Triple Bottom Line (TBL) adalah suatu konsep bisnis yang mengusung pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Melalui TBL ini, kinerja perusahaan dapat diukur, baik menyangkut ekonomi, sosial, maupun terhadap lingkungan dan relasinya dengan keberanjutan.
Model Triple Bottom Line merupakan konsep yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan. Biasanya diterapkan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial.
TBL ini terdiri dari 3 komponen penting, yaitu people (masyarakat), planet (lingkungan), dan prospherity (kesejahteraan). Karenanya sering disingkat sebagai 3P.Â
Selain menjadi wajib untuk mengimplementasikan aspek 3P dalam program Corporate Social Responsibility, triple bottom line ini juga sangat bermanfaat bagi perusahaan yang mengimplementasikannya.
Paling tidak, ada 8 manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dalam menjalankan konsep people, planet, dan prospherity dalam perusahaannya.
1. Meningkatkan citra dan reputasi Perusahaan
Perusahaan yang menjalankan konsep TBL dengan baik, akan menaikkan citra dan reputasinya. Dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, perusahaan dapat membangun reputasi yang baik di mata masyarakat.Â
Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, investor, dan mitra bisnis terhadap perusahaan. Saat ini dan di masa mendatang, persaingan akan semakin terjadi antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
Perusahaan-perusahaan kini saling berlomba untuk melaksanakan konsep 3P melalui program CSR yang kreatif, inovatif dan diapresiasi oleh masyarakat.
2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
Perusahaan yang melaksanakan konsep TBL dalam program tanggung jawab sosialnya akan ikut berpartisipasi meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar.
Dari aspek kesempatan kerja, perusahaan akan memberi prioritas kepada masyarakat dalam lingkar inti untuk menjadi tenaga kerja. Tentunya disesuaikan dengan kapasitas Sumber Daya Manusia yang ada.
Para pekerja lokal pun mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai pelatihan terkait dengan keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian, mereka pun dapat ter-upgrade posisinya dengan perubahan salary yang lebih baik.Â
Pekerja yang keterampilannya meningkat akan memberi keuntungan bagi perusahaan. Kinerja perusahaan semakin maju karena memiliki karyawan yang kompeten.Â
Selain itu, kehadiran perusahaan juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat terleibat menjadi pemasok sayuran, daging, dan kebutuhan hidup pekerja yang ada di dalam perusahaan.
3. Meningkatkan kinerja keuangan jangka panjang
Dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, perusahaan dapat mengurangi risiko operasional dan regulasi. Kondisi ini dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan.Â
Selain itu, konsumen cenderung lebih suka bertransaksi dengan perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat. Mereka akan memboikot produk-produk perusahaan yang memiliki masalah.
4. Keterlibatan pekerja yang lebih tinggi
Perusahaan yang menerapkan konsep TBL cenderung memiliki budaya kerja yang lebih inklusif dan peduli terhadap kesejahteraan karyawan.Â
Ketika kesejahteraan pekerja terjamin, maka akan meningkatkan loyalitas dan keterlibatan karyawan. Pada gilirannya, perusahaan akan mesakan dampak positif pada produktivitas dan retensi tenaga kerja.
5. Kepatuhan regulasi yang lebih baik
Dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, perusahaan dapat memastikan bahwa operasinya sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku.
Kepatuhan pada regulasi hukum yang berlaku dapat mengurangi risiko hukum dan sanksi yang mungkin dihadapi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga akan didukung oleh masyarakat dan pemerintah.
6. Ikut melestarikan lingkungan hidup
Penerapan konsep 3P memungkinkan perusahaan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia ekstraktif.
Karenanya, seringkali mengambil sumberdaya alam tanpa memperhitungkan dampaknya. Kerusakan yang timbul, baik terhadap lingkungan sendiri maupun merugikan masyarakat di sekitar.
Untuk memastikan bahwa perusahaan bertanggung jawab terhadap lingkungan, maka harus memasukkan unsur TBL secara konsisten.Â
Perusahaan wajib merehabilitasi atau mereklamasi kembali lahan yang telah digunakan sebelum meninggalkan lokasi tersebut. Dengan demikian, perusahaan tidak meninggalkan persoalan baru pasca pengelolaan alam.
7. Stakeholder loyal pada Perusahaan
Ada beberapa stakeholder yang tidak mau membeli suatu produk dari perusahaan karena permasalahan sosial dan lingkungannya. Mereka bisa menjadi sponsor untuk memboikot produk-produk perusahaan yang bermasalah tersebut.
Dengan menjalankan konsep TBL dalam setiap program CSR nya, maka akan meningkatkan loyalitas stakeholder kepada perusahaan. Mereka tetap percaya untuk menggunakan produk perusahaan.Â
Selain itu, para pekerja juga akan loyal bekerja di dalam perusahaan. Karyawan merasa jika tindakan yang dilakukan oleh perusahaan melalui program CSR memilik manfaat sosial dan lingkungan.Â
8. Mendukung sustainable development
Manfaat lain dari penerapan TBL adalah perusahaan akan ikut serta dalam mendukung sustainable development. Dalam hal ini, mendukung proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan manusia.Â
Secara internasional, pembangunan berkelanjutan telah menjadi konsep Sustainable Development Goals (MDGs) yang disepakati bersama oleh 193 negara untuk diimplementasikan di negaranya masing-masing.
Karenanya, selain mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia, pelaksanaan TBL oleh perusahaan juga berkontribusi terhadap SDGs.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H