Viva il Papa!
Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan rangkaian dari perjalanan Apostolik pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia ini ke Asia Pasifik pada tanggal 2-13 September 2024.
Sri Paus yang merupakan Paus Gereja Katolik ke-266 ini akan melakukan kunjungan Apostoliknya ke beberapa negara, yaitu Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura.Â
Indonesia adalah negara perdana yang akan dikunjungi yang mana akan tiba di Jakarta pada tanggal 3 September 2024 untuk melakukan serangkaian agenda hingga tanggal 5 September 2024.
Agenda Perjalanan Paus Fransiskus ke Asia Pasifik
Merujuk portal resmi Vatikan vatican.va, agenda perjalanan Apostolik Paus Fransiskus selama melakukan perjalanan Apostolik ke Asia Pasifik adalah sebagai berikut.
1. Senin, Tanggal 2 September 2024
- Perjalanan Apostolik Bapa Suci ke Indonesia, Papua Nugini, Timor-Leste dan Singapura, tujuannya adalah ke Indonesia.
2. Selasa, Tanggal 3 September 2024
- Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, dan dilakukan penyambutan secara resmi.
3. Rabu, Tanggal 4 September 2024
- Upacara Selamat Datang di Istana Merdeka.
- Kunjungan kehormatan kepada Presiden RI di Istana Merdeka.
- Pertemuan dengan pihak Pemerintah, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di aula Istana Negara; pidato Sri Paus.
- Pertemuan pribadi dengan anggota ordo Serikat Jesus (SJ) di Kedubes Vatikan.
- Pertemuan dengan para uskup, imam, biarawan-biarawati di Gereja Katedral Jakarta; pidato Sri Paus.
- Pertemuan dengan kaum muda Scholas di Grha Pemuda.
4. Kamis, 5 September 2024
- Pertemuan khusus antaragama di Mesjid Istiglal Jakarta; pidato Sri Paus.
- Pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di KWI.
- Misa Kudus di Gelora Bung Karno (Homili Sri Paus).
5. Jumat, 6 September 2024
- Sri Paus mengakhiri kunjungan Apostoliknya di Indonesia, bertolak ke bandara Internasional Soekarno-Hatta.
- Melanjutkan Perjalanan Apostolik ke Papua Nugini.
Sri Paus akan mengunjungi Papua Nugini dari tanggal 7-9 September 2024, lalu ke Timor Leste (9-12 September 2024). Lawatan Apostolik akan berakhir di Singapura (12-13 September 2024).
Misi Perjalanan Paus Fransiskus ke Indonesia
Perjalanan Paus Fransiskus ke Indonesia kali ini adalah membawa misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.
Hal ini telah diungkapkan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Antonius Subianto Bunjamin seperti yang dirilis kompas.com (29 Agustus 2024).
Salah satu kunjungan penting Sri Paus adalah ingin belajar perbedaan agama, khususnya mengenai agama Islam di Indonesia. Demikian disampaikan oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.Â
Islam di Indonesia menjadi hal menarik yang perlu dipelajari dalam kaitan sebagai persaudaraan yang berbeda keyakinan. Tidaklah mengherankan, jika banyak tokoh agama sering diundang ke Vatikan dalam dialog-dialog keagamaan.
Harapan sebagai anggota Umat Katolik
Menjelang kunjungan Sri Paus ke Indonesia, umat katolik tak henti-hentinya berdoa agar kunjungan Apostolik Sri Paus berlangsung aman, selamat, dan agenda perjalanan terlaksana dengan baik.
Sebagai anggota umat katolik, Â secara khusus berdoa agar perjalanan apostolik Sri Paus di Indonesia ini dapat membawa beberapa peningkatan dalam hal berikut.
1. Mempererat hubungan antaragama di Indonesia
Kunjungan khusus ke Mesjid Istiglal Jakarta, diharapkan dapat lebih mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia, terutama saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah agama umat lain.
Selain itu, juga dapat meningkatkan kerjasama antarumat beragama, terutama berkaitan dengan nilai-nilai universal yang diajarkan dalam setiap agama.
Nilai-nilai universal berupa moral, apresiasi terhadap nilai kemanusiaan, HAM, dan berbuat baik kepada sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
2. Mempererat kerjasama menciptakan perdamaian dunia
Perang yang sedang terjadi antara Ukraina dengan Rusia dan antara Israel dan Palestina yang tak kunjung usai ini bisa mereda karena banyak negara yang mengambil peran sebagai juru damai.
Perang selamanya selalu merugikan. Kalah dan menang, tetaplah menderita kerugian. Anak-anak kehilangan ayah, Â dan nasib mereka menjadi tak tentu.Â
Seluruh umat manusia, terutama warga sipil dilanda kelaparan, kemiskinan, kesengsaraan, dan kematian sia-sia karena perang.
Perang dari generasi ke generasi berikutnya, tetap saja meninggalkan penderitaan. Hidup hanya untuk berperang, kapan mau memikirkan kesejahteraan diri?
Bukankah hidup ini hanya sementara, wahai para pemimpin bangsa dan negara yang haus akan peperangan?Â
3. Meningkatkan iman dan kepercayaan sebagai orang Katolik
Sebagai kunjungan seorang gembala, tentunya meningkatkan iman dan kepercayaan sebagai anggota Gereja Katolik.Â
Menjadi anggota Gereja Katolik, sudah harus  siap dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik itu sendiri.Â
Di sisi lain, harus sadar bahwa "Saya seorang warga katolik yang hidup di Negara Indonesia". Karena itu, harus tetap menjadi warga negara Indonesia yang baik.
Seratus persen Katolik, 100% Indonesia!
Viva il Papa!
Referensi:
https://www.vatican.va/content/francesco/en/events/month.dir.html/2024/9.html
https://nasional.kompas.com/read/2024/08/29/06260501/kwi-paus-fransiskus-bawa-misi-kemanusiaan-ke-indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI