Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Masih Bisa Hidup Tanpa Smartphone, Asal Punya Komitmen

9 Agustus 2024   07:30 Diperbarui: 9 Agustus 2024   07:35 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketergantungan manusia pada smartphone dengan fitur-fitur canggihnya (dok foto: indonesiastudents.com)

Hidup tanpa smartphone? Bisa kok!  Hal paling penting adalah memiliki strategi dan komitmen untuk melanjalankannya.

Meskipun keberadaan smartphone saat ini telah menjadi bagian yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari, namun sebenarnya masih mungkin untuk hidup tanpa smartphone. 

Ya, lebih tepatnya adalah membatasi penggunaan smartphone sehari-hari. Hanya berkenaan dengan pekerjaan, pelajaran, atau hal lain yang memang harus menggunakan smartphone.

Bagi sebagian orang, tidak menggunakan smartphone sepenuhnya mungkin akan terasa sulit karena banyak aktivitas dan ketergantungan pada teknologi ini. 

Strategi Batasi Smartphone

Jika ingin mengurangi ketergantungan pada smartphone, berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu.

1. Buatlah batasan penggunaan.
Tentukan waktu-waktu tertentu di mana Anda tidak menggunakan smartphone, misalnya saat sedang bersama keluarga atau saat waktu tidur.

2. Nonaktifkan pemberitahuan.
Matikan pemberitahuan atau notifikasi dari aplikasi agar Anda tidak terus-menerus terganggu dan tergoda untuk memeriksa smartphone.

3. Tetapkan waktu offline.
Tentukan waktu-waktu dalam sehari di mana Anda sengaja "offline" dari smartphone untuk dapat lebih fokus pada aktivitas yang sebenarnya lebih penting.

4. Rencanakan aktivitas offline.
Mulailah membiasakan diri dengan melakukan aktivitas-aktivitas offline seperti membaca buku, berolahraga, atau berinteraksi langsung dengan orang lain tanpa melibatkan smartphone.

5. Manfaatkan fitur digital detox.
Beberapa smartphone memiliki fitur yang dapat membantu pengguna untuk mengontrol penggunaan smartphone.Contohnya, fitur "screen time" atau "bedtime mode". Manfaatkan fitur-fitur ini untuk membantu mengurangi ketergantungan pad smartphone.

Manfaatkan fitur bedtime mode pada smartphone untuk membuat tidur anda lelap (dok foto: tokoinoac.com)
Manfaatkan fitur bedtime mode pada smartphone untuk membuat tidur anda lelap (dok foto: tokoinoac.com)

6. Temukan pengganti aktivitas.
Cari kegiatan atau hobi baru yang tidak melibatkan smartphone, sehingga dapat mengalihkan perhatian dari ketergantungan tersebut.

Kesadaran akan pentingnya mengurangi ketergantungan pada smartphone dan disiplin dalam menerapkan strategi-strategi di atas   dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada penggunaan smartphone. 

Akhirnya, dapat menemukan keseimbangan dalam penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. Tidak begitu tergantung dan maniak dengan smartphone.

Beda smartphone dan ponsel biasa

Secara umum, perbedaan utama antara smartphone dan ponsel biasa adalah tingkat kompleksitas, fitur canggih, dan kemampuan untuk mengakses berbagai aplikasi. 

Smartphone memberikan pengguna akses ke teknologi yang lebih canggih dan beragam, sementara ponsel biasa lebih terfokus pada fungsi dasar telekomunikasi. 

Perbedaan antara smartphone dan ponsel biasa terletak pada fitur dan fungsionalitas yang dimilikinya. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya.

Smartphone

1. Fitur canggih.
Smartphone memiliki beragam fitur canggih seperti layar sentuh, koneksi internet, kamera berkualitas tinggi, dan dukungan untuk aplikasi.

2. Sistem operasi.
Smartphone menggunakan sistem operasi yang kompleks seperti iOS (dari Apple), Android (dari Google), atau Windows Phone (dari Microsoft).

3. Aplikasi.
 Smartphone mendukung penggunaan berbagai aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berkomunikasi, bekerja, bermain game, dan lain sebagainya.

Ilustrasi smarphone android (dok foto: cnet via tekno.kompas.com)
Ilustrasi smarphone android (dok foto: cnet via tekno.kompas.com)

Ponsel Biasa

1. Fungsionalitas terbatas.
Ponsel biasa biasanya memiliki fungsi dasar seperti panggilan suara dan pesan teks.

2. Tidak memiliki fitur canggih.
Ponsel biasa tidak memiliki fitur canggih seperti layar sentuh, koneksi internet cepat, atau dukungan untuk aplikasi seperti smartphone.

3. Desain sederhana.
Ponsel biasa umumnya memiliki desain yang lebih sederhana dan fungsionalitas yang terbatas dibandingkan dengan smartphone. 

Komitmen membatasi smartphone

Rencana dan niat saja tidaklah cukup untuk memnbatasi diri dalam penggunaan smartphone dalam keseharian. Hal paling mendasar adalah memiliki komitmen.

Komitmen untuk memulai dari diri sendiri, baru mengatur anak-anak untuk membatasi penggunaan smartphone. Anak-anak sendiri, seringkali mencontoh dari orang tua. 

Jika berhasil mempertahankan komitmen, maka tentu saja memudahkan kita untuk membatasi diri dalam menggunakan smartphone. 

Mengurangi kecanduan game online  smartphone dapat dilakukan jika punya komitmen yang kuat (dok foto: brilio.net)
Mengurangi kecanduan game online  smartphone dapat dilakukan jika punya komitmen yang kuat (dok foto: brilio.net)
Referensi:
https://hellosehat.com/mental/kecanduan/cara-melepaskan-diri-dari-ketergantungan-gadget/
https://tekno.kompas.com/read/2021/03/25/06310097/sering-disamakan-apa-bedanya-ponsel-dengan-smartphone

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun