Di dalam ilmu-ilmu pertanian, dikenal adanya pergiliran atau rotasi tanaman. Selain itu, ada juga istilah bera atau mengistirahatkan lahan dari kegiatan budidaya pertanian.
Rotasi atau pergiliran tanaman diartikan sebagai praktik pertanian dengan menanam beberapa komoditas menurut urutan tertentu yang dilakukan secara periodik.Â
Sementara sistem bera atau fallow merupakan suatu praktik pertanian yang mengistirahatkan lahan pertanian sementara waktu dari praktik budidaya pertanian.
Pergiliran tanaman dan sistem bera pada lahan pertanian memiliki banyak manfaat yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan menjaga kesuburan tanah.Â
Berikut adalah beberapa manfaat pergiliran tanaman dan sistem bera:
Pertama, meningkatkan kesuburan tanah
Pergiliran tanaman membantu memperbaiki struktur tanah dan mengurangi risiko kelelahan tanah karena penanaman monokultur.Â
Sistem bera, di mana lahan dibiarkan beristirahat sementara untuk pemulihan, juga memberikan waktu bagi tanah untuk kembali subur.
Kedua, pengendalian hama dan penyakit
Dengan bergantian tanaman yang ditanam di lahan pertanian, ini dapat membantu mengurangi populasi hama dan penyakit tertentu yang biasanya menyerang tanaman yang sama secara beruntun.
Ketiga, penyediaan nutrisi
Setiap tanaman memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Bahkan ada tanaman tertentu yang justru membantu memberikan unsur hara dan mengembalikan kesuburan tanah.
Pergiliran tanaman dapat memberi kesempatan pada lahan untuk menerima nutrisi yang beragam dari setiap jenis tanaman yang ditanam, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga.
Keempat, pemanfaatan air
Tanaman yang berbeda memiliki tingkat kebutuhan air yang berbeda pula.Â
Dengan pergiliran tanaman, penggunaan air dapat dioptimalkan dan mencegah risiko kekurangan air atau kelebihan air di lahan pertanian.
Untuk menjalankan pergiliran tanaman dan sistem bera, berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Perencanaan
Tentukan jenis tanaman yang akan ditanam dan jadwal pergiliran tanaman yang akan dilakukan. Pastikan tanaman yang dipilih memiliki kebutuhan nutrisi, air, dan iklim yang berbeda.
2. Rotasi tanaman
Gantilah jenis tanaman yang ditanam di lahan pertanian setiap musim tanam. Misalnya, tanam padi pada musim pertama, kemudian tanam jagung pada musim kedua, dan seterusnya.
Bisa juga merotasi tanaman padi sawah. Misalnya padi-padi-kacang kedelai lalu dibiarkan sebentar (bera) agar tanah bisa beristirahat sejenak. Kemudian diulangi lagi dengan siklus yang sama.
3. Pengelolaan residu tanaman
Setelah panen, pastikan untuk mengelola residu tanaman dengan baik, misalnya dengan mengomposkannya atau digiling dan digunakan kembali sebagai penutup tanah.
Sisa-sisa tanaman ini juga berfungsi sekaligus sebagai kompos alami yang bermanfaat untuk menyuburkan lahan pertanian yang digarap secara terus-menerus.
4. Sistem bera
Sisihkan sebagian lahan untuk sistem bera, dimana lahan dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa waktu agar tanah dapat pulih dan mendapat istirahat.
Selain menyisihkan lana untuk diistirahatkan, bisa juga mengistirahatkan seluruh lahan sejenak, kemudian mulai mengolahnya lagi. Ketika lahan diistirahatkan maka aneka gulma liar bisa tumbuh di situ.
Bisa juga disebarkan jenis tanaman kacang-kacangan liar yang bisa menyuburkan tanah karena akarnya mengikat nitrogen dari udara.
5. Pemupukan
Sesuaikan pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman yang akan ditanam selanjutnya. Gunakan pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah.
Dengan menjalankan pergiliran tanaman dan sistem bera dengan baik, dapat meningkatkan keseimbangan ekosistem pertanian, mengurangi risiko kerusakan tanah juga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Referensi:
https://agrotek.id/pengertian-rotasi-tanaman
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI