Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Herman Seran, Oan Malaka yang Banting Stir demi Membangun dari Pinggiran

24 Januari 2024   08:21 Diperbarui: 24 Januari 2024   12:23 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Herman Seran: membangun dari pinggiran dan menguliti bawang (dok foto: FB Herman Seran)

Herman Seran menjadi salah satu peserta pelatihan dengan status PNS dari Dinas Pertambangan Kabupaten Belu. Sementara saya sendiri adalah salah satu panitia merangkap asisten pelatih dari para instruktur penelitian dari UI, UGM, dan LIPI. 

Awal mengenal Herman Seran, terlihat ia adalah sosok peserta yang tegas dan kritis. Memiliki lumayan banyak pengetahuan, namun tetap selalu ingin berkonsultasi. Tak segan-segannya, ia akan mempertahankan argumennya sekalipun yang dihadapi adalah para doktor. 

Namun Herman Seran bakal mengungkapkan rasa puas dan ucapan terimakasihnya manakala pertanyaannya dapat dijawab dengan baik. Ya, singkatnya ia adalah teman diskusi yang konstruktif, banyak gagasan lalu dibuat lebih secara rasional untuk diimplementasikan.

Setelah balik dari pelatihan, Herman Seran malahan memutuskan untuk kelaur dari PNS. Pergi bekerja di salah satu perusahaan tambang di Kalimantan Tengah. Kemudian melanjutkan S2 di Australia dan kembali bekerja di perusahaan yang sama setelah lulus Pasca Sarjana dari Australia.

Secara tak sengaja pula, saya bertemu Herman Seran di sana saat saya menjadi fasilitator bagi komunitas dampingan perusahaan tersebut di beberapa desa yang ada di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Di sana, kami kembali berdiskusi dan ia lagi-lagi menyampaikan prinsip membangun dari pinggiran dan politik menguliti bawang. 

Meskipun tidak bekerja dalam satu tim, Herman Seran sering mengajak diskusi sekalipun hanya melalui telepon. Terkait ide-idenya yang belum terealisasi. 

Beberapa saat kemudian, di tahun 2013 akhirnya saya bergabung dalam Community Development Department di suatu perusahaan tambang swasta berlokasi di Wetar, Maluku Barat Daya. Saat itu, Herman Seran adalah External Affairs Manager yang membawahi  Community Development (Comdev), Community Relation and Goverment Relation (Comrel & Govrel), dan Permit and Reporting. 

Herman Seran saat masih menjabat External Affairs Manager pada salah satu perusahaan tambang di Wetar, MBD (dok foto: FB Hana Ika)
Herman Seran saat masih menjabat External Affairs Manager pada salah satu perusahaan tambang di Wetar, MBD (dok foto: FB Hana Ika)

Pemimpin, Bukan Bos

Selama menjadi staf yang berada di dalam timnya saya melihat bahwa Herman Seran adalah seorang yang tegas. Bagi saya, ia adalah negosiator yang handal. Pelobi yang mampu menguraikan apa yang hendak dicapai, baik melalui tulisan maupun secara lisan.

Namun dibalik ketegasannya, Ia adalah seorang sahabat baik. Sekalipun menjadi atasan, tak pernah memperlakukan bawahan sebagai pesuruh atau orang yang dianggap sebagai tidak punya kapasitas. Yang pasti, bisa berdiskusi dan berbeda pendapat. 

Herman selalu menjadikan stafnya sebagai partner diskusi. Ia tahu, mana yang harus mengikuti pendapat bawahan dan pada posisi mana ia harus memutuskan dengan tegas sebagai atasan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun