Selain itu, kondisi di dalam rumah tangga menjadi semakin runyam. Hubungan menjadi tidak harmonis, bahkan berujung pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).Â
KDRT, tidak selamanya dilakukan oleh suami kepada istri atau ayah pada anaknya. Tetapi bisa juga sebaliknya, istri kepada suami, ibu kepada anak, bahkan anak kepada orang tua.
Beberapa Cara untuk Mengatasi Postnatal Depression
Untuk mengatasi postnatal depression atau postpartum depression pada ayah maka perlu ada keterbukaan. Seorang ayah atau suami, bukanlah superman yang mampu mengatasi persoalannya sendiri.
Tak perlu dipendam sendiri. Secepatnya berbicara dari hati ke hati bersama sang istri, mengungkapkan kegelisahan atau kehawatiran yang ada di dalam hati.
Jika telah diungkapkan, hati suami bisa menjadi plong. Dan istri juga bisa memberikan masukan untuk mengatasi kekhawatiran yang tengah dialami suami.
Komunikasi dengan keluarga, teman, atau mencari dukungan pada kelompok yang seringkali memberikan advise kepada orang tua baru, juga bisa membantu seorang suami keluar dari persoalannya.Â
Melibatkan diri dalam merawat anak juga dapat mengurangi tingkat kecemasan. Sebab dengan melibatkan diri, seorang ayah bisa merasakan hubungan yang lebih erat dengan anak dan istri.
Daripada mencari pelarian dengan minum mabuk atau judi, lebih baik menjalankan hobi olahraga secara teratur. Termasuk beristirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah menghindari isolasi diri. Sebaiknya mencari bantuan jika mengalami gejala depresi yang berat. Misalnya mengalami kecemasan yang berkepanjangan atau pikiran untuk menyakiti diri sendiri, bahkan melukai pasangan dan anak.
Itulah beberapa faktor penyebab depresi pada seorang ayah pasca kelahiran bayi dan beberapa cara untuk mengatasi paternal postnatal depression atau postpartum depression.Â