Bibi Nunung bukanlah siapa-siapa. Tokoh politik? Bukan. Seorang artis? Jauh dari itu. Ia bukan publik figur.Â
Bibi Nunung hanya seorang janda yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga. Istilah menterengnya adalah Asisten Rumah Tangga (ART).Â
Saking setianya, dari sejak gadis hingga sepuh Ia tetap mengabdi di Sekretariat PMKRI Cabang Bogor. Sejak masih di gang Sepatu hingga pindah di Marga Putra-Jalan Riau II/3, Kota  Bogor.Â
Beda agama, bukanlah suatu halangan. Bahkan mahasiswa yang sudah seperti anak-anaknya, selalu akan membantu Bibi Nunung, terutama di bulan Ramadan.
Pekerjaan utama Bibi Nunung adalah memasak nasi dan mencuci pakaian. Sebab untuk menyapu, sudah ada piket harian yang dilakukan sendiri oleh para mahasiswa yang tinggal di Marga Putra.Â
Kesehariannya, jauh dari kehidupan yang serba berkecukupan. Ia tinggal Bubulak, Bogor. Tempat pemukiman yang termasuk padat. Walaupun diminta oleh seorang alumni untuk tinggal di rumah, bibi Nunung lebih sering tinggal di gubuknya, Bubulak.Â
Rumah seorang alumni di bilangan Budi Agung Bogor, hanya dipakai ketika tiba lebaran. Ya, menunggu anak-anak asuhnya yang adalah mahasiswa dan beberapa alumni yang sudah menganggap bibi seperti ibu.Â
Kembali ke kebiasaan Bibi Nunung sejak hari pertama puasa hingga merayakan lebaran. Di hari pertama puasa, Bibi Nunung tetap masuk kerja.Â
Seringkali  mahasiswa memintanya untuk berhenti beberapa hari. Namun tak pernah dikabulkan. Kecuali benar-benar sakit, barulah istirahat saja di 'gubuk'nya.Â
Bagi Bibi Nunung, bekerja di bulan Ramadan adalah bagian dari ucapan syukur dan Bibi percaya akan mendapatkan berkah dengan tetap bekerja.Â
Ada 5 pelajaran penting yang ditunjukkan oleh seorang Bibi yang adalah ART kepada para mahasiswa waktu itu. Semua yang Ia lakukan merupakan bagian dari ucapan syukur atas hidup dan kerjanya.