Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Penjagal Sapi dari Pantai Selatan Pulau Timor

25 April 2024   09:48 Diperbarui: 25 April 2024   09:56 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria dewasa brewokan (dok foto: pixabay.com)

Mukanya selalu terlihat sangar dan brewokan.  Tanpa senyum, apalagi tawa. Lebih suka diam daripada berbicara. 

Langkah kakinya selalu dipercepat, seolah-olah ada yang mengejarnya dari belakang. Atau seperti ada sesuatu yang harus dikerjakan sehingga tampak tergesa-gesa.

Entah nama aslinya siapa, tetapi orang-orang menyebutnya dengan naman Pak Jagal. Sebab pekerjaan utamanya adalah menjadi penjagal sapi setiap malam Selasa. 

Biasanya hari Rabu pagi, para pembeli sudah berdatangan untuk membeli daging sapi segar yang baru saja dijagal.

Namun bukan pak Jagal yang menjual daging-daging sapi itu. Ia hanya diminta untuk jadi penjagal sapi. Sebagai balas jasa, pria setengah baya ini dibayar sesuka relanya saja.

Pak Jagal juga boleh membawa pulang beberapa potong daging. Sekerat daging, sepotong tulang yang masih ada isinya, dan beberapa potong jeroan.

Pak Jagal tinggal sendiri di gubuk sederhana. Letak rumahnya paling ujung dari kampung kami. 

Jarak rumahnya dengan tetangga terdekat sekira 350 meter. Biasalah, rumah-rumah di kampung memang masih jarang-jarang. Dibatasi dengan pekarangan untuk menanam berbagai jenis tanaman.

Di depan rumahnya, ada satu pohon beringin tua. Entah umurnya berapa, kami tidak tahu. Barangkali lebih tua dari umur pak Jagal yang kami taksir 57 tahun.

Setiap malam, beberapa burung hantu akan berdatangan ke situ. Burung-burung malam ini mengeluarkan suara yang sangat menyeramkan.

Kadang hanya satu suara, tetapi lebih seringnya ada dua atau lebih burung hantu. Mereka bersahut-sahutan, mirip konser malam orang yang mabuk kepayang. 

Seringkali nyanyian burung hantu di malam hari itu dikaitkan dengan kematian seseorang. 

Orang-orang di Kampung akan gelisah, sebab nyanyian burung hantu itu seolah menjemput nyawa seseorang yang akan meninggal dunia dalam beberapa hari mendatang.

Darimana asalnya pak Jagal, kami tidak tahu. Hanya cerita dari para orang tua, ia datang dari arah pantai selatan pulau Timor. 

Sekalipun terkesan tertutup, Pak Jagal suka membantu orang yang meminta bantuan tenaganya. 

Ia akan membantu, tanpa nyaris bersuara. Fokus untuk mengerjakan apa yang harus dikerjakannya.

Jika pekerjaannya selesai, maka ia akan pulang ke gubuknya. Mengurung diri di dalam rumah hingga sore menjelang malam hari.

Pak Jagal selalu keluar sore hari hingga malam. Entah apa yang dilakukan di luar sana.

Biasanya lelaki sangar ini akan mengasah parangnya sebelum keluar.  Kemudian parang tajam itu disarungkan dalam sarung kulit sapi yang bikinan sendiri.

Jaket loreng lusuh selalu dikenakan ketika keluar malam. Tak lupa, ia memasukkan pisau lipat di dalam saku jaket lorengnya. 

Sementara petek dan tembakau sek (joker) ia masukkan di dalam kantung jaket bagian atas. 

Dan terakhir, Pak Jagal akan meraih sebuah lampu senter yang disimpan di atas satu-satunya almari tua di dekat bale-balenya.

Pohon beringin tua sering dianggap angker (dok foto: tagar.id)
Pohon beringin tua sering dianggap angker (dok foto: tagar.id)

Semua orang tidak tahu apa yang dilakukan Pak Jagal di luar sana pada malam hari, hingga suatu malam....

"Pak Jagal mau kemana?" sapa ayahku dengan ramah saat melihat Pak Jagal di depan rumah. "Biasa, kerja malam", sahut pak Jagal singkat dan bergegas ingin pergi.

Kami pun menguntit dari belakang, penasaran dengan apa yang biasa dilakukan setiap malam. 

"Pak, kok Pak Jagal berjalan menuru kuburan ya?" bisikku pada ayah dengan sedikit takut. Sebab kuburan itu memang selalu angker. apalagi di malam hari. Gelap, ditingkahi aneka bunyi makhluk malam. 

"Tenang saja, kita ikuti pelan-pelan dari belakang", bisik ayah sambil berusaha memperlambat langkahnya. 

Ternyata pak Jagal menuju ke salah satu makam yang ada di paling pojok. Persis di bawah pohon kamboja yang sedang mekar dan mengeluarkan aroma.

Sekedar ia mengeluarkan petek dan sebatang lilin yang sudah disiapkan. Dinyalakan lilin itu, hening sebentar. Rupanya pak Jagal singgah sebentar saja untuk mendoakan armarhum isterinya.

Tak sampai 5 menit, Pak Jagal melanjutkan perjalanannya. Kali ini menuju ke pondok ladangnya yang berdekatan dengan kuburan itu. 

Beberapa saat pak Jagal mengeluarkan petek, mengambil sebatang lintingan rokok kampung lalu disulutnya. 

Sesaat kemudian, Ia meraih sumpit yang disandarkan dekat perapian dan keluar. 

Kami baru sadar, ternyata pak Jagal akan berburu ayam hutan di malam hari. "Ah, pak Jagal. Kiraian mau pergi berperang. Gumamku". 

Aku dan ayah lalu menjauh, beranjak pulang ke rumah. 

Kini kami tahu, rahasia Pak Jagal keluar malam. Bukan untuk mencuri atau mengganggu orang lain. Tetapi hanya sekedar berburu ayam hutan, musang, dan tupai.

Di kampung kami, burung hantu sering dikaitkan dengan kekuatan magis dan pertanda akan ada orang meninggal (dok foto: kabar24.bisnis.com)
Di kampung kami, burung hantu sering dikaitkan dengan kekuatan magis dan pertanda akan ada orang meninggal (dok foto: kabar24.bisnis.com)

Demikian kisah Pak Jagal dari Pantai Selatan Pulau Timor. Btw jangan serius-serius amat bacanya. Dan cerita ini pun fiktif belaka. 

Jika ada jarum yang patah,
Jangan simpan di dalam peti!
Jika ada kata yang salah,
Jangan simpan di dalam hati!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun