Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengenal Ekowisata Victoria di Kota Soe, Timor Tengah Selatan NTT

9 Juli 2024   09:09 Diperbarui: 9 Juli 2024   17:25 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggrek Vanda Timor koleksi ekowisata Victoria, nyaris berbunga sepanjang tahun (dok foto: Greg Nafanu)

Namanya Ekowisata Victoria 51. Taman Ekowisata ini dikelola sendiri oleh pemiliknya, mama Johana Victoria dan dibantu oleh 3 orang pekerja.

Ekowisata Victoria 51 yang dibuka untuk umum sejak tahun 2019 ini berada di Fafinisin, Kota Soe, Timor Tengah Selatan NTT. 

Lokasi ini oersis di pinggir jalan Trans Timor Raya. Berdekatan dengan terminal kota Soe dan lapak-lapak buah.

Karcis masuk ke dalam areal ini adalah Rp 5.000 untuk orang dewasa dan Rp 2.000 bai pengunjung kategori anak-anak. Sementara kendaraan tidak dipungut biaya karena diparkir di pinggir jalan.

Pondok di atas pohon di taman ekowisata Victoria Soe, bisa menjadi tempat ber foto ria (dok foto: Greg Nafanu)
Pondok di atas pohon di taman ekowisata Victoria Soe, bisa menjadi tempat ber foto ria (dok foto: Greg Nafanu)

Mulanya, kawasan ekowisata yang luasnya tak mencapai 0,5 ha ini hanya dipenuhi dengan tanaman jati putih (Gamelina arborea).

Selain itu, beberapa pohon besar yang ditemukan di dalam taman kota ini antara lain cemara hutan, pohon beringin dan jenis pohon lokal.

Ada pula pohon kopi yang ditanam di kiri kanan jalan setapak. Hanya ada dua jenis tanaman kopi di dalam ekowisata Victoria, yaitu Sigararutang dan Kartika. 

Kopi Sigararutang dan Kartika termasuk dalam kopi arabika. Namun perawakannya pendek karena sudah dibuat jadi tanaman katai. Pendek-pendek, sudah pada berbuah.

Diskusi bersama pemilik taman ekowisata, Johana Victoria dan desainer kebun di lokasi (dok foto: Greg Nafanu)
Diskusi bersama pemilik taman ekowisata, Johana Victoria dan desainer kebun di lokasi (dok foto: Greg Nafanu)

Selain tanaman pepohonan, ada aneka bunga yang ditanam mengikuti tapak di taman. Juga ditanam di dalam pot-pot bekas yang dicat rapi.

Beberapa koleksi anggrek Vanda Timor juga dijadikan sebagai tanaman hias yang menambah semarak suasana di dalam taman Ekowisata Victoria.

Tanaman anggrek Vanda Timor yang ada di dalam taman Ekowisata Victoria ini hampir selalu berbunga sepanjang musim. Tidak ditanam secara khusus, tetapi diambil dari hutan dalam keadaan sudah berbunga.

Aktivitas yang bisa dilakukan di dalam taman Ekowisata Victoria adalah bersantai di bangku-bangku, di lopo dan di rumah pohon. 

Lopo adalah rumah khas di daratan Timor. Biasa memiliki 4 tiang. Digunakan untuk menerima tamu, bersantai, tempat tidur para pria dan dijadikan sebagai lumbung pangan.

Namun lopo yang sering dijadikan sebagai gazebo hanya memiliki 1 tiang dengan ukuran yang lebih kecil. 

Di lokasi Ekowisata Victoria, pengunjung bisa juga bersantai bersama keluarga sambil menikmati bekal yang dibawa saat melakukan travel.

Anggrek Vanda Timor koleksi ekowisata Victoria, nyaris berbunga sepanjang tahun (dok foto: Greg Nafanu)
Anggrek Vanda Timor koleksi ekowisata Victoria, nyaris berbunga sepanjang tahun (dok foto: Greg Nafanu)

Ada satu warung di dalamnya, namun terlihat sepi. Letaknya di belakang sehingga pengunjung tidak tahu kalau ada warung makan di sana.

Rencananya, mama Johana Victoria akan membuat kedai di pinggi jalan, masih di dalam kawasan wisata.

Dengan adanya kedai itu, pengelola berharap bisa lebih banyak menarik pengunjung untuk menyiggahi areal ekowisata ini. 

Menjadi Tempat Edukasi

Mulanya, kawasan ini hanya ditanami dengan jati putih. Ketika tanaman ini beranjak besar, timbullah niat mama Johana Victoria untuk membuat taman di dalam kota.

Dengan bantuan seorang desainer kebun dan taman, mama Johana pun bisa merealisasikan mimpinya ini 

Menurut mama Johana, tempat ini tak hanya sekedar untuk mendapatkan uang. Namun lebih dari itu.

Ia berniat agar pengunjung bisa belajar mencintai lingkungannya. Memelihara pohon dan tidak membuang sampah sembarangan.

Lingkungan yang bersih dan rindang itu sangat menyenangkan dan menyehatkan. Demikian pemikiran mama Johana. 

Selain itu, mama Johana juga ingin mengenalkan budaya bertani ala orang Timor lewat ekowisata Victoria.

Tempat yang nyaman bisa membuat pengunjung Ekowisata Victoria menjadi betah (dok foto: Greg Nafanu)
Tempat yang nyaman bisa membuat pengunjung Ekowisata Victoria menjadi betah (dok foto: Greg Nafanu)

Sayangnya, banyak cita-cita mama Johana yang belum terealiasi. Terbentur beberapa persoalan.

Dua masalah utama adalah terkait finansial dan kemampuan mengelola taman ekowisata Victoria.

Selama ini, mama Johana Victoria masih mrngandalkan dana pribadi dari sumber lain. Termasuk di dalannya, memanfaatkan uang karcis pengunjung namun tak cukup.

Selain itu, pemilik juga membutuhkan penguatan kapasitas bagi pengelola dan pekerjanya. 

Bangunan yang ada di Ekowisata Victoria semuanya dari alam, termasuk panggung ini (dok foto: Greg Nafanu)
Bangunan yang ada di Ekowisata Victoria semuanya dari alam, termasuk panggung ini (dok foto: Greg Nafanu)

Bagi mama Johana, mengelola ekowisata seperti ini memerlukan pelatihan dan pendampingan, baik dari pemerintah daerah setempat maupun lembaga yang bisa membantu.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun