Hari ini, Sabtu 10 Februari 2024 adalah hari libur nasional. Dalam almanak nasional, tercatat sebagai libur dalam rangka Perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek 2924.
Sementara itu, dalam perhelatan demokrasi Indonesia, tanggal 10 Februari 2024 merupakan hari terakhir kampanye akbar.Â
Ini merupakan salah satu rangkaian dalam rangka Pemilu Serentak yang bakal digelar tanggal 14 Februari 2024.
Lantas, apa hubungan antara hujan, imlek dan kampanye akbar terakhir jelang pesta demokrasi Indonesia itu?Â
Mungkin saja tidak ada, tetapi ada satu dua catatan terkait tiga peristiwa ini: hujan, imlek dan kampanye.
Manfaat Air Hujan
Turunnya air hujan merupakan salah satu tahap dari siklus air di bumi. Â Peran air hujan itu vital bagi makhluk hidup.
Air hujan bisa dimanfaatkan secara langsung. Bagi manusia, hewan, dan tumbuhan, air hujan dapat diminum untuk keberlangsungan hidup mereka.
Air hujan yang tidak dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup, akan ditampung. Di danau, sungai, dan dialirkan hingga ke laut.
Air hujan juga diserap ke dalam tanah untuk mendukung air tanah yang dimanfaatkan dalam bentuk mata air, sumur penduduk dan artesis.
Hujan yang tak kunjung turun, membuat manusia resah. Ternak dan tumbuhan pun bisa mati akibat kekurangan air.Â
Namun hujan yang berlebihan juga kurang membawa manfaat. Bahkan merugikan.
Erosi, banjir, tanah longsor sering kali terjadi saat kelebihan air hujan. Tak hanya menimbulkan korban harta, tetapi juga menelan jiwa.
Hujan adalah fenomena alam yang membawa kerugian. Tetapi sebagian bessr  kerugian tersebut karena ulah manusia. Eksploitasi alam tanpa berpikir mengenai dampaknya.
Hujan, Imlek dan Kampanye Akhir
Etnis Tionghoa memiliki harapan tersendiri di saat perayaan Imlek. Mereka percaya, turunnya hujan itu membawa berkah atau rejeki.
Tidaklah mengherankan jika etnis lain pun seringkali mengaitkan turunnya hujan saat perayaan Imlek.Â
Seperti hari ini, hujan turun di sebagian besar daerah sejak tanggal 9 Februari 2024 dalam intensitas yang ringan hingga sedang.Â
Turunnya hujan di hari raya Imlek membawa keberuntungan bagi etnis Tionghoa. Hujan berkat.
Sementara, warga yang ingin mengikuti kampanye akbar hari ini, merasa kurang nyaman. Sebab hujan membatasi gerakan mereka.
Sekalipun ada yang rela berhujan-hujanan, ada yang memilih untuk mencari perlindungan. Bahkan pulang lebih awal atau tidak hadir sama sekali.
Demikian. Kehadiran hujan pun ada yang menyambutnya dengan suka cita. Sementara yang merasa terganggu pun menggerutu.
Bahkan, ada yang menggunakan pawang hujan untul memindahkan hujan ke daerah lain. Mereka tak mau hujan mengganggu acara yang telah dipersiapkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H