan oleh pelamar kerja (dok foto: glints.com)
Data pribadi yang wajar dan tidak boleh dibagikan secara sembarangan oleh pelamar kerja (dok foto: glints.com)

4. Perhatikan proses seleksi

Pastikan bahwa proses seleksi dilakukan secara profesional dan transparan. Waspadai panggilan wawancara yang tidak mengikuti prosedur standar.

5. Jangan membayar biaya apapun

Perusahaan yang benar, tidak abal-abal dan bukan penipu tidak akan meminta calon karyawan untuk membayar biaya apapun sebagai syarat penerimaan kerja.

Biasanya mereka akan menyediakan fasilitas sesuai dengan jarak, termasuk menyediakan tiket pesawat, local transport dan akomodasi.

6. Berkonsultasi dengan orang terpercaya

Sebelum mengambil keputusan, sebaiknya berkonsultasi dengan orang terpercaya seperti keluarga, teman, atau profesional di bidang sumber daya manusia. 

Panggilan wawancara dari perusahaan tidak memerlukan setoran uang (dok foto: myedusolve.com)
Panggilan wawancara dari perusahaan tidak memerlukan setoran uang (dok foto: myedusolve.com)

Dengan tetap waspada dan teliti, diharapkan Anda dapat menghindari jebakan modus penipuan  lowongan kerja dan mendapatkan kesempatan kerja yang sebenarnya.

Referensi:
https://money.kompas.com/read/2024/01/29/235732626/cara-menghindari-penipuan-lowongan-kerja?
https://glints.com/id/lowongan/modus-penipuan-lowongan-kerja/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun