Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kambing Milik Hendri Mampu Beranak Sapi

19 Juni 2024   16:30 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:43 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendri asal Belida, Gunung Katun memiliki sapi dari hasil pengembangan kambing (dok foto: Greg Nafanu)

Kambing beranak sapi. Kok bisa? Ya bisa saja.

Hendri, salah satu warga RT 3 Belida di Kampung Gunung Katun punya kisahnya. Ah, nggak percaya. Dimana-mana kambing yang beranak kambing. Sapi pun demikian, beranak sapi.

Anda termasuk yang penasaran? Yuk kita ikuti kisah Hendri berikut ini biar tidak penasaran. Dan siapa tahu menjadi inspirasi untuk menggandakan sesuatu. 

Tentu saja menggandakannya secara benar. Bukan memelihara 'tuyul' atau bermain judi online sehingga dalam sekejap bisa mendapatkan hasil yang instan atau malahan buntung pat gulipat. 

Kembali ke kisah peternak sekaligus petani bernama Hendri asal Belida, Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Berawal dari memelihara 2 ekor kambing turunan etawa. Di tahun pertama, kedua ekor kambingnya beranak. Masing-masing betina melahirkan 2 anak. Keempatnya betina. 

Tahun kedua, lagi-lagi kedua induk betinanya melahirkan 4 ekor anak. Kali ini 1 ekornya jantan. Jadilah, Hendri berhasil memiliki memiliki 10 ekor kambing di tahun kedua.

Pada tahun ketiga, ia mendapatkan tambahan 8 ekor kambing lagi dari 6 kambing betinanya. Kini, Hendri memiliki 18 ekor kambing. 

Lumayan merepotkan sih. Karena Hendri harus mencari rumput sendiri untuk memberi makan kambing-kambingnya. Sebab, kambingnya tidak dilepas melainkan dikurung dalam kandang buatan sendiri.

Dengan kambing-kambing ini, Hendri bisa membeli sapi (dok foto: Greg Nafanu)
Dengan kambing-kambing ini, Hendri bisa membeli sapi (dok foto: Greg Nafanu)

Kambing Ditukar dengan Sapi

Delapan belas ekor kambing yang dimiliki Hendri kemudian dijual semuanya. Rata-rata harga seekor kambing waktu itu adalah IDR 2.000.000 - IDR 3.000.000.

Dengan harga demikian, Hendri mendapatkan uang kas sekitar IDR 36.000.000 hingga IDR 54.000.000. 

Berbekal hasil penjualan kambing-kambingnya, Hendri pun membeli 3 ekor sapi. Masing-masing berharga IDR 8.000.000. Jadilah, 18 ekor kambing 'beranak' 3 ekor sapi. 

Kini Hendri beralih dari peternak kambing menjadi peternak sapi. Baru-baru ini, Hendri telah menjual seekor sapinya seharga IDR 18.000.000. Sementara dua ekor lainnya belum dijual.

Dari hasil penjualan ini, Hendri akan membeli seekor sapi bakalan jantan untuk dipelihara lagi hingga kemudian dapat dijual lagi. 

Dari kambing beranak sapi, kini sapi yang dimiliki Hendri bisa beranak sapi lagi. Dengan uang hasil penjualan sapi, Hendir bisa membeli sapi bakalan untuk digemukkan lalu dijual.

Sementara pakan tidak perlu dibeli. Ia memanfaatkan rumput lokal, dedaunan, batang-batang jagung atau jerami padi setetlah pemiliknya panen.

Bagi Hendri, memelihara ternak sapi itu tidak menyulitkan. Asal rajin mencari pakan, memberi makanan dan minuman secara teratur maka sapi akan menjadi gemuk.

Sapi hasil pengembangan dari penjualan kambing-kambing di kampung (dok  foto: Greg Nafanu)
Sapi hasil pengembangan dari penjualan kambing-kambing di kampung (dok  foto: Greg Nafanu)

Selain itu, kandang dan sekitarnya harus dijaga kebersihannya. Sanitasi kandang yang baik akan mendukung kesehatan ternak dalam pemeliharaan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun