Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

1 dari 10 Ayah Alami Depresi Pasca Kelahiran Bayi, Kok Iso Yo?

16 Juni 2024   21:28 Diperbarui: 16 Juni 2024   21:57 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hubungan yang harmonis dan komunikasi yang terbuka antara suami dan istri bantu atasi postnatal depression (dok foto: skata.info)

Baby blues syndrome pasca kelahiran bayi ternyata tak hanya dialami oleh seorang ibu atau istri. Para bapak atau sang suami juga mengalami hal yang sama.

Berbeda dengan istri, seorang suami tidak mengalami baby blues syndrome tetapi lebih kepada depresi pasca kelahiran bayi yang biasa dinamakan sebagai paternal postnatal depression (PPND).

Merujuk artikel halodoc.com,  ada perbedaan antara pengalaman seorang istri dan suami.  Pada seorang istri, terjadi baby blues syndrome yang dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh.

Sementara, pada suami tidak disebabkan oleh hormon tetapi karena faktor-faktor tertentu seperti kekhawatiran tidak dapat mendampingi istri, kekurangan uang atau faktor lain yang tak teridentifikasi.

Postnatal depression yang dialami para suami ini ternyata bisa cukup lama, antara 3 hingga 6 bulan. Suatu kondisi yang lumayan complicated jika suami dan istri mengalami kondisi ini secara bersamaan.

Masih dari halodoc.com, 1 dari 10 ayah ternyata mengalami paternal postnatal depression atau depresi pasca kelahiran bayi mereka. Kok isi yo?

Dalam artikel klikdokter.com,  kondisi yang dialami suami pasca kelahiran bayi disebut juga sebagai pospartum depression. 

Postpartum depression ini diartikan sebagai suatu episode gangguan depresi mayor. Kondisi ini bisa dialami oleh seorang istri atau seorang suami.

Tanda seorang ayah mengalami gejala postnatal depression (dok foto: halodoc.com)
Tanda seorang ayah mengalami gejala postnatal depression (dok foto: halodoc.com)

Penyebab depresi pada ayah pasca kelahiran bayi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seorang ayah mengalami postnatal depression setelah kelahiran anak mereka antara lain bisa seperti ini.

  • Stres akibat tanggung jawab baru sebagai orangtua. 
  • Kurangnya tidur dan kelelahan karena perawatan bayi yang baru lahir.
  • Ketidakmampuan untuk menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan sosial, dan peran sebagai orangtua.
  • Perasaan tidak kompeten atau tidak percaya diri dalam merawat anak.
  • Masalah hubungan atau dukungan sosial yang kurang.

Apabila depresi tersebut tidak diatasi dengan baik, maka bisa jadi seorang suami akan menempuh pelarian seperti mabuk, judi, atau melakukan sesuatu yang menyenangkan secara instan.

Akibat dari pelarian ini, tidak justru memperparah suasana. Kondisi diri semakin kacau. Bisa berpengaruh terhadap kinerja kerja sehingga kehilangan pelerjaan.

Selain itu, kondisi di dalam rumah tangga menjadi semakin runyam. Hubungan menjadi tidak harmonis, bahkan berujung pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

KDRT, tidak selamanya dilakukan oleh suami kepada istri atau ayah pada anaknya. Tetapi bisa juga sebaliknya, istri kepada suami, ibu kepada anak, bahkan anak kepada orang tua.

Beberapa Cara untuk Mengatasi Postnatal Depression

Untuk mengatasi postnatal depression atau postpartum depression pada ayah maka perlu ada keterbukaan. Seorang ayah atau suami, bukanlah superman yang mampu mengatasi persoalannya sendiri.

Hubungan yang harmonis dan komunikasi yang terbuka antara suami dan istri bantu atasi postnatal depression (dok foto: skata.info)
Hubungan yang harmonis dan komunikasi yang terbuka antara suami dan istri bantu atasi postnatal depression (dok foto: skata.info)

Tak perlu dipendam sendiri. Secepatnya berbicara dari hati ke hati bersama sang istri, mengungkapkan kegelisahan atau kehawatiran yang ada di dalam hati.

Jika telah diungkapkan, hati suami bisa menjadi plong. Dan istri juga bisa memberikan masukan untuk mengatasi kekhawatiran yang tengah dialami suami.

Komunikasi dengan keluarga, teman, atau mencari dukungan pada kelompok yang seringkali memberikan advise kepada orang tua baru, juga bisa membantu seorang suami keluar dari persoalannya. 

Melibatkan diri dalam merawat anak juga dapat mengurangi tingkat kecemasan. Sebab dengan melibatkan diri, seorang ayah bisa merasakan hubungan yang lebih erat dengan anak dan istri.

Daripada mencari pelarian dengan minum mabuk atau judi, lebih baik menjalankan hobi olahraga secara teratur. Termasuk beristirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah menghindari isolasi diri. Sebaiknya mencari bantuan jika mengalami gejala depresi yang berat. Misalnya mengalami kecemasan yang berkepanjangan atau pikiran untuk menyakiti diri sendiri, bahkan melukai pasangan dan anak.

Itulah beberapa faktor penyebab depresi pada seorang ayah pasca kelahiran bayi dan beberapa cara untuk mengatasi paternal postnatal depression atau postpartum depression. 

Keluarga bahagia dambaan setiap orang yang mengikat diri dalam keluarga (dok foto: keluarga.my)
Keluarga bahagia dambaan setiap orang yang mengikat diri dalam keluarga (dok foto: keluarga.my)

Referensi:
https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-lebih-dekat-baby-blues-syndrome-pada-ayah.
https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/postpartum-depression-bisa-terjadi-pada-ayah-ini-gejalanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun