Proses tersebut berupa sharing pengalaman dan teknologi penerapan sederhana dalam program Farmer Field School (FFS) atau Sekolah Lapangan Petani.
Topik khusus untuk FFS adalah penerapan praktik pertanian yang baik (good agriculture practices), produksi kopi, pengenalan quality product, dan  marketing.
Tepatnya, FFS tersebut diimplementasikan pèr akhir tahun 2019. Di tahun pertama dan kedua lebih fokus pada praktik pertanian yang baik di kebun.
Seusai covid-19, akhir tahun 2023 FFS mulai menyasar penanganan biji kopi pasca panen. Materi diskusi antara lain petik merah, proses penjemuran kopi, kupas kopi dan pemilahan biji kopi.
FFS tahap kedua dengan melibatkan pemilik Nuwo Kupi, Yanggi Achmad sebagai external facilitator.
Tak hanya berhenti di situ. Materi berikutnya praktik menggoreng kopi dengan 3 tingkat, yaitu light, medium dan medium to dark.
Para ibu pun diminta untuk melakukan praktik menyeduh kopi versi kebiasaan di rumah dan didiskusikan bersama.Â
Lalu para ibu juga difasilitasi oleh fasilitator eksternal untuk mencoba menyeduh dan menyuguhkan kopi ala para Barista.Â
Selanjutnya 'seleksi alam' pun terjadi. Dari tiga calon  grup kelompok wanita, grup Belida pun dipilih untuk memulai usaha mereka dari rumah.
WayKan Coffee pun menjadi brand usaha para ibu. Produk perdana diluncurkan pada akhir November 2023.Â