Memiliki produk akhir sendiri adalah impian dari hampir semua produsen. Termasuk para ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai petani.
Adalah 3 ibu rumah tangga dari Belida, dapat mewujudkan impian menjadi penghasil produk akhir kopi yang dapat dijadikan usaha dan dikendalikan dari rumah. Mereka adalah Sarinem, Susi Yanti, dan Shanti.Â
Dalam keseharian, Â mereka sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Lalu melakukan serangkaian aktivitas pertanian.
Bertanam sayuran, merawat tanaman kopi, lada, karet dan tanaman lain yang dapat dimanfaatkan. Bisa untuk konsumsi keluarga atau dijual. Â
Bahkan seringkali para ibu ini menjadi buruh di kebun orang untuk mendapatkan upah harian. Bisa mutil kopi, nderes karet, menanam jagung atau singkong.
Belida sendiri adalah salah satu kampung kecil. Daerah dengan jumlah KK sekira 60 ini  masuk dalam Dusun Bukit Jambi, Kampung Gunung Katun.
Kampung Gunung Katun masuk daerah administrasi Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung.
Inisiasi Produk WayKan Coffee
WayKan Coffee merupakan produk kopi yang dihasilkan setelah melalui proses pelatihan dan pendampingan.
Pendampingan  yang cukup lama oleh PT BWKM melalui departemen Community Development (Comdev) akhirnya menghasilkan end of product bernama WayKan coffee produksi ibu-ibu dari Belida.
Proses tersebut berupa sharing pengalaman dan teknologi penerapan sederhana dalam program Farmer Field School (FFS) atau Sekolah Lapangan Petani.
Topik khusus untuk FFS adalah penerapan praktik pertanian yang baik (good agriculture practices), produksi kopi, pengenalan quality product, dan  marketing.
Tepatnya, FFS tersebut diimplementasikan pèr akhir tahun 2019. Di tahun pertama dan kedua lebih fokus pada praktik pertanian yang baik di kebun.
Seusai covid-19, akhir tahun 2023 FFS mulai menyasar penanganan biji kopi pasca panen. Materi diskusi antara lain petik merah, proses penjemuran kopi, kupas kopi dan pemilahan biji kopi.
FFS tahap kedua dengan melibatkan pemilik Nuwo Kupi, Yanggi Achmad sebagai external facilitator.
Tak hanya berhenti di situ. Materi berikutnya praktik menggoreng kopi dengan 3 tingkat, yaitu light, medium dan medium to dark.
Para ibu pun diminta untuk melakukan praktik menyeduh kopi versi kebiasaan di rumah dan didiskusikan bersama.Â
Lalu para ibu juga difasilitasi oleh fasilitator eksternal untuk mencoba menyeduh dan menyuguhkan kopi ala para Barista.Â
Selanjutnya 'seleksi alam' pun terjadi. Dari tiga calon  grup kelompok wanita, grup Belida pun dipilih untuk memulai usaha mereka dari rumah.
WayKan Coffee pun menjadi brand usaha para ibu. Produk perdana diluncurkan pada akhir November 2023.Â
Jenis Produk WayKan Coffee
Produk WayKan Coffee kini terdiri atas produk kopi itu sendiri dan cookis berbahan kopi.
Ada 4 kategori produk kopi yang dipasarkan oleh ibu-ibu asal Belida. Grade A 200 gram (roasted bean dan kopi bubuk), grade B bubuk (200gr dan 50gr).
"Kelebihan produk kami adalah 100% kopi lokal, Robusta dan Robinson (Liberika)", kata Sarinem selaku koordinator.
Ia menambahkan, kopi kualitas grade A adalah hasil seleksi berupa petik merah. Sementara grade B, sedikit di bawah grade A.
Saat ini, produk WayKan Coffee telah dijual sdi sekitar lokasi dan juga keluar daerah melalui kenalan dan promosi langsung.
Penjualan WayKan Coffee dilakukan sendiri oleh para ibu dan pendamping. Juga melalui beberapa cafe dan pusat oleh-oleh.
Selain produk kopi, kelompok ibu Belida ini juga membuat produk berbahan dasar kopi. Namun prosuk unggulannya tetaplah berupa kopi bubuk dan roasted bean.
Sarinem, Susi, dan Shanti adalah ibu rumah tangga yang ingin maju melalui usaha produk kopi.Â
Sekalipun usahanya  dari rumah, produk rumahan ini tetap mengutamakan kualitas agar bisa bersaing dengan produk kopi lainnya.
WayKan Coffee sudah memiliki PIRT dslan terdaftar di Pemda Way Kanan. Saat ini sedang menunggu sertifikat halal.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H